Nayla berkata dengan riang, "Aku turun sekarang!" Dia menutup telepon, lalu berpaling pada teman-temannya. "Maaf ya, semuanya. Aku harus pulang dulu. Kalian lanjutkan saja, jangan sungkan."Silvia menggoda sambil mengangkat gelasnya, "Nayla, nggak nyangka kamu diam-diam sudah menikah, ya? Nggak bilang-bilang nih. Takut kami datang ke pesta pernikahanmu dan makan gratis, ya?"Nayla melambaikan tangan, matanya sudah tampak sedikit buram oleh alkohol, dan suaranya berubah lembut. "Baru daftarin nikah saja, belum resepsi. Jadi siapkan saja amplopnya, nanti pasti kuundang! Kalian lanjutkan, aku pamit dulu ...."Silvia berdiri mengadangnya. "Kalau suamimu sudah datang, kenapa nggak diajak naik sekalian? Biar kami semua bisa lihat-lihat."Dalam hati, mereka sudah bisa menilai. Melihat kondisi Nayla yang sederhana seperti sekarang, pasti suaminya juga bukan orang berada. Dulu mereka kalah dari Nayla di sekolah, tapi kini dalam pekerjaan dan pernikahan, mereka merasa lebih unggul. Tentu mereka
อ่านเพิ่มเติม