All Chapters of Kontrak Pernikahan Sang CEO: Chapter 21 - Chapter 30
81 Chapters
21. Aneh
Pukul lima pagi, Layla sudah bersiap-siap di kamarnya.Arsen memberitahu bahwa pesawat yang ditumpangi ibunya akan lepas landas pukul 7 tepat, jadi ia memilih untuk bersiap lebih awal. Layla memasang sweater, lalu memberi riasan pada wajahnya.Helaan napas berat berembus dari mulutnya. Ia merasa agak pusing. Jemarinya memijat-mijat sisi kepalanya yang berkedut nyeri. Rasanya, bagian belakang kepalanya baru saja dipukul dengan batu keras dan sakitnya terus bercokol di sana.Ketika ia bangun pukul setengah lima tadi, ia hampir jatuh dari tempat tidur karena pusing yang mendera. Ia berjalan susah payah ke kamar mandi sambil bertopang pada tembok, lalu menyiram kepalanya dengan air dingin. Setelah beberapa saat, sakitnya sudah agak berkurang.Layla menatap pantulannya di cermin dan menambahkan sedikit perona di kedua pipinya. Wajahnya agak pucat, jadi menambahkan perona pipi akan sedikit menyamarkannya. Ia hanya tidak ingin membuat Arsen bertanya mengenai kondisinya, ia tahu bahwa pria it
Read more
22. Layla Sakit
Setelah mengantar kepergian ibu mertuanya, nenek, dan Kiran, Arsen langsung mengantar Layla ke supermarket untuk berbelanja. Arsen berniat untuk menemani, tetapi Layla menolak. Pria itu sudah terlambat untuk pergi ke kantor dan menemaninya berbelanja akan membuatnya semakin terlambat.Untungnya, Arsen mengikuti permintaannya dan segera berangkat ke kantor.Layla hanya tidak ingin merepotkan Arsen, lalu membuat pekerjaan pria itu bertambah. Dia sudah cukup pusing dan lelah dengan pekerjaan kantor, jadi Layla tidak ingin menambah masalahnya.Layla mengambil keranjang belanjaan dan melangkah ke dalam supermarket yang tidak terlalu ramai. Ia berhenti sejenak untuk memijat kepalanya yang kembali berdenyut sakit. Dalam perjalanan ke sini, Arsen lagi-lagi bertanya mengenai kondisinya.Memangnya sekentara itu, ya?Layla menatap pantulannya di dinding kaca supermarket. Ia terkejut mendapati wajahnya begitu pucat, perona pipi rupanya tidak cukup untuk menutupinya. Pantas saja Arsen terlihat kha
Read more
23. Kekhawatiran Arsen
"Halo Arsen?""Layla?""Ya?""Ada apa dengan suaramu?"Suaranya? Apakah kentara?Layla menjauhkan ponselnya sejenak dan berdehem. Suaranya agak parau, tetapi Layla sudah berusaha keras untuk terdengar normal. Ia tidak ingin Arsen tahu mengenai kondisinya."Hanya kurang minum," kata Layla, berbohong. Ia merasa bersalah melakukannya, tetapi mau bagaimana lagi."Apa kau baik-baik saja di sana?" Tanya Arsen, suaranya dipenuhi kekhawatiran."Aku baik, jangan khawatir," ucap Layla cepat. "Kau bilang ingin keluar kota sore ini, bukan? Apa yang terjadi?" Tanyanya, mencoba mengalihkan topik."Ada masalah di kantor dan butuh penanganan segera," jelas Arsen, suaranya agak nyaring. Sayup-sayup, terdengar pengumuman keberangkatan pesawat dan hiruk-pikuk dari aktivitas yang ramai. Sepertinya, Arsen telah berada di bandara.Pria itu melanjutkan, "Aku minta maaf, tapi apa tidak apa-apa kau tinggal di sana sendirian? Aku harus pergi selama tiga hari.""Tidak apa-apa," sahut Layla. Ia sudah terbiasa se
Read more
24. Sikap Aneh Arsen
