Semua Bab Gairah Terpendam Anak Juragan Kampung: Bab 1 - Bab 10
67 Bab
Bab 1 Awal Pertemuan
"Lo, aku pulang dulu, ya," pamit Ayuna kepada Lola, sahabatnya."Mengapa pulang, Ay? Ini juga baru jam sepuluh," jawab Lola.Lola adalah sahabat Ayuna, yang sedang mengadakan pesta anniversary satu tahun pernikahannya."Mengapa pulang? Kalau kamu takut pulang sendiri, nanti biar diantar oleh Ciko," sambung Feri.Feri juga merupakan sahabat Ayuna, sekaligus suami Lola. Mereka baru saja merayakan anniversary satu tahun pernikahan mereka. Meskipun tinggal di desa, namun, di sana tidak terpencil, dan masih dekat dengan kota, dan hanya membutuhkan waktu dua sampai tiga jam jika ingin ke kota."Diantar Ciko?" tanya Ayuna, yang langsung diangguki oleh kedua sahabatnya itu."Aku tidak mau, dia itu terlalu agresif, aku tidak suka," sambung Ayuna lagi."Bukankah kamu menyukai cowok yang seperti itu? Lagi pula, ayahmu terus menjodohkan kamu dengan orang yang tidak kamu kenal, jadi, lebih baik dengan sepupuku, Ciko," ucap Lola sambil menaik-turunkan alisnya menggoda sang sahabat."Memang benar, t
Baca selengkapnya
Bab 2 Kata-kata pamungkas
"Lepaskan gadis itu!"Terdengar suara teriakan seseorang, membuat ketiganya langsung menoleh. Dengan rasa penasaran yang tinggi, salah satu dari kedua preman tersebut mendekati orang tersebut, yang masih belum diketahui wajahnya, karna memang pencahayaan di jalan tersebut sangat minim."Hei, siapa di sana??" teriak balik preman tersebut sambil berkacak pinggang.Sementara salah satu preman lainnya masih memegang lengan Ayuna. Namun tak sekuat tadi, melihat genggaman preman tersebut melonggar, Ayuna pun berusaha melepaskan kembali tangannya dari genggaman sang preman."Akkhhh ...." Preman tersebut memekik kesakitan saat tangannya digigit oleh Ayuna, hingga cekatan tangannya di lengan gadis itu terlepas."Wanita sialan," umpat preman bertato tersebut, sambil mengibas-ngibaskan tangannya karena rasa sakit.Sedangkan Ayuna langsung berlari menjauh, namun baru beberapa langkah, tiba-tiba tangannya kembali ditarik oleh preman berambut gondrong."Lepaskan aku, lepas!" teriak Ayuna sambil mem
Baca selengkapnya
Bab 3 Menolak perjodohan
"Apa? Menikah?"Jaka terkejut mendengar penuturan bapaknya, sebab ia yakin, jika wanita yang bapaknya maksud itu pasti bukanlah kekasihnya, Neng Indah, sebab Jaka sendiri tahu, jika orang tuanya Indah, lebih tepatnya ayah dari kekasihnya itu, kurang setuju, jika Indah menjalin hubungan dengan dirinya, yang hanya seorang buruh pabrik dengan gaji yang rendah. Dan sialnya, Pak Agus, orang tua Jaka mengetahui, jika ayahnya Indah, yang bernama Wongso, tidak menyukai putranya menjalin hubungan dengan anak gadisnya."Jaka, kau dengar apa yang bapak katakan, tadi kan?" tanya Pak Agus lagi. Sesekali lelaki paruh baya itu memegangi dadanya yang terasa sedikit sesak, sebab Pak Agus memang memiliki penyakit asma, yang saat ini sedang kambuh. Sedangkan Jaka sendiri hanya menganggukkan kepalanya lemah, tanpa berniat untuk menjawab."Jaka, kamu masih ingat Pak Budi, kan? Mandor yang bekerja di perkebunan milik Juragan Wildan?" sambung Pak Agus Dan Jaka kembali menganggukkan kepalanya sebagai jawaba
Baca selengkapnya
Bab 4 Penasaran
