Arka berdiri terpaku di ambang pintu ruang tengah, mencoba mencerna kalimat terakhir Alya. “...aku sudah menanganinya.”Ia datang dengan tergesa-gesa, jantungnya berdebar kencang sejak menerima pesan singkat Alya. Ia membayangkan berbagai skenario terburuk. Alya yang menangis, Bara yang ketakutan, atau pertengkaran hebat yang meninggalkan luka baru. Ia sudah bersiap untuk menjadi perisai, menjadi penengah, menjadi penyelamat.Namun, wanita yang menyambutnya bukanlah seorang korban yang butuh diselamatkan. Alya duduk di sana, di sudut kerjanya, dengan punggung tegak dan sorot mata yang tenang. Ia tampak lelah, namun ada kilat kemenangan yang tak bisa disembunyikan di matanya.“Tunggu,” kata Arka, melangkah lebih dekat, suaranya terdengar sedikit bingung. “Apa maksudmu sudah kamu tangani? Apa yang terjadi? Apa yang ibuku katakan padamu? Dia tidak menyakitimu, kan?” Rentetan pertanyaan itu keluar begitu saja, didorong oleh ke
Terakhir Diperbarui : 2025-08-31 Baca selengkapnya