“Jangan lupa kamu harus membayar hutangmu padaku.” Adra berdiri di belakang Eca, di depan cermin rias, seraya melepas kemeja yang ia kenakan.Eca sempat menundukkan pandangannya, masih sering terkejut karena pria itu kembali memamerkan tubuhnya.“Dua ratus empat puluh juta,” ujar Adra lagi.Eca mengangguk, ia fokus dengan kapas dan pembersih wajah.Dengan tiba-tiba, Adra sedikit membungkuk, ia menopangkan dagunya pada bahu Eca. “Mau membayarnya dengan cicilan ringan?” bisik Adra.Eca memiringkan kepala, menghindari hembusan napas Adra pada lehernya.“Jangan menghindar. Kita harus saling tolong menolong, ‘kan?” ucap Adra.Eca terdiam, dia ingin lari namun suaminya itu segera memeluknya dari belakang dengan erat.Adra mengendus bagian leher Eca. Rambut wangi wanita itu membuatnya tenang."Ish!" spontan Eca mwnghindar. Ia merasa tidak nyaman dengan sikap pria muda itu. Namun dia hanya bisa terpaksa menurutinya.Tanpa aba-aba, Adra menggendong tubuh Eca dan membawanya ke tempat tidur. Sia
Last Updated : 2025-06-28 Read more