Kafe yang beraroma kopi dan roti panggang, yang tak jauh dari sekolah Arka, cukup tenang siang itu. Di sudut cafe yang tidak begitu besar itu, ada area bermain kecil yang penuh dengan tawa beberapa anak yang berlarian. Elara duduk berhadapan dengan Rahayu. Arka masih bertengger di pangkuannya, memeluk erat seolah takut ditinggal. “Sudah lama sekali,” ujar Rahayu sambil merapikan kerudungnya. “Bagaimana kabarmu, Elara?” Elara tersenyum tipis. “Baik, Bu. Terima kasih. Ibu sendiri?” “Ya… begini saja,” jawab Rahayu singkat. Ia mengamati mantan menantunya. Elara masih sama-sama tenang seperti dulu, tapi ada sesuatu yang berbeda.Ya, terakhir kali bertemu, mantan menantunya itu sudah berani menjawab, dan bahkan mengancamnya. Rahayu berdehem kecil, lalu melirik ke Arka. “Arka, coba main di sana ramai temannya. Nenek tunggu di sini sama Ibu," katanya sembari menunjuk area bermain. Arka menggeleng cepat, semakin menempel di bahu Elara. Elara menepuk punggung anaknya. “Sayang, tidak a
Terakhir Diperbarui : 2025-08-21 Baca selengkapnya