Ines tidak pernah menyangka akan menjadi istri Adi, yang karakternya bertolak belakang dengan Ines. Bahkan kebiasaan Adi yg suka mabuk, kasar bahkan berselingkuh mewarnai pernikahan mereka. Perkenalan singkat mereka sampai membuat Ines tak menghiraukan nasehat Bapak. Melawan Restu, bahkan nekad nikah sendiri. Fix Ines kena PELET bahasa bapak saat itu, bukan tanpa sebab karena banyak keanehan yang dirasakan Bapak. Bagaimana kah perjalanan Ines menjalani pernikahan nya, akan kan Ines terus bertahan setelah Twins lahir. Akan kan Ines memilih berpisah walaupun sulit. Bisa kah Ines mendapatkan bahagia tak hanya dalam karier tapi juga dalam percintaannya. Benarkah Ines di PELET atau hanya karena cinta buta.
Lihat lebih banyak[" Yank, kamu uda sampai rumah ? Gimana istri kamu marah nga ? "]
[" Yank, semalam enak, aku sampai keluar berkali-kali kamu Joss banget Yank. Please jangan tinggalin aku ya yank ?"] [" Yank, Kangen.. Malam ini kamu bisa kan nginep disini lagi ?? "] Lemas rasanya sekujur tubuh saat membaca pesan masuk di Handphone suamiku. HP yang mengaktifkan nya harus menggunakan password. Entah kenapa perasaanku sangat resah saat mas Adi lagi-lagi pulang pagi, dan pagi ini aku memberanikan diri untuk memeriksa HP-nya yang ternyata terkunci. Tak kehilangan akal, aku teringat notebook yang biasa terconnect ke handphonenya, dan terbacalah pesan-pesan itu. Rasa lemas berganti dengan emosi, ingin rasanya membangunkan suami yang tak tau diri itu. Tapi aku harus cerdik, bisa jadi mas Adi mengelak seperti sebelum sebelumnya, apalagi pesan tsb dinamai suamiku dengan nama Billy. Langsung aku foto chat tsb dan tak lupa aku foto juga nomor yang tercantum disitu. Hmm ... kita lihat, kebohongan apa lagi yang akan keluar dari mulutmu kali ini. ******* " Ma, masak apa ? " kata mas Adi saat tau tau datang ke dapur. " Udah kamu jangan cape cape sini aku yang gantiin , kasihan kamu perutnya makin besar. Biar papa yang masak mama duduk manis aja, ok sayang .." sambil mengambil alih Sutil ditanganku. Sejak aku hamil, memang mas Adi memanggilku Mama dan meminta untuk memanggilnya Papa. Membiasakan katanya jadi tidak canggung lagi saat anak kami lahir. Aku yang tadinya ingin dipanggil Bunda saat punya anak pun harus mengalah karena mas Adi tidak mau dipanggil Ayah. Melihat tingkah laku mas Adi saat ini, tidak akan ada orang yang percaya bahwa laki laki ini telah berkali-kali ketauan selingkuh, walau tidak pernah mengaku saat ditanya tapi bukti bukti menjurus semua. Entah bucin atau bodoh saat mas Adi menjelaskan walau banyak kejanggalan, aku hanya diam. Seperti kerbau dicucuk hidungnya ... Pernah HP baruku dipinjam dengan alasan untuk foto foto produk dikantornya biar terlihat lebih estetic. Tapi besoknya saat tak sengaja aku cek, digaleri nya banyak foto foto vulgar pria dan wanita nude sedang berhubungan SEX dengan posisi woman on top. Tidak terlihat wajah pria, hanya wajah wanita on top dengan mimik kenikmatan. Saat itu dengan emosinya aku bangunkan mas Adi yang sedang asyik tidur setelah pulang pagi buta, tapi lagi lagi marahku reda setelah dengar penjelasannya. Mas Adi beralasan HP dipinjam oleh managernya, dan dia tidak tau kalau hpnya akan dibuat foto foto seperti itu. Seperti sekarang ketika aku tanya kenapa sampai pulang pagi, dengan santainya dia bilang kalau ada kerjaan, lumayan katanya buat tambah tambah aku lahiran. Kerja yang tidak pernah ketauan uangnya karena sejak aku hamil 2 minggu, kantornya bangkrut dan dia di PHK. Sejak saat itu kerjaannya serabutan tidak jelas berapa penghasilannya. Setiap ditanya detail apa kerjanya, mana hasilnya selalu marah dan menghindar. Dan sejak itu selain cicilan motor yg baru diambilnya,, biaya kontrakan, makan sehari