Di ruang tamu, koper sudah siap di dekat pintu. Saatnya aku kembali ke Jakarta. Bedanya, kali ini aku pulang bukan cuma untuk bekerja, tapi juga untuk memulai hidup bersama keluarga kecilku—Alvaro dan Rey.Ibu menghampiriku lebih dulu. Senyum hangatnya sedikit tertutup air mata yang berkilat di sudut mata. Tangannya menggenggam jemariku erat, seakan enggan melepas.“Nayla,” suaranya lembut, penuh kasih, “ingat ya, kamu sekarang sudah berumah tangga. Apa pun yang kamu lakukan, utamakan keluarga lebih dulu. Karir itu penting, tapi keluarga jauh lebih berharga. Jangan sampai kebalik.”Dadaku terasa hangat. Aku tahu pesan itu bukan sekadar kata-kata, melainkan doa yang tulus. Aku menunduk, mencium punggung tangan Ibu dengan lembut.“Iya, Bu,” jawabku lirih. “Aku janji.”Ibu mengusap kepalaku, lalu memelukku erat. Harumnya begitu candu, membuatku ingin kembali kemasa kecil dan bersembunyi di pelukan itu lebih lama. Tapi sekarang aku sudah dewasa. Aku harus belajar menggantikan peran Ibu di
Last Updated : 2025-08-18 Read more