“Kok, naik ojek?”“Eh, pagi, Pak El,” sapa Sinar terus berjalan memasuki lobi dan hanya melihat sekilas pada Elo. “Duh, pagi-pagi sudah bau rokok.”Elo meringis. Segera membuka jaket, melipatnya asal dan membawanya. “Hidungmu tajem banget, padahal belum habis sebatang.”Elo memang belum sempat menghabiskan rokoknya, ketika melihat Sinar turun dari ojek. Tadinya, ia masih bersandar santai di dalam mobil, tetapi buru-buru mematikan rokoknya dan segera keluar menyusul Sinar.“Tapi, kenapa naik ojek?” tanya Elo menaiki tangga berdampingan dengan Sinar. “Sore dijemput Bima?”“Motor saya di bengkel,” ucap Sinar. “Pas keluar komplek, tahu-tahu berenti sendiri. Distarter nggak mau nyala. Makanya telat, tapi udah izin kok sama pak Harsa.”“Kalau gitu nanti sore aku antar pulang.”Sinar menggeleng. “Nanti siang motornya saya ambil, jadi, pulang sudah bisa bawa motor.”“Yakin sudah baik?”“Jangan doain jelek napa.” Sinar meletakkan tasnya di atas meja, seraya duduk di kursinya. “Oia, Pak Harsa mi
Last Updated : 2025-05-25 Read more