hari, rokok bahkan bensin motornya semua keluar dari dompetku. Aku sebagai istri bukan dijadikan tulang rusuk tapi dijadikan tulang punggung. Sebagai Sales Supervisor diperusahaan Importir Handphone, aku mendapatkan gajian bonus setiap bulannya, semua itu dibagi untuk biaya sehari hari, membiayai adik adikku, jatah bensin n rokok untuk mas Adi, sedangkan untuk diriku sendiri kadang sampai tidak kebagian. Boro boro skincare, outfit baru untuk menunjang penampilan, membeli Mcd aja mikir 2 kali, sayang lebih baik beli ayam 1 ekor untuk makan sekeluarga. " Ma, kok ngelamun.. Mikir apa sih sayang. Oh ya Ma, bensin motor Papa habis Ma, Papa pakai dulu ya uangnya buat beli bensin.." kata mas Adi sambil menata ayam Goreng dipiring. " Kemarin kan baru beli pa, masa uda habis ? .." ucapku " Kemarin memang nga full, soalnya nga bisa pakai pertalite harus pertamax biar tarikan nya enak " sambil berjalan ke meja makan dan mulai menyendok makanan ke piring. " Trus semalam katanya ada kerjaan sampai harus pulang pagi, ya uda pakai itu aja dulu. Aku cuma sisa sampai akhir bulan, sedangkan uang simpananku buat biaya lahiran uda kamu pinjem juga. " " HPL ku 2 bulan lagi, jangan sampai nga ada uangnya loh Pa ..." risih rasanya hidup terbalik seperti ini, bukan istri yang meminta uang kepada suami, ini malah sebaliknya. Bahkan uang tabungan yg sengaja aku disisihkan untuk lahiran dipinjamnya dengan alasan untuk modal usaha. " Iyaa tenang, uda aku atur semua. Pas lahiran ada dananya, baru uang segitu aja diributin. " sahutnya dengan nada marah. " Bukan gitu, aku sisihkan memang buat persiapan lahiran namanya anak pertama takut maju lahirannya dari perkiraan dokter.." jelasku sambil berusaha menikmati ayam Goreng, sambal terasi dan tumis kangkung olahanku tadi. " Nah maka itu mulai bulan depan, stop dulu lah kamu kirim uang ke adik-adik mu, kita mau punya anak lagian itu bukan tanggung jawab mu, masih ada bapak itu tugasnya. " " Gaji lumayan harusnya bisa nabung. Jadi bapak kok nga ada tanggung jawabnya.. " geramnya sambil menjelek jelekan bapakku. Selalu hal ini yang dipermasalahkan kalau aku tidak mau memberinya uang. " Astagaa dari awal kita nikah, aku uda bilang kalau aku akan tetap kerja karena harus nanggung adik adikku, Ibu uda nga ada, Bapak sakit sakitan, aku anak pertama kalau bukan aku siapa lagi. Kamu uda setuju itu kan ..." " Lagipula kalau kamu bilang anak itu tanggung jawab Bapak, tanggung jawab mu mana ?? dari aku hamil 2 minggu sampai sekarang sudah mau 7 bulan pernah kamu nafkahi aku, buat Susu, buah, makan, periksa dokter bahkan bensin motor kamu aja semua aku ..." " Aku jadi seperti ini karena jasa Bapakku, dia yang sekolahin aku, sekarang dia sakit masa aku diam aja lihat adik adikku nga bisa sekolah . " sahutku kesal. Kalau biasanya aku diam dan mengalah kali ini rasanya sudah tak tahan. " Halah kurang ajar ya kamu .. " sambil mengebrak meja sampai makananku berhamburan. " Dasar perempuan jelek, nga tau diuntung, kalau bukan gw siapa yg mau sama lu .. "sambil meremas tanganku dengan keras. Saat marah sudah tak berlaku lagi aku kamu ..Tapi kemesraan mereka terusik oleh suara dering telpon, Ines yang paham itu bukan ringtone suara handphonenya melihat ke Hadi. Dilihatnya Hadi gugup saat membaca nama si penelepon. Melihat mimik bersalah Hadi, Ines serasa tertampar. " Siapa mas ? Kok ngga diangkat.. " tanya Ines basa-basi. Melihat wajah Hadi, Ines rasanya bisa menebak siapa yang menelepon. Bunyi suara telpon terdengar kembali setelah sempat berhenti. Hadi semakin salah tingkah, diperhatikan Ines. " Angkat mas, bunyi terus itu.. " Hadi menggelengkan kepalanya seraya berkata " Biarin saja mba. " Lagi-lagi bunyi telepon terdengar. " yang langsung dengan cepat dimatikan Hadi. " Hp
