Kekayaan berlimpah, kencantikan dan suami kaya. Setiap orang merasa iri dan menganggap bahwa kehidupannya akan penuh kebahagiaan dengan tiga hal itu, tetapi Fallin Ma yang memiliki ketiga hal itu justru memilih untuk meninggalkan segalanya? "Jika kau melangkah keluar dari rumah ini, maka kau akan kehilangan status sebagai Nyonya Gao!" "Mama, jangan pergi!" Fallin Ma tidak goyah. Dia memilih untuk meninggalkan segalanya demi menggapai impiannya dan menemukan kebahagiaan dari kebebasan. Dapatkan Fallin Ma menemukan kebahagiaan setelah kepergiannya atau penyesalan yang dia dapatkan? Apa yang akan terjadi pada suami dan anaknya setelah dia pergi?
View More“Madam Gao telah tiba !”
Setiap orang mulai memandang ke arah pintu masuk ketika mendengar pengumuman kedatangan sosialita teratas itu. Wanita cantik berambut cokelat keemas yang disanggul dengan rapi memasuki ruangan dengan anggun. Pemilik pesta menyambut kedatangannya dengan ramah, wanita itu hanya mengatakan kata-kata singkat sebelum melangkahkan kaki jenjangnya memasuki ruangan.
Para wanita mulai beramai-ramai mengerubunginya bagaikan lalat. Mereka mulai menyanjungnya dengan kata-kata pujian. Wanita cantik bernama Fallin Ma, hanya menanggapi pujian mereka dengan senyuman formal. Ia tahu bahwa pujian yang mereka berikan hanya bermaksud untuk menjilatnya, sungguh melelahkan baginya untuk mendengar kata-kata palsu itu. Mereka berusaha menyenangkan hatinya ketika berhadapan dengannya, tetapi ketika dibelakang punggungnya, mereka akan membicarakan hal buruk, seperti itulah mereka.
“Saudaraku Fallin!”
Seorang wanita berambut pirang yang dibiarkan tergerai datang mendekatinya. Fallin Ma memandang ke arah wanita cantik yang berbicara dengannya dengan bahasa informal. Para wanita lain menegurnya yang tidak sopan dan juga menyindir gaunnya yang terbuka. “ Apa aku harus berbicara dengan formal pada sepupuku sendiri dan juga apa kalian menyindir gaunku? Kalian semua begitu kuno, ini adalah pakaian model baru untuk wanita muda.”
“Maaf, aku harus bicara dengan sepupuku.”
Fallin Ma menarik sepupunya itu- Elisa Fu ke sudut ballroom. Para wanita-wanita itu hanya bisa saling berbisik melihat Fallin Ma yang pergi meninggalkan mereka. Mereka juga merasa kesal pada wanita yang disebut sebagai sepupu oleh Fallin Ma.
“Senang bertemu denganmu lagi, saudaraku! Kau tidak berubah, masih saja membiarkan lalat-lalat itu mendekatimu!”
“Jangan mengatakan kata kasar itu secara langsung!”
“Saudaraku, kau begitu kaku. Hei! saudaraku, apa kau tidak merasa bahwa pesta ini begitu membosankan? Alunan musik yang membuat mengantuk dan juga harus melayani para wanita-wanita dengan topeng wanita mulia!”
“Ini adalah tugas yang harus aku lakukan! Walaupun ini membosankan, tetapi seperti inilah yang harus aku jalani.“
Seorang pelayan datang menawarkan minuman. Fallin Ma mengambil dua gelas lalu memberikannya pada sepupunya itu. Wanita yang berstatus sebagai Nyonya Besar Gao itu menyesap wine dengan pelan dan anggun. Elisa Fu memperhatikan sepupunya, ekspresinya tidak menunjukkan apapun, tetapi Elisa Fu dapat melihat perasaan kesepian di mata hitam kelamnya itu.
“Apa kau bahagia dengan kehidupanmu ini?”
Bahagia?
