‘Aku mengenalmu lalu berjuang untukmu.Namun, saat senja kepemilikan tiba,kau ...lenyap ditelan cakrawala tak terjamahPerlahan kau ukir luka yang mengikis harapan,menghancurkan benteng-benteng kenangan,dan menyisakan jurang gelap tanpa dasar.Di bibir samudera, ku cegah badai dalam dada.Namun, debur ombak menelan jeritku.Lantas, siapa yang masih bisa utuhsaat cintanya terenggut?’Buku ditutup, seolah tak ada apapun lagi yang harus dituliskan. Atau-andaikan tetap memaksa menulis memakai tinta basah, itu hanya akan mengotori kertas putih.“Keenan?” seru pilu seorang gadis di depan punggungnya.Keenan menoleh dingin, ia hanya menatap lewat bahunya dengan suara datar. “Kenapa kesini? Saya tidak punya urusan sama kamu.” Sunyinya pemakaman tidak mampu mengalahkan kesepiannya.Gadis cantik berwajah manis ini menunduk sendu. Bibirnya bergumam, “Maaf mengganggu, tapi ... bisakah kamu lupakan Syifa dan fokus pada saya, pacar kamu?”Punggung Keenan sangat dingin, pun tatapannya dibuang.
Last Updated : 2025-11-30 Read more