All Chapters of Istri Penebus Hutang CEO Dingin : Chapter 81 - Chapter 90

"Bagaimana mungkin dia bisa menghilang?""Aku juga tidak tahu. Ini sangat aneh menurutku."Seorang wanita hamil tengah berhadapan dengan seorang pria berjas hitam yang duduk di seberangnya. Ia terkejut dengan kabar mengenai hilangnya istri seorang Ferdinan Arlyansyah. Berbagai pertanyaan hinggap di kepalanya. Apa yang menyebabkan wanita itu menghilang? Siapa dalang di balik menghilangnya Airy? Apakah Airy menghilang pergi sendiri, atau memang ada seseorang yang menyembunyikan? Dan memang seandainya Airy sengaja menghilang, apa tujuannya?"Bukannya dia akan bekerja di perusahaan milikmu?" tanya wanita hamil tersebut."Itu semua benar, Nadine."Nadine menghela napas berat. "Apakah kabar ini sudah sampai ke telinga suaminya? Kenapa Ferdinand terlihat seperti biasa saja? Pria itu seperti tanpa beban. Apakah dia sama sekali tidak tahu kalau istrinya menghilang?""Aku belum mengerti bagaimana kondisi Ferdinand? Tapi aku sudah lapor polisi. Dan aku akan melihat bagaimana reaksi pria itu," u

Ferdinand berlari tergesa-gesa setelah mendengar kabar dari pelayan mengenai kejadian yang menimpa Airy di dalam rumah. Pria itu menyusuri lorong rumah sakit dan pergi ke ruang ICU. Wajah pria itu terlihat panik dengan nafas yang memburu. Ketegangan menyelimuti di ruangan itu. Dicky yang baru saja tiba menyusul dan berlari mendekat ke arah Ferdinand. Dia juga terkejut mendengar sesuatu hal terjadi pada istri bosnya. Ketika melihat Ferdinand berhenti di ruang ICU, Dicky dapat melihat wajah tegang yang ditampilkan oleh pria tampan itu."Belum ada dokter yang keluar?" tanya Dicky sedikit menggumam. Ferdinand menggeleng. "Belum."Ferdinan meraup wajahnya dengan kasar. Napasnya terasa terengah-engah karena berlari barengi dengan kepanikan yang luar biasa. Ia beralih menatap wajah Dicky secara lekat. "Apa yang terjadi sebenarnya? Apakah kamu sudah memeriksa CCTV di dalam rumah?" tanya Ferdinand. Dicky adalah orang kedua yang tahu setelah Ferdinand ketika mendengar tentang Airy. Sebelum

Setelah 1 minggu dirawat di rumah sakit, Airy sudah diperbolehkan pulang ke rumah. Dokter telah memberikan perawatan terbaik sesuai yang diminta oleh Ferdinand. Pria itu bukan hanya memberikan perawatan terbaik untuk istrinya. Namun juga pengamanan serta menjaganya dengan cukup ketat untuk mengantisipasi istrinya berbuat nekat lagi. Saat pertama kali sadar dan membuka mata, Airy mencoba menyakiti dirinya sendiri dengan mencabut jarum infus, memecahkan alat makan milik rumah sakit yang terbuat dari kaca, mencoba terjun dari lantai tertinggi di gedung rumah sakit itu, dan kabur berlari ke jalan raya. Ferdinand hampir saja habis kesabaran menghadapi Airy. Dokter pun ikut kewalahan dan berkali-kali menyuntikkan obat penenang agar Airy mengendalikan emosinya. Kejadian itu berlangsung sampai 3 hari berturut-turut. Ferdinand bahkan hampir memukul Airy jika tidak ditahan oleh suster. Hari ini adalah hari spesial bagi Ferdinand karena akan membawa istrinya pulang. Ia memastikan pengawasan

Ferdinand dan Dicky kini sedang berhadapan dengan salah satu karyawan yang bekerja di pertambangan kilang minyak miliknya. Keduanya mencoba mencari cara untuk membawa orang itu pergi dari sana, karena pria itu kebetulan tinggal di asrama karyawan. Saat pria itu keluar untuk mencari makanan, Dicky mengintai dan membekapnya dari belakang serta membawa ke mobil lalu dibawa ke suatu tempat untuk bertemu dengan Ferdinand.Sesampainya di hadapan Ferdinand, pria itu begitu ketakutan padahal Ferdinand belum melakukan apapun. Hal itu semakin menguatkan keyakinan bahwa terjadinya masalah bukan karena suatu kebetulan belaka. Tapi memang disengaja untuk merugikan dirinya.Tak ingin membuang waktu, Ferdinand langsung saja menginterogasi karyawan itu dan mengatakan apa yang sebenarnya terjadi hingga menyebabkan sebuah ledakan dan kebakaran. Dengan wajah ketakutan, pria itu mengatakannya sambil berbohong. Ferdinand sesungguhnya dalam hati merasa geram karena pria itu mencoba berbohong. Tapi ia menc

Airy kini tengah menatap datar sebuah kertas hasil keterangan dari rumah sakit yang berada di tangannya. Wajah cantik nan lembut itu tanpa ekspresi dan juga emosi. Sesekali ia melirik ke arah Ferdinand yang duduk di sampingnya. "Kamu pasti berpikir kalau aku akan bahagia memiliki anak bersama Nadine 'kan?" tanya Ferdinand menatap istrinya.Surat yang berada di tangan Airy, adalah surat hasil keterangan tes DNA yang sudah keluar pada hari kemarin. Ferdinand langsung menunjukkan hasil tersebut kepada istrinya. Dan Airy tampaknya tidak percaya begitu saja."Aku tidak yakin dengan hasil yang tertera di sini," ujar Airy.Ferdinand berdecak kesal. "Apa kamu berpikir bahwa aku memanipulasi hasilnya?" "Melihat hubungan kamu dengan Nadine yang begitu dekat, aku tidak yakin. Sedangkan aku juga tidak tahu apa saja yang kamu lakukan pada wanita itu. Dan membuat aku menjadi kepikiran bahwa anak itu adalah darah dagingmu," sahut Airy dengan santai.Airy selama ini menyimpulkan bahwa Nadine memili