Semua Bab Cinta Terlarang, Anak Tersembunyi: Bab 81 - Bab 90

Keesokan harinya, setelah mengantar Nicholas ke sekolah, Scarlett dan Damien meluncur ke apartemen Jayden. Keduanya datang tanpa pemberitahuan, hanya membawa keresahan yang tidak bisa lagi disembunyikan.Begitu pintu terbuka, Scarlett langsung melangkah masuk tanpa banyak basa-basi. Wajahnya tegang, nadanya penuh tekanan. “Jayden Carter, Aku sudah dengar dari Daddy! Sekarang jelaskan padaku apa yang sebenarnya terjadi,” katanya dingin.Jayden terdiam sejenak, memandangi kakaknya yang selalu dikenal keras kepala itu. Lalu ia menghela napas panjang, seolah bersiap membuka luka lama yang selama ini dikunci rapat.“Aku tidak akan menutupi apa pun,” ucap Jayden akhirnya. “Semuanya berawal enam tahun lalu, saat aku masih dipaksa bertunangan dengan Bella. Aku... aku jatuh cinta pada wanita lain.”Damien menatap istrinya sejenak sebelum beralih pada Jayden. “Wanita lain itu Celline Anderson, bukan?”Jayden mengangguk perlahan. “Ya. Dia wanita itu. Tapi dia bukan selingkuhanku seperti yang ka

Sehari telah berlalu sejak berita perselingkuhan itu meledak di media. Meski dunia masih sibuk memperbincangkannya, pagi itu Celline tetap berangkat ke kantor seperti biasa. Ia sudah menerima panggilan dari atasannya — bukan untuk membahas gosip, melainkan urusan pekerjaan yang tidak bisa ditunda.Di depan cermin, ia menatap bayangan dirinya. Wajahnya tampak pucat, namun matanya tetap berusaha tenang. “Selama mereka tidak menyentuh anak-anakku, aku akan tetap bertahan,” gumamnya lirih sebelum berangkat.Begitu melangkah ke dalam gedung Lucarelli, Celline langsung merasakan tatapan-tatapan asing yang menusuk dari berbagai arah. Bisik-bisik terdengar di sepanjang koridor. Beberapa karyawan menunduk pura-pura sibuk, sementara sebagian lain berbisik tanpa rasa sungkan.“Itu dia, yang di berita itu, kan?” “Astaga… ternyata benar-benar kerja di sini.” “Pantas saja bisa naik jabatan cepat, rupanya punya koneksi spesial.”Celline menundukkan kepala, berusaha tidak menanggapi. Setiap lang

Ruang tamu mansion keluarga Carter berubah menjadi arena pengadilan tak resmi. Udara malam yang menelusup lewat jendela besar terasa menekan dada, seolah tahu akan ada sesuatu yang berakhir malam itu. Jayden berdiri tegak di hadapan semua orang—Dominic, Melanie, Scarlett, dan Bella—dengan sorot mata yang dingin namun mantap.Tanpa berkata banyak, ia meletakkan sebuah amplop lainnya di atas meja. Dari dalamnya, ia mengeluarkan beberapa foto berwarna dan menaruhnya satu per satu di hadapan mereka.“Kalau kalian masih menganggap aku berbohong…” suara Jayden terdengar datar, “lihatlah sendiri siapa sebenarnya Bella. Kalian bisa membukikannya sendiri ini photo asli atau bukan”Melanie menunduk, sementara Dominic langsung mengambil salah satu foto. Gambar itu menampilkan Bella dengan pakaian minim, sedang berpelukan dengan seorang pria asing di tepi pantai Ibiza. Di foto lain, Bella tampak bersandar di dada pria yang sama di dalam lobi hotel mewah. Beberapa lembar kemudian menunjukkan video

Satu pekan berlalu sejak sidang pertama yang berakhir tanpa hasil. Kali ini, ruang sidang tampak lebih padat. Awak media memenuhi area luar gedung pengadilan, sementara beberapa di antaranya bahkan nekat berdiri di tangga hanya untuk bisa memotret Jayden saat ia tiba.Jayden turun dari mobil hitam bersama Leon dan dua pengacara keluarga Carter. Setelan jas hitam yang rapi membalut tubuh tegapnya, wajahnya datar tanpa ekspresi. Di bawah sinar matahari pagi yang menyilaukan, sosoknya tampak seperti bayangan dingin yang tak ingin terusik.Scarlett dan Damien datang lebih dulu. Mereka berdiri di dekat pintu masuk, menyambut adik laki-lakinya dengan tatapan penuh dukungan.“Bagaimana perasaanmu?” tanya Scarlett pelan.Jayden hanya mengangguk singkat. “Aku baik. Aku hanya ingin ini segera berakhir.”Damien menepuk bahunya. “Tetap fokus. Jangan biarkan Bella mengganggumu lagi.”Mereka bertiga melangkah masuk bersama. Di dalam ruang sidang, suasana terasa tegang. Hakim sudah duduk di kursi tin

Pintu apartemen Celline diketuk pelan, setelah isak tangisnya reda dan anak kembar mereka—Bastian dan Sera—tertidur pulas di kamar mereka. Jayden menatap lembut wajah Celline yang masih sembab, bekas pertarungan emosional yang baru saja mereka lalui."Hari ini... resmi," kata Jayden, suaranya serak. "Aku dan Bella... sudah tidak ada hubungan apapun lagi." Ia menggenggam tangan Celline, membawanya ke bibirnya, mencium punggung tangannya dengan penuh penyesalan. "Enam tahun, Cell. Enam tahun aku hidup dalam kebohongan. Tapi tidak ada sehari pun yang aku tidak memikirkanmu."Celline hanya bisa menatapnya, matanya berkaca-kaca. Enam tahun rasa sakit yang ia simpan, terbuang sia-sia, kini terasa begitu absurd di hadapan penyesalan Jayden."Aku tidak ingin berbicara tentang masa lalu malam ini," bisik Celline, jari-jarinya melingkar di lengan Jayden. "Sebastian dan Seraphine... mereka butuh ayah. Aku butuh... aku butuh kau di sini."Jay mengangguk, matanya bersinar. "Aku di sini. Untuk sela