“Ya, tapi aku yang juga merawat Mama dan ikut mengembangkan perusahaan, jadi aku tetap memiliki andil.”“Tante tidak setuju, Mar. Pokoknya semua harta mama kamu, itu milik kami. Kamu anak wanita lain, jadi tidak berhak sama sekali!” tukas Om Beni berapi-api.“Tante dan Om slow aja dong. Kenapa sepertinya kalian ingin terburu-buru sekali? Bahkan, Mama saja baru pergi kurang dari 10 jam. Pantaskah kalian semua menuntut seperti itu di saat kamu sedang berduka cita?” cibir Damar. Dia memang tak akur sejak dulu.“Kami sudah datang jauh-jauh dari luar kota. Setidaknya hargai kehadiran kami!” sarkas Tante Mayang.“Dan setidaknya hargai juga perasaan kami yang masih berduka, Tante, Om!” ucap Damar menyanggah dengan nada tinggi.“Omong kosong! Ini nih, orang yang tidak tahu diri. Dulu saja saat masih hidup tidak mau disuruh untuk membagi harta. Dan sekarang, kamu malah mempersulit kami. Mau kamu apa sih, Mar? Mau nguasain harta yang jelas-jelas akan menjadi milik kami, ha
Huling Na-update : 2025-09-07 Magbasa pa