Tafsir Waktu

Tafsir Waktu

Oleh:  Bias Sastra  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
3 Peringkat
102Bab
7.6KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Akira Carrasco adalah satu-satunya pria keturunan Jepang yang tinggal didaratan eropa. Di tahun 1960, ayahnya yang seorang pelaut membawa Akira untuk tinggal ditempat asalnya. Akira harus hidup seorang diri, kehidupan yang sangat sulit untuk dijalani. Apalagi karena wajahnya yang sedikit berbeda dengan orang disekitar tempat tinggalnya, membuat dia sulit untuk mendapatkan teman. Menemui jalan buntu. Ketakutan. Hingga rasa sakit hati. Pada suatu ketika Akira bertemu dengan sorang pria aneh. Pria itu berjanji akan mewujudkan apapun yang Akira inginkan. Namun untuk itu ia memberikan syarat. Mendapat bantuan dari pria tersebut Akira menjelajahi ruang waktu untuk mendapatkan keinginannya. Tidak mudah untuk itu dia bahkan harus menjalani banyak misi yang di berikan juga disisi lain dia harus menyelamatkan banyak orang yang ia sayangi. Hingga harus terlibat dengan banyak orang jahat. Editor Visual ads_aspera foto by; https//www.pexels.com/id-id/foto/orang-yang-mengenakan-jaket-hitam-dan-

Lihat lebih banyak
Tafsir Waktu Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Rmdni
hi kak jangan lupa mampir di ceritaku ya judulnya Legenda: Nusantara. Bercerita tentang petualangan di Tanah Nusantara dan akan menceritakan hal-hal berbau lokal pokoknya saya jamin seru deh
2022-03-30 15:35:17
0
user avatar
S M I L E Y
keren banget
2021-09-28 20:52:20
0
user avatar
Eneng Susanti
idenya bagus. ceritanya unik.
2021-09-13 17:03:03
0
102 Bab
Chapter 1
Di sebuah sore awan menggantung, langit diluar mendung. Kabut merangkak menyelimuti sekeliling kota. Petir mulai menggemuruh terdengar, kilatannya sampai masuk kedalam ruangan. Gelap perlahan menghalangi pandangan, ada sekat yang tiba-tiba menyumbat. "Tik tok tik tok,” jarum jam menunjukan pukul lima sore, pengunjung satu persatu nampak berdatangan untuk berkunjung. Sekarang aku sedang membersihkan meja yang baru saja ditinggalkan pengunjung disebuah bar tempat aku bekerja. Dengan rasa letih yang menggunung, punggungku terasa pegal dan pinggang rasanya mau copot. Yak, aku bekerja sebagai pelayan disebuah bar tidak jauh dari tempatku tinggal. Namaku Akira Carrasco, mungkin aku adalah pria keturunan jepang satu-satunya didaratan eropa ini, sekarang umurku sudah 27 tahun. Beberapa tahun yang lalu ayahku yang bekerja sebagai pelaut membawaku kekota ini, setelah ayahku meninggal aku harus melakukan pekerjaan apapun untuk menyambung hidup. Karena aku tidak mempunyai satu p
Baca selengkapnya
Chapter 2
Aku tinggal di rumah kecil, dipinggir kota. Tak ada satu barang pun yang berharga hanya piano tua peninggalan ayahku, selain kasur, cermin setengah pecah dan rak buku yang sudah lapuk. Juga keramik lantai atau pun karpet pada lantai yang sudah kusam. Dinding berlapis cat warna putih polos. Sangat sukar menggambarkan kondisi ruangan tanpa penerangan yang memadai. Aku langsung ke toilet untuk sekedar membuanng air dan membersihkan tubuhku, lalu setelah itu aku terbaring dikasur dengan semua rasa letih yang terasa, menatap kosong keatas. Lampu dikamarku cahayanya sudah redup, hanya pantulan pecahan kaca yang sesekali menyilaukan mata. Langit-langit tampak biasa saja. Debu dan kotoran di mana-mana. Tak ada desiran angin, ataupun ringkikan hewan kecil. Hanya kesunyian yang mengisi. Tiba-tiba saja malam itu hujan turun deras sekali dengan suara petir yang menyambar. Aku masih sulit untuk terlelap mencoba memeramkan mata tapi kantuk tak kunjung datang, suara yang keras dan
Baca selengkapnya
Chapter 3
