"Du-dua garis? Kamu ... positif, Yang? Ya ampun! Positif! Ini beneran, ‘kan? Aku gak salah lihat, ‘kan?" Damar mengucap terbata, meskipun jauh di lubuk hatinya ia tidak terkejut dengan hasil itu, mengingat semua yang terjadi.Sedangkan Diana mengangguk, ia bersedekap, gesture tubuhnya menunjukkan penolakan dan rasa lelah. Ia menatap Damar dengan sinis. "Kenapa? Kaget? Itu 'kan perbuatanmu, Mas. Tanggung jawab pokoknya kamu!"Alih-alih melanjutkan kepanikan yang sia-sia, Damar segera menetralkan rasa gugupnya. Ia tahu, sekarang yang dibutuhkan Diana bukan ketakutan, melainkan dukungan mutlak.Damar segera mendekati Diana dan memeluknya dari depan, memegangi pinggang Diana dan menyatukan wajah mereka."Gak kaget, sih, Yang. Kan aku yang pengen kamu hamil," bisik Damar, memaksakan nada ceria untuk menghilangkan ketegangan. "Alhamdulillah, aku akan jadi ayah 3 anak. Aku bersyukur banget, Yang. Artinya benihku masih bagus, 'kan?”Damar tiba-tiba mellow. Ia menangis mengingat kisah masa la
Last Updated : 2025-10-28 Read more