Bunyi suara pesan masuk mengganggu percakapan mereka. Ines mengambil handphonenya lalu membaca pesan yang masuk .. [ Mba, aku bungkusin ayam kalasan 3 porsi. Sudah aku titip office boy mu. Aku tunggu kamu dimobil ya mba Genduk-ku. ] Tak lama, Ucup datang membawa bungkusan makanan " Mba, ade titipan dari tamu mba nih. Enak neh kayenye hehe. " ucapnya sambil memberikan kantong makanan ke Ines. " Wuih, mantul nih " seloroh Lukman bangkit dari kursinya menghampiri Ines. Ines memeriksa kantong makanan tsb, ada tiga dus paket ayam didalamnya dan satu bungkus sayur asem plus extra sambal. " C
" Aku ikut prihatin mas, tapi itu pilihan mu kan ? Hidup itu pilihan, dan kamu sudah memilihnya. Ibarat nasi sudah jadi bubur tidak usah disesali tinggal kasih kaldu, kecap, tambahin cakwe, tambahin ayam plus sambel trus, nikmati, atau kalau tetap tidak bisa dimakan ya buang. Tapi apapun pilihan kamu, jangan libatkan aku didalam kisruh rumah tangga mu. " tegas Ines. " Trus, aku harus bagaimana mba ? " " Loh, kok nanya aku. Kamu mau nya gimana ? Yang pasti kumpulin bukti dulu perselingkuhan istrimu kalau memang dia selingkuh. Kedua tanya ke diri kamu sendiri mau mu apa ? Bahagiamu gimana ? Kalau kata ustadku hidup ini cuma sekali, sayang kalau waktu yang singkat ini dihabiskan bukan dengan orang yang tepat. Tapi jangan bawa-bawa aku dalam rumah tangga kalian ! " Ines menegakan punggung lalu melanjutkan kata-katanya.
" Setelah menikah, istriku pernah bertanya, selain dia apa ada perempuan lain yang aku sayang. Kamu mau tau apa jawabanku ? " " Apa.. ? " ujar Ines penasaran. " Aku bilang, ya kamu tahu lah jawabannya." ucap Hadi menghela napas kemudian melanjutkan " Dia bilang Ines ? Aku jawab iyaa. Lalu dia ngambek trus bilang, kenapa nga nikah sama dia saja. Ya orangnya menghilang .. " Hadi membetulkan posisi gengaman tangan mereka, walaupun sudah mulai risih karena keringat tapi jemari tangan Ines tetap tidak mau dilepasnya. Kemudian melanjutkan.. " Lalu Lia tanya kalau orangnya ada, trus kamu mau balik sama dia ? Aku ngga jawab, tapi bilang pasti kamu juga udah punya keluargalah. "
" Aku bukan ninggalin kamu mas. Aku ngga tahan lihat Bapak, saat itu rumah sudah digadai ke rentenir, uang habis-habisan, tapi Bapak seperti membiarkan semua itu. Makanya aku pergi.. " lirih Ines dengan mata berkaca-kaca. " Lalu kenapa kamu ngga hubungi aku, kenapa kamu ngga cerita sama aku masalah kamu ! Kenapa mba ? " " Dih, ngapain sorry ya.. " Ucap Ines sambil berusaha mengurai jemarinya, tapi Hadi tidak membiarkan hal itu terjadi, jemari Ines terus digenggamnya. " Maksud kamuu ?? " " Ya iyalah, ngapain aku harus hubungi kamu wong kamu saja ngga anggap aku. Cowok kok murahan, nerima saja didatangin perempuan malam-malam. Hargai aku ngga kamu.." sarkas Ines lalu memalingkan wajahnya. Hadi menarik napas pan
[ Sebenarnya ada masalah dirumah tanggaku mba. Yang jujur akhir-akhir ini aku mulai sudah tidak bisa mentolerir. Lagipula aku tidak bisa membohongi perasaanku lagi. ] [ Mas, yang namanya rumah tangga itu memang tidak selalu indah, dan orang hidup tidak luput dari masalah. Sudah lah, jangan main api, mau dibawa kemana situasi seperti ini. Kalau memang buat kamu berat, lebih baik seperti dulu, tidak perlu ada komunikasi diantara kita, apa perlu aku blokir nomormu ? ] [ Jangan mba. Aku mohon. Kalau kamu nekat blokir, jangan salahkan kalau aku datangi rumah atau kantor mu. ] # OK, tapi jangan seperti ini ya mas. Kalau mas memang perduli sama aku, tolong jangan jadikan aku sebagai orang jahat disini. Katanya kamu sayang aku ... ketik Ines yang kemudian buru-buru dihapusnya kembali kalimat terakhir #
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen