"Beberapa orang tidak nyaman melihatmu sembuh, karena mereka lebih akrab dengan versi lukamu." —Inaya, dalam catatan hariannya Tiga minggu setelah seminar nasional, Rayendra kembali sibuk. Tidak sibuk yang lama, bukan pelarian, bukan “kesibukan sebagai topeng rasa hampa.” Kali ini ia sibuk dengan ritme yang lebih sadar: memilih undangan, menolak beberapa tawaran wawancara, menyusun ulang modul pengajaran bersama dosen muda. Tapi seperti biasa, dunia tidak diam, dunia akademik tidak lupa, dan dunia profesional selalu lebih tertarik pada versi dirimu yang paling bisa dipasarkan. Suatu pagi, email dari seorang editor senior di sebuah penerbit nasional masuk: “Kami ingin mengajak Anda untuk menulis kembali topik 'Selingkuh Itu Ilmiah' sebagai seri buku populer. Versi Anda kini lebih matang, dan akan sangat relevan. Kami ingin pembaca tahu bahwa Anda tidak berhenti, hanya tumbuh.” Rayendra membaca email itu berulang kali. Di satu sisi, tawaran itu terdengar memvalidasi, tapi di sisi
Terakhir Diperbarui : 2025-07-23 Baca selengkapnya