Saat Bima keluar dari ruangan dengan langkah cepat dan wajah merah padam, Bayu tidak bisa menahan tawanya segera menutup mulutnya dengan kedua tangan. Ia terkekeh pelan, masih menunduk di balik komputernya, meskipun berusaha terlihat sopan.Namun tawa kecil itu tetap terdengar oleh Bima.“Puas, Pak Bayu, lihat saya dimarahi?” tegur Bima sambil menghampiri meja Bayu, suaranya lihat jelas sedang menahan kesal dan penuh kekecewaan.Bayu mendongak dengan wajah tanpa dosa. “Puas banget,” jawabnya santai sambil menyandarkan tubuh ke kursi. “Lagian, urusan kerja malah main-main bahas percintaan. Itu juga sama mantan, lagi. Saingannya jelas-jelas berat, masih sok merasa paling dicintai.”Bima terdiam sejenak, napasnya terasa sesak, seperti baru ditampar kenyataan pahit. Kalimat Bayu barusan, meskipun terdengar seperti candaan, justru seperti menampar harga dirinya.Tanpa membalas, ia hanya menatap tajam Bayu untuk beberapa detik. Tapi karena tidak ingin emosinya tak bisa ia kendalikan, Bima m
Last Updated : 2025-06-14 Read more