Pagi itu, rumah keluarga Bagaskara terasa terlalu tenang. Cahaya matahari menembus tirai ruang makan, menyorot meja panjang dengan taplak putih yang tampak sempurna — tapi suasana di sekitarnya tidak seindah tampilan luar. Alya duduk di ujung meja, mengenakan gaun sederhana berwarna gading. Wajahnya tenang, tapi matanya menatap kosong ke arah cangkir teh di tangannya. Di seberangnya, duduk Raka, dengan ekspresi canggung, berusaha tampak biasa saja. “Kenapa kalian berdua diam terus?” suara lembut tapi tegas itu datang dari Ibu Raka, Bu Ratna, yang duduk di tengah meja, memperhatikan mereka berdua dengan pandangan tajam khas seorang ibu yang tahu lebih banyak dari yang dikatakan. Alya mengangkat pandangan perlahan dan tersenyum tipis. “Tidak apa-apa, Bu. Kami hanya sedang sama-sama sibuk akhir-akhir ini.” Raka menimpali cepat, seolah ingin menutup topik. “Ya, betul. Perusahaan lagi padat.” Tapi mata Bu Ratna tidak berpindah dari Alya. Ia menatap lebih dalam — melihat senyum lembu
Last Updated : 2025-11-02 Read more