“Dalam penelitian, peneliti harus menjaga jarak dari objeknya. Sayangnya, hati manusia jarang mau ikut aturan.”– RayendraHari-hari setelah percakapan pertama dengan Amel terasa berbeda bagi Rayendra.Notifikasi darinya bukan lagi sekadar data penelitian, tapi semacam denyut kehidupan baru. Amel bukan angka di dashboard riset, bukan juga nama dalam tabel eksperimen. Ia berubah jadi percakapan yang ditunggu, kalimat yang mengisi ruang kosong, dan suara yang diam-diam Rayendra rindukan.Mereka tidak bertemu setiap hari, tapi justru di situlah keintiman tumbuh. Setiap pesan singkat Amel terasa lebih hangat daripada diskusi panjang dengan siapa pun. Batas antara “peneliti” dan “pribadi” semakin kabur.Ironis, pikir Rayendra. Ia, dosen psikologi pernikahan yang sering bicara tentang komunikasi terbuka, justru tak mampu jujur pada istrinya sendiri.Suatu malam, Nadia (Istri Rayendra) bertanya pelan, “Kamu sering banget senyum sendiri akhir-akhir ini.”Rayendra tersenyum seadanya. “Mungkin
Terakhir Diperbarui : 2025-07-14 Baca selengkapnya