“Kalau serius, berhenti ngatur-ngatur Kanaya. Dia udah setengah bebas. Biarin dia mulai nentuin hidupnya sendiri.” “Itu bukan hidupnya sendiri,” sahut Satria pelan. “Dia bawa Saka, dan posisinya sebagai ibu dari anakku enggak akan pernah berubah. Jadi dia tetap harus menjaga penampilan yang pantas. Sebagaimana aku sebagai ayahnya Saka, kamu pernah lihat aku rambut pirang, gondrong, atau brewokan? Enggak pernah.” “Ya, tapi kamu tuh larang-larang seakan masih ...." “Dia masih istriku, Fa. Masih wajib nurutin soal penampilannya,” potong Satria cepat. Ia merogoh saku jasnya. “Sial, lupa.” “Lupa apa?” “Permen Xylitol, kamu yang bayar ya, aku cari dulu,” kata Satria, berdiri. “Udahlah, balik ngerokok aja.” “Kamu aja yang terus ngisep racun itu,” balas Satria sambil memeriksa ponselnya yang bergetar. Ada pesan masuk dari istrinya. [Mas, aku lupa bilang. Waktu siapin jas,
ปรับปรุงล่าสุด : 2025-10-07 อ่านเพิ่มเติม