Ia tidak tahu apakah kehidupan yang dia miliki ini membuatnya bahagia. Kehidupan yang dijalaninya terlihat begitu sempurna. Kecantikan,kekayaan status, dan suami yang kaya, semua itu telah dimilikinya. Bukankah, hal itu merupakan sumber kebahagiaan. Hanya saja, perasaannya masih terasa kosong.
“Aku tahu, kau tidak merasakannya (kebahagiaan) bukan? Kau merasakan bahwa hidupmu membosankan dan juga dipenuhi perasaan kesepian. “
“Saudaraku, kau bukanlah boneka. Kau tidak bisa mengabaikan perasaanmu.Kau harus menikmati kehidupanmu dan merasakan kebahagiaan! “
“Menikmati hidup?”
“Benar, kehidupan yang sesuai dengan hatimu yang akan membuatmu bahagia! “
“Apa kau memilikinya?”
“Tentu saja!”
“Apa yang membuatmu merasa kebahagiaan dalam menjalani hidupmu?”
“Ketika aku bisa menjalani kehidupan sesuai dengan apa yang aku inginkan. Aku bisa melakukan pekerjaan yang aku inginkan, dan dapat dikenal sebagai diriku sendiri. “
Fallin Ma memperhatikan Elisa Fu yang menjawab dengan penuh semangat. Elisa Fu memilih belajar Desain ke luar negri dan tidak lagi terikat dengan keluarganya. Dia termenung mendengar jawaban dari saudaranya itu. Fallin Ma kembali meneguk wine, ketika perasaannya mulai goyah.
“Fallin Ma, apa kau tidak ingin mewujudkan mimpi masa mudamu ? Aku masih ingat bahwa kau ingin membuat pakaian yang indah.”
“Saudaraku, apa kau ingin terus terjebak dengan kehidupanmu yang seperti ini? Apa kau tidak ingin merasakan kebahagiaan dengan mewujudkan mimpimu ini? “
“Aku tidak sepertimu, Elisa. Sulit bagiku untuk bisa terlepas dari takdirku ini!”
“Saudaraku, kau masih punya pilihan untuk mengubah takdirmu. Saudaraku, sudah saatnya kau berhenti untuk menjadi boneka dan mulai menjalani kehidupanmu sendiri. Aku akan membantumu jika kau membutuhkanku, saudaraku!”
“Hubungi aku! Jika kau telah memutuskan untuk mendapatkan kebebasanmu. Aku ada janji untuk bertemu seorang client jadi aku harus pergi. Sampai jumpa, saudaraku!”
***
Fallin Ma kembali ke rumah, dia disambut oleh para pelayan. Seorang anak laki-laki berlari ke arahnya.
“Mama!”
“Tuan muda Gao! Kau tidak boleh berlari! Bagaimana jika sesuatu terjadi. Kau adalah calon pewaris, kau harus berhati-hati!”
“Aku mengerti. Mama, apa kau bersenang-senang di pesta kali ini?”
“Ya.Tuan muda Gao,bukankah ini jadwalmu untuk kelas etika? Pergilah! “
“Baiklah! Mama, aku akan melakukan yang terbaik untuk ujian kali ini!”
“Hal itu sudah seharusnya, “ Fallin Ma hanya menjawabnya dengan singkat. Dia lalu pergi meninggalkan putranya. Dia meminta kepala pelayan untuk menyiapkan teh untuknya.
Para pelayan lain diam-diam menyindir sikap dingin Fallin Ma. Mereka menjuluki nyonya mereka sebagai ibu dan istri yang tidak berperasaan. Sikap Fallin Ma selalu dingin pada putranya ataupun pada suaminya sendiri. Ia bahkan tidak pernah memanggil putranya.
“Apa kalian hanya bisa bergosip? Behenti berbicara buruk tentang mama!”
Anak laki-laki itu, Halbert Gao tidak bisa menahan diri mendengar sindiran kasar tentang mamanya.
“Mama cukup berbaik hati mempertahankan kalian. Kau tahu, aku bisa saja memecat kalian!”