Ayuna yang tadinya duduk, seketika bangkit. Gadis itu ingin memastikan, apakah penglihatannya, salah atau tidak. Sedangkan ketiga orang dewasa, yang terlihat sedang asik tersebut, tidak terlalu menghiraukan, apa yang dilakukan oleh Ayuna. Hingga ucapan gadis itu, yang seketika membuat ketiganya, langsung menoleh ke arah gadis itu."Ini poto siapa?" tanya Ayuna, sambil memegang bingkai tersebut."Nak, apa yang kamu lakukan? Jangan sentuh barang orang lain, sembarangan!" ucap Juragan Wildan memperingati."Tidak apa-apa kok, Juragan," jawab Bu Romlah, istri Pak Agus. Sedangkan Juragan Wildan, tak lagi menjawab.Ayuna yang masih belum mendapatkan jawaban, atas pertanyaannya, kembali bersuara."Apa ini putra kalian?" tanya Ayuna, yang kembali bersuara. Sejujurnya, Ayuna merasa sangat penasaran, dengan sosok pemuda, yang ada dalam bingkai poto tersebut."Iya Neng, itu memang poto anak Ibu dan Bapak, namanya Jaka," jawab Bu Romlah. Matanya terus melihat ke arah gadis cantik itu, yang terliha
Baca selengkapnya
Bab 5 Menduga-duga
Sepanjang perjalanan pulang, Jaka terus memikirkan permintaan ayah, dari kekasihnya tersebut. Entah apa yang harus Jaka katakan, pada orang tuanya nanti, memikirkan itu semua, membuat kepalanya, berdenyut nyeri.Sedangkan di tempat yang berbeda, terlihat Ayuna dan Juragan Wildan, baru saja sampai di depan sebuah rumah yang cukup besar. Namun sekali lagi, tak ada di perkampungan tersebut, yang mampu menandingi, besarnya rumah milik sang juragan kampung. Siapa lagi kalau bukan Juragan Wildan."Ini rumahnya, Yah?" tanya gadis itu"Iya. Ini rumah Pak Bandi," jawab Juragan Wildan"Kenapa melamun? Ayo cepetan, turun!" Juragan Wildan menepuk pelan, pundak anak gadisnya, sebelum akhirnya, membuka pintu mobil Jeep miliknya." I-iya, Yah," jawab Ayuna tergagap, lalu kembali menatap rumah yang ada di depannya, saat ini " Semoga saja dugaanku salah," gumam Ayuna dengan suara lirih.Kini keduanya, sudah berada di depan pintu rumah tersebut, saat hendak mengetuk pintu, tiba-tiba pintu tersebut sud
Baca selengkapnya
Bab 6 Niat terselubung
"Sayang sudah dong, jangan ngambek begitu," ucap Juragan Wildan. Saat ini mereka baru saja sampai di depan rumah. Sejak istri dari Pak Bandi tadi menyuarakan keinginannya, untuk menjadikan putrinya sebagai menantu keluarga mereka, juragan Wildan sama sekali belum ada membahas apapun dengan Ayuna, lebih tepatnya, gadis itu yang sedang menghindarinya. Bahkan sepanjang perjalanan pulang, Ayuna sama sekali tidak menatap kearah sang ayah."Ayuna, kamu dengar ayah kan?" ucap Juragan Wildan, sedikit kesal.Ayuna menghentikan langkahnya, lalu berbalik menghadap ayahnya, dengan raut wajah yang juga terlihat kesal. "Ayah itu apa-apaan sih? Buat apa coba, pakai acara menjodohkan aku dengan Ciko, aku tidak suka Yah," ucapnya sambil berdecak kesal."Loh, siapa juga yang mau menjodohkan kamu, itukan ibu Lela yang mau, sedangkan ayah, mana tahu," ucap juragan WildanAyuna memicingkan matanya, menatap sang ayah curiga, sepertinya gadis itu sama sekali tidak mempercayai ucapan ayahnya barusan."Kenap
Baca selengkapnya
Bab 7. Kegigihan Silvi
Di kediaman Juragan Wildan, terlihat ada sepasang suami istri yang sedang duduk di ruang tamu, sudah setengah jam keduanya menunggu sang tuan rumah, namun masih belum ada tanda-tanda sang empu akan keluar dari kamarnya." Kemana sih, itu anak, lama banget di kamar mandi," gerutu sang istri."Sudah jangan begitu, mungkin perutnya sakit, makanya lama," jawab suaminya.Saat wanita itu hendak kembali membuka mulutnya, tiba-tiba pintu kamar milik seseorang yang sejak tadi mereka tunggu akhirnya terbuka, bersamaan dengan dengan seorang gadis yang tersenyum ke arah keduanya."Nih dia, anaknya, lama banget sih Ay? Tidur kamu, di kamar mandi?" sembur wanita itu begitu melihat Ayuna. Ya, dia adalah Ayuna Baskoro."Hehehe ... maaf," jawab gadis itu."Cepat katakan! Untuk apa kamu menyuruh aku dan Feri datang ke rumahmu?" tanya wanita itu langsung, yang ternyata adalah Yola dan Feri suaminya, sekaligus sahabat Ayuna."Ayah, sepertinya mau menjodohkan aku sama Ciko," ucapnya langsung, setelah dudu