Aku pelan-pelan keluar dari kamar tidur dan berjalan menuju suara tersebut yang sepertinya berasal dari kamar sebelah, bekas peninggalan ayahku. Aku coba membuka pintu, aku tersentak dari disela pintu itu aku melihat dalam posisi berdiri kedua orang tuaku tepat berhadapan dengan diriku dengan wajah yang begitu datar. Dan seluruh orang dikota tempatku tinggal sedang mentertawakan diriku. Tetapi tiba-tiba saja seakan waktu membawaku seperti sedang berdiri dipadang savana yang luas, tempat yang tidak aku ketahui sama sekali. Aku merasakan ada orang yang sedang menghampiri diriku, namun wajahnya tak nampak jelas terhalang oleh cahaya yang begitu bersinar. Dengan suara seraknya ia mengatakan pada diriku, "Kamu memiliki pilhan sekarang dan aku akan datang!" bergema suaranya terdengar ditelingaku. Pikirku saat itu "Apa maksudmu, siapa kau sebenarnya?" perkataan dalam hati dan pikiranku. Tanpa disadar aku sudah berada dimasalaluku, aku melihat masa kecilku yang begitu ketakutan, kar
Baca selengkapnya
Chapter 4
Suara air mendidih yang bergejolak terdengar, saat aku memasaknya diatas kompor.Aku berulang kali menghela napas. Dan sengaja tidak membuka jendela, aroma masakan itu ingin aku hirup sendirian kali ini.Aku memasak air yang baru dengan memasukkan potongan kentang, wortel, dan beberapa bahan yang lainnya. Nasib hidup sebatang kara harus bisa memasak makanan sendiri. Aku baru akan memasukkan potongan tomat dan seledri, namun urung begitu mendengar suara pantofel mengetuk lantai keramik. Aku menoleh. Menemukan pria dengan kaos lengan panjang berwarna putih yang seakan ikut terkejut dengan memaksakan sepasang mata berwarna coklat itu terbuka lebih lebar. Sejenak jantungku terasa berkedut hebat. "Mario, kau membuatku kaget saja!" aku membatin, dari mana dia datangnya? Jelas, dia tidak ingin menunjukkan keterkejutannya itu secara gamblang. “Maaf pintumu tak terkunci tadi,” kata Mario sambil menunjuk kearah kanan tubuhnya. “Aku takut ada pencuri karena beberapa k
Baca selengkapnya
Chapter 5
Sesaat aku menelan ludah. Karena perbincangan ini. Mario satunya-satunya teman yang aku punya dan sudah aku anggap sebagai kelurgaku sendiri, dia memiliki nasib yang sama denganku hidup sebatang kara, namun ia tidak pernah ingin menceritakan tentang keluarganya, tetapi tidak apa tentang itu, aku senang ada dia di sini karena hanya dia yang perduli dengan diriku.Kadang aku harus berhenti untuk menebak apakah hidupku akan terus seperti ini tanpa perubahan. Sekuat tenaga aku bertahan walaupun mendengar banyak ejekan dari orang-orang disekitar. Ada banyak penolakan dalam diri ini tentang apa yang sudah terjadi, tapi hidup harus terus berjalan.Saat ini aku menyadari apabila aku tidak benar-benar berjuang tentang hidup ini. Tidak ada yang harus aku salahkan, aku tau karena pertengkaran orang tuaku hidupku menjadi serba kekurangan, tetapi sebenarnya aku sangat menyayangi mereka, apalagi aku sangat ingin bisa bertemu lagi dengan ibuku.Walau jauh dalam lubuk hati ini
Baca selengkapnya
Chapter 6
Aku terus memperhatikan lagak dari Bernando, kalau saja hidupku tidak seperti ini pasti aku sudah menghampiri dan memukul wajahnya itu dengan keras.Setelah acara makan selesai, akan dimulai pesta dansa. Bernardo berkata, “Sebentar lagi acara dansa dimulai. Siapa yang ingin berdansa denganku silakan minum anggur ini dari sepatuku!” Sambil berkata demikian ia mengangkat tinggi-tinggi sebuah sepatu pantofel yang berwarna hitam. Para hadirin terdiam. Aku berbisik kepada Mario, "aku kesal sekali, bolehkah aku memukulnya sekarang!""Sudalah jangan melihatnya, fokus saja dengan pekerjaanmu." seru Mario.Tetapi saat itu terlihat Bernardo melangkah terhuyung-huyung karena sudah mabuk, menuju keatas panggung menghampiri Belinda yang sedang menghibur dengan suaranya yang merdu. "Hei! sayangku, suarumu sangat indah sekali." kata Bernardo sambil merangkul paksa Belinda saat itu."Lepaskan Bernardo! apa yang ingin kau lakukan." seru Belinda memberontak ber
Baca selengkapnya
Chapter 7
