Setelah kejadian itu, Rafasya mengantarkan Kania ke rumah sakit tempatnya bekerja sebelum ia sendiri kembali ke kantor.Sesampainya di parkiran, Rafasya menahan langkah Kania dengan lembut. Ia menggenggam tangan Kania, lalu mengecup kening istrinya.“Semangat kerjanya, istriku,” bisiknya pelan.Kania hanya diam. Sorot matanya tetap dingin, tak berubah sedikit pun. Ia melepas tangan Rafasya pelan tanpa berkata apa-apa, kemudian turun dari mobil dan berjalan masuk.Saat menyusuri lorong rumah sakit, tiba-tiba saja suara familiar memanggilnya.“Dokter Kania, sebentar,” ujar Dokter Bagas, salah satu dokter rehabilitasi saraf yang menangani Rafasya sejak kecelakaan.Kania menoleh. “Iya, Dok. Ada apa?”Dokter Bagas menatap Kania dengan raut sedikit khawatir. “Bagaimana keadaan suamimu? Sepertinya dia sudah lebih stabil, ya?”“Iya, kelihatan begitu,” jawab Kania singkat.“Tapi, Kania, Rafasya sudah dua kali mangkir dari
Last Updated : 2025-06-30 Read more