Baca selengkapnya
Bab 8. Menerima pekerjaan
Mendengar suara seseorang, keduanya kompak menoleh ke arah sumber suara."Ayah," ucap Silvi sambil tersenyum. Ya, orang itu adalah Pak Budi ayahnya Silvi, sekaligus mandor perkebunan tersebut.Jaka yang ditatap langsung mencoba menjelaskan maksud kedatangannya. "Begini Pak, kedatangan saya ke sini untuk menanyakan tentang pekerjaan," jawabnya."Pekerjaan?" ucap Pak Budi, mengulang kata-kata Jaka."Iya Pak, saya datang ke sini untuk menanyakan pekerjaan, Bapak saya bilang, kalau Pak Budi sedang membutuhkan seorang pekerja, dan Bapak saya, meminta saya untuk menggantikannya," ucap Jaka."Oh jadi kamu bersedia menggantikan Pak Agus, untuk bekerja di perkebunan, ini," tanya Pak Budi memastikan."Iya Pak, saya datang ke sini, memang untuk menggantikan pekerjaan Bapak saya," ucap Jaka.Mendengar ucapan Jaka, Pak Budi dan Silvi tersenyum senang. Khususnya Silvi, gadis itu sangat senang, karena akhirnya pemuda yang disukainya itu sebentar lagi akan bekerja di perkebunan, itu artinya jika seti
Baca selengkapnya
Bab 9. Kecurigaan Lola
"Maksudmu apa? Bukankah sebelumnya aku sudah mengatakannya padamu, jika aku sama sekali tidak memiliki perasaan apapun, sama kamu?" ucap Ayuna."Aku tahu, tapi apa tidak bisa kamu memberikanku kesempatan sekali saja Ay, aku beneran cinta sama kamu, dan aku rasa tidak ada laki-laki yang rasa cintanya, sebesar aku mencintaimu," ucap Ciko meyakinkan."Katakan, apa yang harus aku lakukan agar kamu mau memberikan aku kesempatan," ucap Ciko, berharap Ayuna akan memikirkan permintaannya."Tidak bisa Ko, sebaiknya kamu cari gadis lain, kamu bukan tipeku, dan lagi pula, aku tidak memiliki perasaan sama kamu, jadi aku tidak bisa memberikan harapan palsu," ucap Ayuna.Ciko mengepalkan tangannya dibawah meja, sungguh harga dirinya seperti sangat direndahkan oleh gadis yang ada didepannya ini, tapi walaupun begitu, Ciko tetap mencoba untuk mengendalikan emosinya. Sebenarnya selama ini Ciko berusaha untuk mengendalikan dirinya, agar tidak bertindak sembarangan yang nantinya akan membuat Ayuna seman
Baca selengkapnya
Bab 10. Kembali melihatnya
Lola melangkah masuk kedalam rumahnya, yang memang tidak tertutup rapat. Seketika matanya membola, saat melihat adegan yang ada di depan matanya.Ayuna yang melihat kedatangan Lola, dengan sedikit panik gadis itu langsung saja menarik kakinya dari pangkuan Ciko, Ayuna tidak ingin sahabatnya itu berpikir yang tidak-tidak tentang mereka. Walaupun Ayuna sempat merasakan gelenjar aneh karena sentuhan Ciko di kakinya tadi."Sedang apa kalian?" tanya Lola, membuat Ciko langsung menoleh ke arah sumber suara. Berbeda dengan halnya Ayuna, yang mencoba tetap bersikap biasa."Jangan mikir yang aneh-aneh deh Lo, itu tadi aku lagi dipijat oleh sepupumu," jelas Ayuna, yang tahu arti dari tatapan sahabatnya itu."Memangnya kenapa tuh kaki, kok sampai memar gitu?" tanya Lola, lalu mengambil posisi duduk disebelah Ayuna."Ayuna tadi terpeleset saat berada di kamar mandi, aku hanya membantunya untuk memijat kakinya, agar mengurangi rasa sakit dibagian kakinya," jelas Ciko."Kok bisa sih? Makanya hati-h
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status