Alicia tidak langsung pergi.Ia berdiri di hadapan meja kerja Lewis, menatap lelaki itu dengan sorot mata yang nyaris berair, namun tetap terkontrol. Tekanan emosinya bukan sekadar marah, ia sedang memainkan kartu tersakitnya.“Saya sudah pulang larut malam, bekerja dua kali lebih keras, bahkan menggantikan fungsi manajemen yang seharusnya dikerjakan lima kepala divisi. Semua itu ... karena pabrik ini ribuan kepala keluarga yang menggantungkan hidupnya disini,” ucapnya lirih, tapi cukup tajam untuk menembus dinding pertahanan Lewis.Lewis mengusap wajahnya, gelisah. “Al, ini hanya rapat tahunan biasa.”Alicia tersenyum kecil. “Saya cuma kasihan, Pak. Bagi saya rapat ini bukan sekadar ‘biasa’. Semua investor besar ada di sana. Kalau strategi digital ini dipresentasikan hanya oleh Andre yang bahkan tidak tahu napas dari sistem ini, Bapak bisa kehilangan momentum.”Kalimat itu membuat Lewis diam. Dia selalu akan menjadi lemah jika itu berhubungan dengan pabrik.Matanya menatap map di atas
Last Updated : 2025-07-16 Read more