All Chapters of Legenda Kultivator Abadi: Chapter 61 - Chapter 70

Di luar kamar yang Ru Leiyin gunakan, Tian Fan dan Tetua Ketujuh kini berada. Gadis yang berada di dalam kamar masih beristirahat, tubuhnya melemah imbas dari jiwa asing yang ditarik dengan paksa oleh Tian Fan dari dalam tubuhnya. Gadis itu harus rela kehilangan sebagian ingatannya. Itu memang adalah kondisi yang harus dijalani oleh orang yang terikat dengan jiwa asing yang mencoba menguasai tubuhnya.Jiwa asing yang ditanamkan sebelumnya bertahan dengan cara memakan jiwa dan ingatan dari tubuh inangnya. Selama dia bisa memakan habis ingatan dan jiwa pemilik tubuh, maka tubuh itu akan sepenuhnya menjadi miliknya. Untung saja semua ingatan itu masih belum benar-benar sirna sepenuhnya. Gadis itu masih punya harapan untuk disembuhkan seperti sedia kala, tapi dia butuh pil jiwa langit untuk kesembuhannya.Pil langit sendiri adalah pil yang setara dengan pil tingkat 4-6. Di Benua Selatan, pil-pil seperti itu termasuk ke dalam harta yang sangat berharga karna hanya sedikit orang yang ma

Hutan Hitam Di atas sebuah batu pipih, Tian Fan duduk bersila dengan mata terpejam. Energi berwarna biru keputihan menyelimuti sekujur tubuhnya. Ada ketenangan yang terpancar dari sana, ada sesuatu yang ingin dicapai. Sudah hampir 1 minggu Tian Fan berada dalam posisi bersila. Dia larut dalam ketenangan guna meningkatkan kemampuannya, bukan kultivasi tapi lebih ke arah peningkatan kekuatan jiwa. Angin berhembus dan menerpa tubuhnya. Di bawah terik matahari, tubuh pemuda itu terangkat perlahan ke udara. Energi yang menyelimuti tubuhnya makin kuat dan pekat saja setiap detiknya. Booom! Ledakan energi terjadi. Aura yang cukup kuat langsung menyapu Hutan Hitam bagian dalam. Seulas senyuman terbit di sudut bibir Tian Fan, pemuda itu telah resmi mencapai tingkat 4 dalam hal kekuatan jiwa. Dengan mencapai tahap itu, Ia juga sudah resmi dikatakan sebagai Alkemis bintang 4. Perlahan-lahan, tubuh pemuda itu kembali diturunkan. Udara dingin dihembuskan dari hidung dan bersamaan deng

Kun Lao dan Gui Zen tidak lagi menunda. Setelah berterima kasih kepada Tian Fan, mereka berdua langsung menggunakan pil yang pemuda itu buat dan segera larut ke dalam kultivasi. Sementara Tian Fan, dia kembali mengeluarkan beberapa bahan obat berbeda. Kali ini dia akan langsung membuat pil pemulih jiwa untuk diberikan kepada cucu dari Tetua Ketujuh Sekte Awan Biru. Sambil memilah beberapa bahan obat, Tian Fan berujar dengan pelan."Dengan kemampuanku sekarang pil pemulih jiwa dapat aku buat dalam waktu 3 hari. Hmm, lumayan jauh juga peningkatannya." Tungku kembali ditutup setelah semua bahan obat dimasukkan. Api di tangan Tian Fan kembali menyala, tungku yang sebelumnya dingin kembali dipanaskan. 3 hari berlalu... Aroma obat yang begitu pekat mulai tercium dari balik tungku yang Tian Fan gunakan. Pembuatan pil pemulih jiwa sudah berada pada tahap akhir, ini adalah saat-saat yang Tian Fan tunggu. Dalam ketenangannya, Tian Fan mulai menyatukan semua esensi bahan obat yang ada di

Kota Daxia Kota Daxia tengah ramai saat ini. Setelah berita tentang 3 klan besar yang dicoret dari Sekte Awan Biru, kini kota itu kembali digemparkan dengan fenomena yang ada di kejauhan sana. Dari Kota Daxia, meskipun jaraknya sangat jauh, Hutan Hitam tengah menjadi bahan perbincangan banyak orang. Bagaimana tidak, selama 7 hari 7 malam hutan itu terus menunjukkan fenomena-fenomena yang membuat banyak orang heboh. Awan hitam yang membendung di atas langitnya, petir yang menyambar-nyambar, aura kuat yang terus dipancarkan dari sana kini tengah membuat semua orang was-was. Mereka tau petir apa yang datang itu, petir penghakiman, semuanya tau tentang hal itu. Tapi, bagaimana petir hitam terus datang selama 7 hari 7 malam tanpa henti adalah sebuah fenomena yang menentang hukum langit. Di sana, mereka tau ada banyak sosok yang saat ini tengah diuji untuk dapat menjadi lebih kuat lagi. Jika semua yang diuji berhasil, akan ada kekuatan besar yang kembali muncul di Benua Selatan.

Tian Fan berdiri dengan tangan yang terlipat santai di dada. Di hadapannya, pria tua yang tidak lain adalah Tetua Ketujuh Sekte Tapak Setan terus saja mengoceh dan memakinya. Pria tua itu mengoceh, mengatai Tian Fan anjing dan sejenisnya. Tapi Tian Fan, dia hanya menggoyangkan kakinya dan sesekali bersiul tanda tak peduli. "Pak tua! Apa kau sudah selesai?" Tian Fan berbicara dan memotong ocehan Tetua Ketujuh Sekte Tapak Setan tanpa permisi. "Kalau kau sudah selesai, mari perjelas semua ini. Aku tidak tau siapa dan apa tujuanmu datang kemari. Tapi, sepertinya kau tidak datang dengan niat yang baik. Pakaian yang kau gunakan, aku tebak itu berasal dari Sekte Tapak Setan. Jadi, apakah kau adalah salah satu dari mereka?" "Hahaha...!" Pria tua itu tertawa dengan keras tidak menyangka kalau Tian Fan punya pengamatan yang begitu tajam. "Kau benar! Aku memang berasal dari Sekte Tapak Setan. Awalnya aku datang untuk mencari tau sesuatu di hutan ini, tapi tidak aku sangka aku malah menemuka