"Sudah bangun?"Suara Arsen menyapa pendengaran Layla ketika membuka mata. Ia menoleh ke samping, menemukan pria itu tengah duduk di tepi tempat tidur.Layla memperhatikan penampilan Arsen, menyadari bahwa suaminya sama sekali belum berganti baju. Kemeja yang dipakainya tampak kusut, dan wajah pria itu terlihat sangat lelah.Ia bertanya-tanya apa Arsen tidur di sini semalaman? Dia terlihat tidak tidur dengan baik."Ayo, sarapan dulu," ucap Arsen. Ia membantu Layla untuk duduk, lalu mengambil mangkuk sup di atas nakas. Aromanya yang menggiurkan memenuhi penciuman Layla.Mendadak perutnya berbunyi keras.Arsen yang hendak mengambil sendok langsung berhenti. Keduanya saling menatap, kemudian Arsen tertawa kecil. Wajahnya tidak terlihat meledek. Malahan, Arsen terlihat gemas.Layla memalingkan wajah dengan pipi memerah. Malu sekali. Namun, apakah ia bahkan bisa merasa malu lagi? Arsen telah melihat segala tingkah memalukan dan kecerobohannya. Dibanding yang lain, apa yang terjadi sekarang
Read more
25. Saran Gila dari Kiran
"Ck, ada apa sih dengan Arsen?"Olivia berdecak kesal untuk kesekian kalinya hari ini. Ia mendorong ponselnya dengan kasar ke atas meja, lalu menyandarkan kepalanya ke kursi. Matanya menatap bosan jalanan yang dipadati oleh kendaraan roda empat.Sudah berjam-jam berlalu sejak Olivia berusaha menghubungi Arsen agar datang menemuinya, tetapi pria itu seolah mengabaikan pesannya. Ia penasaran apa Arsen sedang sibuk menghabiskan waktunya dengan gadis sok polos itu, atau dia memiliki acara bersama keluarganya lagi?Keluarga Arsen sejujurnya sangat memuakkan dan menyebalkan.Tidak ibunya, tidak neneknya, tidak adiknya, semuanya sangat menjengkelkan. Olivia mendengus ketika mengingat kejadian di kantor. Ibu Arsen dengan angkuhnya mengusirnya keluar di depan Layla.Sialan.Ia tidak mengerti kenapa ibu Arsen tidak menyukainya. Tidak pernah sekalipun wanita itu menyambutnya dengan hangat. Ia selalu berusaha tampil sempurna di depan wanita itu, tetapi tetap saja sikapnya tidak pernah berubah.Ke
Read more
26. Percikan
Arsen sebenarnya tidak ingin berangkat ke kantor pagi ini, mengingat kondisi Layla yang masih sakit. Akan tetapi, ada hal mendesak yang harus ia urus mengenai masalah keuangan perusahaan. Ia harus menyelesaikannya sekarang juga dan berharap bisa kembali ke rumah secepat yang ia bisa.Layla mengatakan bahwa kondisinya sudah membaik, tetapi tetap saja Arsen merasa khawatir. Sejak menemukan gadis itu terjatuh di dapur, Arsen tidak bisa berhenti memikirkannya. Mungkin Layla berpikir bahwa dengan berbohong, maka ia tidak akan merepotkan Arsen. Nyatanya, Arsen justru merasa sangat bersalah.Layla adalah istrinya. Tanggung jawabnya.Orang tuanya telah mempercayakan Arsen agar menjaga Layla, tetapi baru beberapa hari setelah pernikahan, ia sudah melalaikan tugasnya.Bahkan jika pernikahan ini hanya berjalan sampai setahun, dan mereka tidak melibatkan perasaan apa pun, ia akan selalu menjaga Layla.Rasanya ada sesuatu yang terjalin di antara keduanya.Arsen tidak mengerti, tetapi setiap kali i
Read more
27. Kesepian
Pagi-pagi sekali, Layla telah bersiap dan pergi ke dapur untuk memasak. Ia berniat untuk membuatkan Arsen bekal makan siang, jika pria itu tidak keberatan. Ia tidak tahu apa Arsen selalu membawa bekal. Tetapi, jika Arsen tidak mau, maka Layla akan memakannya sendiri.Sebenarnya, makanan itu adalah bentuk rasa terima kasihnya, sebab Arsen sudah merawatnya ketika ia sakit.Makan malam yang ia siapkan semalam juga sama. Ia senang karena Arsen menyukai masakannya dan menghabiskan semuanya. Pria itu bahkan kembali membeli kue untuknya. Itu sudah terjadi dua kali. Ia jadi menduga-duga apa Arsen akan terus membelikan sesuatu untuknya?'Jangan berharap'.Kalimat itu seketika melintas di kepala Layla. Benar, jangan pernah berharap. Ia mungkin akan kecewa dan kembali menyalahkan dirinya sendiri.Biarkan semuanya mengalir seperti air sungai dan terimalah apa yang terjadi. Biarkan takdir mengatur segalanya, ia hanya perlu menjalaninya. Meskipun, perpisahan tetap saja terasa menyakitkan.Layla men
