Kamar Zira masih berantakan meski sebagian besar belanjaan semalam sudah tertata. Kardus-kardus kosong berserakan di sudut, plastik pembungkus masih tergeletak di lantai. Alesha berjongkok di depan rak buku, menyusun tumpukan catatan kuliah Zira yang baru dibeli. Jemarinya bergerak pelan, tapi pikiran dan hatinya terasa berat.Biasanya, kalau mereka beres-beres bersama, Zira tak henti-hentinya bicara. Tentang dosen yang killer, tugas kelompok yang bikin stres, atau bahkan gosip ringan di kampus. Namun hari ini, seolah ada dinding tak kasat mata yang membatasi. Sunyi. Sesuatu yang asing.“Zira, kamu suka sama warna lampunya? Tadi aku atur biar agak hangat, biar kamar ini lebih nyaman,” ucap Alesha pelan.Zira duduk di ujung ranjang, memeluk bantal kecil di dadanya. Ia hanya menoleh sebentar, menatap lampu gantung yang berpendar lembut, lalu mengangguk tanpa senyum.“Iya. Lumayan,” jawabnya singkat, datar.Alesha terdiam. Itu bukan jawaban Zira yang biasa. Biasanya, gadis itu akan terse
Terakhir Diperbarui : 2025-09-06 Baca selengkapnya