Merasa ibunya makin lama makin ngawur, Fandy buru-buru lari.Di dalam sebuah kendaraan lapis baja, Fandy bertemu dengan Fitri."Lama tak berjumpa."Tiga tahun berlalu, tetapi rasanya seakan baru kemarin.Perbedaannya hanya, hati Fandy kini sudah sama sekali tak bergejolak, sedangkan di mata Fitri justru sulit menyembunyikan kerumitan."Kamu menikah di Kota Bela Diri?"Walau Fitri sudah melihat dan mendengarnya, awalnya tak ingin bertanya, tetapi pada akhirnya tetap saja tak kuasa membuka mulut."Ya, sudah menikah."Setelah terdiam sejenak, Fitri kembali bertanya."Itu karena mau menyelesaikan misi sehingga kamu menikah, atau ...."Fandy tidak menghindari tatapannya.Dengan serius dia menjawab, "Karena sungguh-sungguh ingin menikah. Fiona adalah wanita baik, layak aku kasihi."Melirik ke luar kendaraan, Fitri mengendalikan emosinya. Soal apa yang sebenarnya Fitri pikirkan di dalam hati, bahkan dirinya sendiri pun kini tidak terlalu jelas."Di Kota Bela Diri aku pernah bertemu roh jahat,
Read more