Para pelayan itu gemetar melihat tatapan mata hitam kelam yang tajam milik Halbert Gao. Mata hitam kelam yang dia warisi dari ibunya. Pengasuhnya berusaha untuk menenangkan tuan mudanya dan memintanya untuk segera menghadiri kelas.
Fallin Ma berdiskusi dengan kepala pelayan. Dia mengabaikan tatapan ketidaksukaan beberapa pelayannya.
“Apa kau sudah menyelidiki dengan tetail tentang guru etika tuan mudah Gao? Kejadian sebelumnya terulang kembali."
“Ya, nyonya. Saya sudah memeriksanya. Latar belakang madam Chu bersih dan bukan wanita yang keras!”
“Baguslah, tetapi jangan lengah. Halbert Gao adalah satu-satunya calon pewaris, tubuhnya begitu berhaga.”
“Saya mengerti, Nyonya.”
***
Fallin Ma berada di balkon, dia memandang kedepan. Mansion utama milik keluarga Gao memang megah dan mewah, bahkan memiliki bunga-bunga indah yang tumbuh, tetapi mansion ini dikelilingi dengan tembok-tembok besar yang membatasi dengan lingkungan luar. Mansion yang indah dan megah ini hanyalah penjara baginya.
Kehidupannya sebagai seorang Nona Muda telah membuatnya harus merasakan kehidupan yang ketat sejak usia belia. Setiap hal yang dilakukannya harus sesuai dengan aturan, dirinya tidak pernah merasakan kehidupan seperti anak pada umumnya yang bisa bemain kemanapun. Hari-harinya hanya terkurung di dalam rumah, ketika di sekolahpun, kebebasan tidak dapat dimemilikinya, selalu ada pendamping disisinya. Hidupnya selalu dikekang. Perasaan iri selalu menyelumutinya setiap melihat orang-orang yang bisa menikmati kebebasannya, mereka juga bisa menunjukkan perasaan mereka dengan bebas.
Sungguh, berbeda dengannya, dia dilatih untuk mengendalikan perasaannya. Ia harus menekan ekspresi dan perasaannya agar orang lain tidak dapat menebak apa yang dipikirkannya. Pelatihan yang berat untuk menjadi calon istri yang sempurna, benar-benar membuatnya sesak. Sulit baginya menjaninys dan membuatnya ingin menangis, tetapi seorang Nona tidak boleh menunjukkan kelemahannya. Bahkan ketika keluar untuk bersosialisasi dalam pesta. Penting baginya untuk tetap menjaga postur untuk tetap tersenyum. Meskipun lelah, tetapi harus tetap tersenyum. Itulah sebabnya dia mulai menekan perasannya sendiri.
Kehidupan pernikahannya juga tidak lebih baik dari kehidupannya sebagai seorang Nona Muda, justru kehidupannya menjadi lebih menekannya. Ia merasa lelah untuk terus hidup terkurung seperti ini. Hal yang selalu dia inginkan adalah mendapatkan kebebasan, kebahagiaan dan menjalani kehidupan yang dia inginkan, dan dapat meraih impiamnya. Setelah tiga hari memikirkan tawaran dari sepupunya, dia telah membuat keputusan. Fallin Ma masuk ke dalam untuk mengambil ponselnya, lalu menghubungi Elisa Fu.
