Setelah selesai berbelanja, Damar segera mengantar istrinya ke kamar utama di lantai atas. Diana makan aneka buah itu dengan lahap, Damar yang mengupasnya. Setelah beberapa saat, Diana kenyang. Beberapa buah tersisa. "Aku akan taruh ini di dapur, Yang. Kamu istirahat aja dulu," kata Damar, saat Diana sudah merebahkan diri kembali di ranjang. “Ya, Mas. Aku akan istirahat." Lalu, Damar keluar kamar. Ia berjalan menuju tangga. Namun, langkahnya mendadak berhenti, kakinya terpaku di antara kamarnya dan kamar Shanum. Tepat di samping kamar utama, ia merasakan celah pintu kamar Shanum yang sedikit terbuka memancarkan suara lirih. Ia bergerak cepat ke pintu itu, menempelkan telinganya ke bingkai kayu yang dingin, memblokir semua kebisingan rumah tangga. Shanum sedang menelepon, terdengar ia berbicara sendirian. Dan kini, suara Shanum sangat pelan, tetapi jelas di telinga Damar. "Ya, Miss. Bunda dan Ayah belanja gak ngajak aku! Padahal, Bunda tadi pingsan! Artinya, dugaanku benar. Mer
Last Updated : 2025-10-25 Read more