Langit memeluk istrinya beberapa saat sampai dia terlihat lebih tenang. Setelah mengurus pembayaran, Langit ngajak Senja kembali ke mobil. Setelah memakaikan seat belt pada istrinya, Langit mulai melajukan mobil itu ke arah cafe langganannya. "Kamu nggak apa-apa kan, Sayang?" Langit bertanya sembari mengusap pelan puncak kepala Senja saat mobil berhenti di lampu merah. "Tasya telepon kamu, Mas." "Ohya? Kamu terima panggilannya kan? Sudah kuduga dia pasti telepon lagi." Kali ini Senja menoleh lalu menatap lekat suaminya. "Jadi, kamu sudah tahu kalau dia akan meneleponmu, Mas? Atau memang sering begitu?" "Dia pakai nomor baru. Nomor yang lama sudah kublokir, Sayang. Dia memang sering telepon, tapi hanya sekali kuterima. Itupun awalnya karena tak tahu itu nomor barunya." "Terus?" "Sengaja aku kasih handphone itu ke kamu karena yakin dia pasti telepon lagi. Biar dia tahu kalau saat ini aku sudah punya istri dan sudah bahagia sama kamu." Langit menoleh sembari tersenyum lalu mulai
Last Updated : 2025-05-08 Read more