Sarah melirik jam tangan tipis di pergelangan kirinya. Jarumnya sudah melaju mendekati angka empat. Langit di luar teras mulai meredup. Angin sore bergerak lamban, membawa bau tanah dan sedikit aroma melati dari pot gantung di sudut tiang. Ia menghela napas, lalu mengajak Meri duduk di teras samping rumah. Bangku kayu panjang yang biasa digunakan Damar untuk merokok kini menjadi saksi bisu konspirasi kecil yang sedang dirancang."Mer, duduk sini bentar, yuk," ajak Sarah dengan nada pelan namun tegas.Meri mengikuti. Ia menarik kakinya naik ke bangku, duduk bersila seperti anak kecil. Bahunya menempel pada bahu Sarah. Posisi mereka sangat dekat, seperti dua sahabat yang saling mencari hangat di tengah dinginnya udara."Kamu sadar gak sih," gumam Sarah, memulai, "Kamu tuh kalau mampir ke rumah aku, selalu dadakan. Dan pasti ... selalu minta numpang kamar mandi. Keluar-keluar dari kamar mandi pasti bikin aku kaget.”Meri terkekeh, lalu menyandarkan kepalanya ke pundak Sarah. "Iya ya? Ga
Huling Na-update : 2025-07-09 Magbasa pa