Keesokan paginya, Daffa dan Nindi menikmati sarapan bersama di meja makan. Suasana terasa sunyi dan dingin, hanya terdengar suara dentingan sendok dan piring yang beradu.Nindi, yang merasa tak nyaman dengan keheningan ini, akhirnya membuka suara. “Mas, kamu semalam dari mana aja? Katanya mau ambil berkas, tapi sampai jam sepuluh kok belum pulang?”Semalam, Nindi memang menunggu kepulangan Daffa, hingga ia ketiduran di sofa karena kelelahan. Saat terbangun, ia masih berada di tempat yang sama, sedangkan Daffa sudah terlelap di ranjang. Hati Nindi terasa perih. Biasanya, Daffa akan menggendongnya ke kamar, memindahkannya dengan hati-hati agar Nindi tidak terbangun. Tapi semalam, ia diabaikan. Ia dibiarkan sendirian, di sofa yang dingin."Harusnya kamu bangunin aku, Mas. Nggak enak tau tidur di sofa. Badan aku jadi pegel," keluh Nindi dengan suara manjanya.Daffa tidak merespon. Ia terus mengunyah makanannya, berpura-pura tidak mendengar."Mas?" tanya Nindi lagi, suaranya terdengar ragu.
Terakhir Diperbarui : 2025-09-12 Baca selengkapnya