Erland menelan ludah saat menyadari kalau dia tidak salah dengar. Tenggorokannya terasa kering, seperti tidak minum berhari-hari. Dia menatap Maureen yang berdiri hanya sejangkauan tangan darinya. Wajah gadis itu begitu dekat, sorot matanya tak bisa terbaca. Saat mengucapkan 'Aku ingin kamu', hasratnya begitu menggebu-gebu. Tapi, aneh sekali. Saat permintaan cium itu keluar dari mulut Maureen, dia justru tidak bisa langsung merespon. "Aku... tidak berani," respon Erland akhirnya, sedikit terbata, kewalahan menghadapi perasaannya sendiri. Erland tidak pernah mengenal apa yang disebut dengan cinta sejati, khawatirnya nasib Maureen sama seperti wanita-wanitanya yang lain.Benar, saat ini dia begitu menggebu-gebu ingin mendapatkan Maureen.Tapi, bagaimana nanti setelah mendapatkan gadis itu? Apakah perasaan ini akan hilang setelah mereka melakukannya? Andaikata dia bosan ada Maureen, lalu bagaimana? Akankah hubungannya dengan Maureen berakhir? "Bukannya tadi kamu yang ingin?" Mauree
Last Updated : 2025-08-21 Read more