Kini, Damar mendekat, membelai wajah Diana penuh kasih. Lalu, ia bertanya, "Ya, Yang? Ada apa?"Diana berbisik di telinga suaminya, dan seketika itu juga, Damar syok. "Apa?" bisik Damar, suaranya tercekat, kaget karena mengira ada berita buruk. Tapi ternyata, ini berita lebih buruk lagi Diana mengulangi, matanya sedikit memelas karena mual. Ia masih memencet hidung dan menggeleng lemah, "Mas, tidur di kamar sebelah aja. Mas bau! Sumpah, Mas. Aku mual loh deketan sama Mas.”“Ya ampun, Yang!” Damar terdiam. Syoknya berubah menjadi rasa tidak percaya yang mendalam. "Kamu suruh Mas tidur di luar? Setelah semua yang Mas lakuin hari ini?""Ya iya lah, 'kan bau! Aku gak tahan banget! Bau yang menusuk, Mas! Aku gak bisa tidur sambil menahan mual begini, Mas. Mas mau aku kesiksa semalaman, ya?!"Meski kesal, tapi Damar tetap memelankan suaranya. Ia tahu, Diana sedang emosional dan juga labil. "Yang, kok gitu sih! Ini kamar kita!" protes
Terakhir Diperbarui : 2025-11-01 Baca selengkapnya