Doni mundur. Bukan ke arah kamar mandi, namun ke arah pintu utama apartemen—arah keluar. Tetapi langkahnya terhenti. Pintu itu diaktifikan sidik jari dua arah, sehingga hanya pemilik sidik jari terdaftar saja yang bisa membuka, meski itu dari dalam. Akhirnya, Doni hanya bisa pasrah dan berbalik arah. “Kak Doni, mau kemana? Katanya penggemar gunung kembar…..besar? ini kurang besar?” Ucap Shinta kembali menggoda. Dia memegangi buah dadanya dan memamerkan ke arah Doni yang berdiri mematung di dekat pintu. “Kau menjebakku, Shin? Anton itu temanku. Masak harus ku gasak juga pacarnya.” Kata Doni. Dia memang tidak ada niatan seperti ini pada pacar temannya ini. Shinta tertawa, “kakak belum lihat WA ku lagi? coba lihat. Kak Doni sendiri kan yang minta Shinta kirim foto Anton yang memalukan? Itu lihat,..” Shinta berhenti menjelaskan, tapi tubuhnya mendekat ke Doni untuk berbisik, “ada bonusnya. Udah ah, aku mau mandi. Tungguin ya kak, jangan keluar. Aku takut disini sendiri.” Doni tahu itu
Last Updated : 2025-08-03 Read more