Setelah keheningan panjang menyelimuti kamar, Lewis perlahan bangkit dari kursinya. Ia mengusap wajahnya yang basah oleh keringat dan amarah yang tertahan. Napasnya masih berat, tapi kini ada percikan tekad di matanya.Ia menoleh pada Zaylin yang duduk di dekat jendela, memandangi langit Bali yang mulai redup sambil memangku Levi.“Zaylin,” ucap Lewis, suaranya rendah, “Boleh aku minta tolong?”Zaylin menoleh dan mengangguk. “Tolong jaga Levi bentar. Aku mau bicara berdua sama istriku.”Zaylin menoleh, lalu mengangguk mengerti. “Tentu,” katanya singkat.Ia berdiri, lalu menyentuh lengan Ralin sejenak, memberi dorongan diam-diam. Setelah itu, ia melangkah keluar, membujuk Levi untuk menikmati makanan yang lezat di restaurant hotel bintang lima ini.Ketika pintu kamar tertutup, Lewis dan Ralin saling menatap. Tak ada kemarahan di antara mereka, hanya dua orang yang saling terluka, tapi masih memilih bertahan.Lewis mendekat, lalu menunduk di hadapan Ralin.Ia menarik napas panjang, denga
Terakhir Diperbarui : 2025-07-22 Baca selengkapnya