Pintu itu terbuka lebih lebar, dan Alex menghentikan langkahnya tepat di ambang. Matanya menyipit, rahangnya mengeras, ingin rasanya meluapkan amarah saat ini juga, tapi semua harus dia tahan.Revan, salah satu orang kepercayaannya, berdiri di depan pintu dan di sisinya ada Regina.Di tangan Regina tergenggam sebuah botol Macallan 25 Years, minuman yang tak hanya memabukkan, tapi juga memanggil kembali kenangan yang ingin Alex kubur dalam-dalam. Malam sialan itu, malam ketika racikan alkohol dan jebakan Regina membuatnya kehilangan kendali, hingga Naira yang harus menanggung luka yang begitu dalam.Alex mengepalkan jemari, napasnya memburu. Sementara Regina justru melangkah anggun, bibirnya melengkung manis.“Terima kasih, Revan, sudah mengantarku,” ucapnya lembut, nada suaranya penuh kemenangan. Lalu ia menoleh pada Revan dengan senyum yang dibuat semanis mungkin, sebelum tatap matanya bergeser ke Theo. Tatapan itu tajam, seperti memberi kode agar Theo ikut pergi bersama Revan. Meni
Terakhir Diperbarui : 2025-09-26 Baca selengkapnya