"Maaf, Sayang. Aku harus ke kantor."Nindi mengernyit, merasa ada yang janggal. Di jam seperti ini? Sikap Daffa yang tergesa-gesa menambah kebingungannya. "Ke kantor? Ngapain, Mas? Ini kan sudah malam!"Daffa kehabisan akal. Ia tak punya alasan yang lebih baik, ia tak ingin melukai hati istrinya karena sudah menolak berhubungan."Iya, Sayang. Aku lupa. Ada berkas penting yang tertinggal di sana. Aku harus mengambilnya."Setelah selesai berpakaian, Daffa langsung menyambar kunci mobilnya. Nindi mengikutinya, mengantar hingga ke halaman depan."Hati-hati ya, Mas. Kalau sudah ambil berkasnya, langsung pulang! Ingat, kamu belum makan!""Iya, iya, Sayang." Daffa menjawab tanpa menoleh. Ia masuk ke mobil, menutup pintu, dan melesat pergi begitu saja, bahkan tanpa mengecup kening istrinya seperti biasa.Nindi hanya bisa berdiri mematung di tempat. Prasangka buruk mulai merayap di benaknya. Sikap Daffa yang dingin dan terburu-buru, seolah-ola
Last Updated : 2025-09-12 Read more