"Kadang kita tidak takut jatuh cinta, kita takut mengulangi luka yang pernah kita sembunyikan di balik cinta itu."—Inaya, dalam percakapan larut malamHari-hari setelah wawancara berjalan tanpa kehebohan baru. Tapi justru karena itu, Rayendra merasa seperti sedang berjalan di lantai kayu tua, sunyi, tapi bisa patah kapan saja.Ia kembali mengajar, menyusun ulang materi kuliah, membalas pesan pelajar dengan sabar. Tapi di antara semua aktivitas itu, satu hal mulai berubah: jarak antara dirinya dan Inaya.Bukan karena konflik, bukan karena bentrok, tapi karena intensitas emosi yang selama ini mereka rawat dalam kesadaran kini tumbuh menjadi hal yang lebih menuntut: keberanian untuk jujur tentang apa yang mereka rasakan.Suatu malam, mereka duduk di balkon rumah kontrakan Inaya. Udara dingin, langit bersih. Di bawah mereka, suara sepeda motor dan anjing menggonggong menjadi suasana sunyi yang familier.“Jadi,” ucap Inaya pelan, “kita ini apa?”Pertanyaan itu seperti kaca bening, tidak m
Dernière mise à jour : 2025-07-22 Read More