“Tolong buka bajunya sekali lagi…” pinta Gilbert, suaranya hampir memohon, tangannya sudah menyentuh ujung dress Sheilla, jari-jarinya mengelus kulit pahanya yang halus. Sheilla tertawa kecil, suaranya merdu tapi bergetar. “Anu… kamu terlalu nafsu ya…” katanya sambil memegang tangan Gilbert, tapi bukan untuk menolak justru menahan agar tidak terlalu cepat. “Habis… walaupun kamu ibu tirinya temenku, aku sangat mencintaimu,” ucap Gilbert tulus, matanya penuh api. Ia menarik Sheilla pelan hingga berdiri, lalu memeluk pinggangnya erat. Tubuh mereka menempel, panas, bergetar. Napas Sheilla terasa di leher Gilbert, hangat dan basah. --- "Gila, tugas besarnya bikin kepala mau pecah," keluh Gilbert sambil mengelap wajahnya dengan sapu tangan. Seta, sahabatnya, tertawa kecil sambil memasukkan laptop ke dalam tas ransel. "Makanya pas dijelasin tadi dengerin yang bener, Gil. Kamu dari tadi bengong aja." Gilbert menyikut lengan Seta pelan. "Ah, nggak juga. Cuma mikir mau mulai dari mana
Last Updated : 2025-11-01 Read more