Malam semakin sunyi dan udara dingin terasa semakin menusuk. Perasaanku amat kacau malam ini. Namun aku tetap melangkahkan kedua kakiku di tengah-tengah keheningan yang semakin mencekam. Ada sebuah perasaan yang rasanya keliru dan tidak pantas dilontarkan, tapi bibir ini tak mampu menahan getar hingga limbung dan ada yang terpeleset keluar dari liang ucap. "Sial! aku tidak sanggup hidup seperti ini." kataku dengan amarah.Aku tidak tahu apa akibatnya setelah meninggalkan pekerjaanku, tapi aku benar-benar tidak sanggup untuk melihat kenyataan yang begitu pahit. Jiwa ini memberontak, aku tidak pernah ingin menyalahkan kedua orang tuaku setelah apa yang terjadi. Aku benar-benar menyayangi mereka walaupun aku harus hidup seperti ini.Aku menyisiri jalan yang remang-remang di tengah kota. Berbicara pada malam yang redup, jangkrik yang begitu berisik, dan lampu kedap-kedip yang berbaris rapi seperti semut. Ada ratapan yang terpelihara di mataku, wajah
Baca selengkapnya
Chapter 8
Aku kira pria tua ini adalah salah satu orang jahat yang mempunyai kekuasaan dikota ini bisa saja dia sudah menyuruh orang untuk membuntutiku selama ini, dan mencari tahu tentang kehidupanku selama ini, aku tidak boleh terjebak dengan tawarannya, karena aku tahu orang jujur dikota ini begitu sedikit adanya. "Kenapa? sebenarnya apa yang ingin kau katakan padaku?" tanyaku dengan penuh kehati-hatian."Aku akan memberikan apa saja yang kau inginkan, asalkan kau mau melakukan pekerjaan untukku!" katanya meyakinkan."Pekerjaan apa yang ingin kau berikan padaku?" tanyaku."Jika kau ingin katakan ingin dan aku akan memberitahumu, jika kau tidak mengatakan ingin maka aku pun enggan mengatakannya." katanya seakan mekaksaku dengan halus.Aku yakin pasti orang tua ini bukanlah orang yang baik, ajakannya seperti ingin menjebakku saja. Aku tidak percaya, dan memikirkan untuk segera pergi dari tempat itu. "Maaf aku tidak bisa jika kau tidak memberitahunya, senang bisa b
Baca selengkapnya
Chapter 9
Aku menutupi seluruh tubuhku dengan selimut, suara langkah terdengar semakin berat, mendekat. Tiba-tiba saja bunyi tetesan air jatuh kelantai mengiringi suara cakaran di tembok penjuru ruangan, "Apa itu setauku atap rumahku tidak ada yang bocor dan rusak." gumam aku dalam hati. Semuanya terjadi begitu cepat. Dingin, gelap, ketakutan.Semuanya terasa janggal malam ini, kenapa ini harus terjadi padaku. Aku harap kantuk segera datang. Lenyap seketika, meninggalkan luka."Gelap... Di mana aku?" aku bertanya sembari mendengar suara. Suara dari jantungku sendiri yang berdegup mengejar ketakutannya. Tubuhku bergeliat dan menimbulkan suara lain dari gemertak sendi tubuhku. Suara dari tubuh jauh lebih jelas dari pandanganku yang hitam.Tidak ada yang lain kecuali aku. Aku tidak mendengar sebuah pantulan dari apapun. Pantulan yang selalu aku rasakan seperti kemarin. Dari sebuah cahaya, sampai sensasi melihat bayangan seseorang didekat jendela. Hanya diriku sendiri dikamar
Baca selengkapnya
Chapter 10
Mata bisa menipuku, tapi suara hati tidak. Hal itulah yang mendorongku keluar dari kegelapan waktu. Meninggalkan kesunyian yang selama ini membelenggu diriku. Suara hati itu berwujud harapan. Apakah sesuatu yang konyol, tentu tidak? Aku terdiam di sini, di antara meja dan kursi dapur dan seorang pria yang tidak kukenali sama sekali. Hanya ingin mendengarkan serta memastikan dengan jelas, suara hati ini. Suara hati yang mengarahkan pergi mencari hari esok yang lebih baik. Mencari arti dari kenyataan, menanam benih mimpi lalu menuainya. Tidak lagi menanti dititik yang sama.aku mengatur nafas pelan-pelan dan mengusap seluruh wajah dengan kedua tangan ini agar cepat mendapatkan keputusan. Aku terpejam sejenak, merasakan irama detak jantungku yang mulai normal. Tapi, tiba-tiba derap langkah kaki terdengar dari arah belakang, aku membelakkan mata ketika sebuah tangan menepuk pundaku, " Hey! Akira sedang apa kau?" kemudian aku menengok kebelakang melihat siapa yang datang. Ternyata
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status