Suara langkah kaki semakin mendekat, cepat dan berat. Abyan langsung menutup brankas separuh saja, lalu menyambar dokumen penting dan kotak berukir itu. Ia masukkan ke dalam tas hitam yang memang sudah ia siapkan. “Cepat, Yan!” desis Arya. Ia sudah membuka kembali pintu ruang kerja, wajahnya tegang. Begitu mereka keluar, cahaya senter satpam terlihat di ujung koridor. “Berhenti! Siapa itu?!” suara keras menggema. Arya menarik tangan Abyan, mereka berlari di lorong sempit. Suara sepatu mengejar dari belakang, semakin banyak. Abyan menahan napas, otaknya berpacu. “Ke lorong servis! Jalannya lebih kecil, mereka nggak bisa banyak orang sekaligus.” Arya mengangguk, mengikuti arah Abyan. Mereka melompat melewati tangga darurat, menuruni anak tangga dua-dua. Alarm mulai meraung di seluruh rumah besar itu. “Ini jebakan atau nggak, yang jelas mereka tahu kita ada di sini!” seru Arya. Mereka tiba di lorong gelap menuju halaman belakang. Tapi saat hampir keluar, seorang bodyguard
Last Updated : 2025-09-09 Read more