Read more
28. Satu Hari yang Berlalu
Mungkin Layla bisa mengunjungi orang tuanya sesekali.Tetapi, Layla takut pertahanannya runtuh ketika ia bertemu dengan ibunya. Ia tidak ingin ibunya melihat sedikit pun kesedihan di wajahnya. Setidaknya, walaupun ini hanya setahun, ia ingin ibunya merasa bahagia.Layla merogoh ponselnya di saku dan menimbang-nimbang untuk menghubungi ibunya. Ia menekan nomornya dan ragu-ragu menempelkan ponselnya ke telinga. Telepon diangkat pada dering kedua. Ketika suara sapaan ibunya terdengar, Layla rasanya ingin menangis."Layla, Nak.""Ibu.""Bagaimana kabarmu, Sayang?""Aku baik, sangat baik, Ibu," jawab Layla. "Bagaimana kabar Ibu dan ayah?""Ibu baik, ayahmu juga. Kami mulai sibuk mengurus masalah perusahaan, syukurlah sudah membaik berkat suamimu dan Arinda," jelas ibunya dengan suara yang bahagia. Layla yakin ibunya tengah tersenyum di seberang sana. "Arsen banyak membantu, Nak. Dia datang ke perusahaan beberapa hari yang lalu."Layla mengernyit. "Benarkah?""Iya, katanya dia mungkin harus
Read more
29. Pujian Tak Terduga
Layla tidak tahu apa semalam itu hanya mimpi atau kenyataan, tetapi melihat Arsen yang tidak mengatakan apa-apa pagi ini, sepertinya itu hanya mimpi. Barangkali, Layla terlalu memikirkan kepulangan pria itu, sampai ia memimpikannya.Layla menyiapkan sarapan di meja makan dan menatap lorong kamar Arsen, menunggu kedatangan pria itu. Ia hanya membuat sarapan sederhana—pancake—karena Arsen tidak makan banyak di pagi hari. Untuk bekalnya, ia membuatkan salad ayam dan tumis brokoli dan jamur. Ia harap Arsen menyukainya. Lalu malam nanti, ia berniat untuk membuat pasta.Ia selalu berusaha untuk melakukan tugasnya dengan baik sebagai seorang ... istri.Layla mengatur pancake di atas piring ketika Arsen akhirnya muncul. Dia tidak memakai dasinya, tetapi malah menyampirkannya di bahunya. Ragu-ragu, pria itu menatap Layla dan gadis itu langsung mengerti.Sepertinya, hal ini akan menjadi kebiasaan.Layla sebenarnya tidak keberatan, hanya saja ketika ia memasang dasi dan Arsen menatapnya, degup j
Read more
30. Pergi Bersama ke Festival
Layla duduk di ruang tamu setelah membuat pasta. Arsen tidak mengatakan apa-apa tentang lembur, jadi ia berasumsi pria itu akan pulang cepat. Mungkin satu jam dari jam pulang kerja—pukul tujuh, atau mungkin sedikit lebih lama mengingat dia suka bekerja.Layla akan menunggu sampai jam sepuluh untuk makan malam bersama. Ia tidak terlalu berselera makan sendiri, jadi ia memutuskan untuk menunggu Arsen. Tetapi jika sudah lewat jam sepuluh, ia terpaksa akan makan sendiri dan menelepon Arsen untuk menanyakan kepulangannya.Layla mengira bahwa Arsen mungkin juga lebih suka menghabiskan waktunya di kantor, sebab Olivia ada di sana. Ia tahu bahwa Arsen selalu bersikap profesional dalam bekerja, tetapi tetap saja keberadaan sang kekasih pasti akan membuat pria itu lebih bersemangat.Ia meremat jarinya dan menggeleng pelan. Jika ia membiarkan otaknya untuk memikirkan hal itu terus-menerus, ia hanya akan merasa sedih. Dan itu tidak ada gunanya. Akan lebih baik jika ia melakukan hal-hal yang lebih
Read more
PREV
123456
...
9
DMCA.com Protection Status