Beberapa bulan berlalu, saat mereka bertiga menjalani kehidupan yang damai. Tiba-tiba sebuah badai datang dalam keluarga ini. Kejadian yang seharusnya merenggut nyawa salah satu dari mereka.“Berani sekali seseorang ingin melenyapkan putraku!” Edzar Gao mendapat laporan bahwa telah menjadi incaran seseorang. Beruntung orang-orangnya dapat menangkapnya. Dia tidak bisa membayangkan jika sampai mereka tidak dapat menahannya. “Siksa orang-orang itu sampai mereka m
Edzar Gao mulai merasa cemburu pada Fallin Ma yang lebih memperhatikan Halbert Gao. Alasannya membawa putranya agar mereka bisa menjadi sebuah keluar. Pada akhirnya yang terjadi justru diluar perkiraannya.Fallin Ma bahkan menyiapkan makanan kesukaan Halbert Gao. “Kenapa kau tidak pernah membuat makanan kesukaanku?”“Apa kau mempunyai makanan kesukaan? Aku pikir kau menyukai semua makanan.” Fallin Ma menjawab dengan datar.“Tentu saja aku memilikinya. Haruskah aku membuat daftarnya agar kau percaya?”.“Tidak perlu. Jika kau ingin makan yang kau inginkan maka masaklah sendiri. Aku tidak memaksamu untuk makan jika kau tidak menyukainya.Edzar Gao memilih mengalah dan menikmati makanan itu. Halbert Gao merasakan tatapan tajam dari ayahnya yang memiliki aura gelap yang mencekam. Pria kecil itu justru tersenyum karena bisa mengalahkan papanya. Walau dia merasa kasihan padanya yang berusaha menarik
“Masuklah dulu, kita bicara didalam!”“Apa kau yakin aku boleh masuk?”“Ya, asalkan kau tidak melakukan hal yang aneh.” Edzar Gao masuk ke dalam apartemennya.ruangannya begitu sempit, tidak banyak kursi yang ada di rumah ini. “Apa kau nyaman di tempat seperti ini? Aku memiliki mansion lain, kau bisa tinggal disana.”“Tempat ini cukup baik.
“Terima kasih atas bantuanmu, Tuan Besar Gao.““Apa hanya ucapan terima kasih saja? Aku telah melakukan banyak—““Kau sendirikan yang memaksa untuk melakukan itu? Apa kau mulai mengeluh karena membantuku?”“Bukan seperti itu. Aku—““Apa yang kau inginkan? Aku ingin untuk membayar hutang atas kebaikanmu!” Fallin Ma mengucapkan dengan nada dingin.“Kau bisa lakukan satu hal untukku!” Senyum licik terukir dibibirnya. “Jadilah kekasihku!” .“Apa kau sudah gila? Kau masih bertunangan tapi kau... ““Aku sudah bilang pertunanganku dan Ye Meyleen telah berakhir.”“Publik masih menganggap kalian bertunangan. Namaku akan menjadi sorotan scandal lagi jika seperti itu. ““Aku akan mengumumkan semuanya ke publik. Jika itu yang kau inginkan.”“Tua
Mereka akhirnya dapat kembali ke kota. Edzar Gao menegur saudaranya yang juga terlibat. Fallin Ma juga menegur Halbert Gao. “Jika kau melakukan cara tercela lagi maka aku tidak akan pernah menemuimu lagi.”“Maaf, Ma. Tolong jangan marah. Aku hanya ingin kalian bersama lagi.”“Tidak mungkin untuk bersama lagi. Halbert, kau harus mengerti bahwa sesuatu yang buruk terjadi baik.”
Sejak dia merasakan puding buatan Fallin Ma, dia menginginkan menikmati masakan lain darinya untuk bisa bertahan hidup. Awalnya Fallin Ma menolaknya, “ Aku bukan seorang pelayan, kenapa aku harus menyiapkan makanan untukmu.” Wanita itu menunjukkan sisi angkuhnya, tetapi pada akhirnya dia membuatkan dua porsi dan memberikan satu untuknya. Fallin Ma memberikan sebuah alasan, “ Aku tidak ingin menjadi tersangka karena membiarkan Tuan Besar Gao menjadi kurus dan mati karena kelaparan.” Meskipun disindir seperti itu, Edzar Gao tidak melawan. Mereka mulai sering makan bersama, tetapi Falin Ma tiba-tiba memberikan kesepakatan yang aneh. “Mulai hari ini kita akan bagi tuas. Aku sudah memasak dan sungguh melelahkan untuk melakukan semuanya sendiri sedangkan kau hanya duduk diam tanpa melalukan apapun, jadi lebih baik kau membantuku untuk mencuci peralatan makan.” “Apa? Fallin Ma. Kau memintaku untuk mencuci? Kau sudah terlalu berani
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments