“Kadang rumah bukan tempat kita kembali, tapi ruang yang kita ciptakan saat berani duduk bersama luka dan tetap membuka tangan.” —Rayendra, pengantar buku barunyaHari peluncuran buku Rayendra tiba. Ruang auditorium kampus penuh, tapi berbeda dengan sepuluh tahun yang lalu saat ia meluncurkan Selingkuh Itu Ilmiah . Dulu, suasana penuh sensasi, kamera wartawan mengintai, pelajar datang untuk menyaksikan kontroversi. Kini, yang datang sebagian besar adalah orang-orang yang pernah membaca, terluka, atau bertanya, dan ingin mendengar bukan hanya argumen, tapi hati yang berbicara.Di panggung, Rayendra memegang mikrofon dengan tangan bergetar. Buku barunya berjudul: “Selingkuh Itu Tidak Selesai: Mengaku, Memahami, Menyembuhkan.”“Sepuluh tahun yang lalu,” ucapnya, “saya menulis buku yang membuat banyak orang merasa paham, tapi juga membuat banyak orang merasa disakiti. Saya pikir itu keberanian. Tapi ternyata, itu bentuk lain dari ketakutan: takut mengakui bahwa saya sendiri belum selesa
Last Updated : 2025-07-28 Read more