Kukembalikan Suamiku Pada Mantan Istrinya

Kukembalikan Suamiku Pada Mantan Istrinya

Oleh:  TrianaR  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
5 Peringkat
85Bab
205.9KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Arini, seorang gadis cerdas yang berprofesi sebagai perawat lansia dipersunting oleh seorang duda beranak satu. Dalam menjalani mahligai pernikahannya, ia harus menerima kenyataan kalau sang suami masih perhatian pada mantan istrinya dengan alasan anak mereka. Bukan hanya perhatiannya saja yang dirampas, sang mantan istri suaminya pun meminta 'jatah' nafkah yang lebih dari biasanya. Hubungan mereka kian dekat membuat Arini muak. Ia merasa dimanfaatkan, bukan sebagai istri melainkan perawat ibu mertuanya yang lumpuh. Dari pada terus menerus kesal dan makan hati, akhirnya Arini mengembalikan sang suami pada mantan istrinya. Bagaimana kisah selanjutnya?

Lihat lebih banyak
Kukembalikan Suamiku Pada Mantan Istrinya Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
default avatar
Nurul Meddy
bagus alur ceritanya.
2024-01-18 07:21:29
0
user avatar
Vera Butarbutar
mantap ditunggu kelanjutannya
2023-11-02 00:22:04
0
user avatar
Malisa Sandi Selvia
memang the best
2023-07-01 01:11:30
1
user avatar
phasso Bhangau
bagus kayakny
2023-06-24 00:23:00
1
user avatar
Hani Pratama
kok belum dilanjut ya ceritanya, ada apakah?
2022-10-12 21:05:26
1
85 Bab
1. Kukembalikan suamiku padamu, Mbak!
Part 1"Mas, hari ini jadi kan anterin aku check up ke dokter?" Dia yang tengah menyisir rambutnya, menoleh ke arahku sebentar, lalu menepuk jidatnya. "Duh, maaf Dek, barusan Mas udah janji sama Aqilla, mau anterin dia pergi ke Water Park.""Lho Mas, dari bulan kemarin kan udah janji mau anterin aku periksa kandungan?!" protesku."Maaf ya, Dek. Kamu pergi sendiri bisa 'kan? Mas udah janji nih sama Qilla, nanti dia malah nangis," sahutnya lagi. Aqilla adalah putrinya dari pernikahannya yang pertama.Dia bangkit lalu memberikan uang seratus ribuan sebanyak empat lembar. "Segini cukup kan buat USG ke dokter?! Mas berangkat dulu ya, jaga ibu baik-baik. Kalau kamu dah mau berangkat, sementara titipkan ibu ke Mbak Ulfa dulu saja."Belum kujawab ucapan darinya, dia sudah berlalu begitu saja. Penampilannya hari ini begitu rapi, kemeja kotak-kotak warna biru yang ditekuk sampai siku membalut tubuhnya yang tegap dan tinggi. Aku hanya mampu menghela nafas, bukan sekali dua kali dia menolak bil
Baca selengkapnya
2. Bukankah kalian masih saling cinta?
Part 2 "Ini, kukembalikan suamiku padamu, Mbak!"Mas Tiar dan Elvina terbengong mendengar ucapanku. Mereka saling berpandangan lalu kembali menatapku dengan heran."Lho, apa maksudnya ini?" tanya Elvina lagi."Arini, apa-apaan maksudmu seperti ini? Memangnya aku barang pinjaman sampai dibalikin segala?!" tukas suamiku."Bukankah kalian masih saling cinta? Aku hanya menyatukan dua hati yang terpisah untuk kembali bersama lagi, kalian rujuk saja, aku yang mundur," jawabku."Ini gak lucu, Arini!" tukas Mas Bachtiar."Ya, emang! Dan aku lagi gak ngelawak, Mas!" Nada suaraku mulai meninggi. "Ayah, Tante, kenapa bertengkar?" celetuk si kecil Aqilla. Bocah cantik itu bertanya dengan polosnya membuatku menghela nafas berkali-kali. Ah, kenapa aku jadi susah mengontrol emosi seperti ini.Mas Tiar menatap putrinya lalu kembali menatap wanita yang sudah pernah menjadi istrinya itu memberi kode supaya Aqilla masuk ke dalam rumah."Ayo sayang, kita masuk!" ucap Elvina dengan nada lembut. Wanita b
Baca selengkapnya
3. Aku ingin pisah darimu
Part 3Aku berlalu ke dalam tapi dia langsung menarik tanganku."Dek, kenapa kau tega berkata seperti ini padaku? Apa maksudnya ini?" Dia memasang nada suara memelas dengan tatapan begitu sayu penuh permohonan. "Aku salah apa sama kamu, Dek? Kenapa sikapmu jadi berubah seperti ini? Aku ini kan suamimu, sudah tentu aku pulang kesini. Kenapa kau malah ingin mengusirku?""Dasar laki-laki tidak peka!" Kukibaskan tanganku darinya. "Kamu itu laki-laki egois ya Mas, kalau senang-senang kamu pergi sama mantanmu, giliran pusing aku disuruh ikut nanggung! Mikir dong, Mas! Mikiiiirrr!! Kamu masih punya otak kan?"Gara-gara nada suaraku yang meninggi, para tetangga berhamburan keluar. Gegas aku masuk ke dalam dan menutup pintu cukup keras. Braaakk ...!Sabar, Arini, sabar.Rupanya tak kehilangan akal. Mas Tiar masuk melalui jendela kamar ibu yang terbuka lebar. Ya, di kamar ibu dipasang jendela yang lebar agar ia bisa melihat pemandangan luar. Biar ibu tak bosan berada di dalam kamarnya. Dia sel
Baca selengkapnya
4. Koper yang berjejer di teras
Part 4Aku mengusap wajah dengan kasar. Melihat Arini pergi meninggalkanku sendiri di depan rumah Elvina.Apa-apaan maksudnya itu?! Mengembalikanku pada Elvina? Dia pikir aku barang?! Tak habis pikir dengan pemikirannya yang sembrono. Bikin makin pusing aja hidupku ini. Masalah hutang piutang belum beres, dia malah menelantarkanku di sini.Kuembuskan nafas panjang berkali-kali sambil berkacak pinggang. Istriku itu sudah tak terlihat dalam pandangan lagi. Tak bisa dibiarkan dia menghinaku dan berlaku tak sopan seperti ini padaku. Awas saja kalau aku pulang ke rumah, biar kuberi pelajaran kamu, Arini! Aku heran aja, kenapa tingkahnya sekarang berbeda, tidak seperti Arini yang kukenal awal dulu, seorang perempuan yang sangat lembut.Arrghh! Kepalaku terasa berdenyut-denyut memikirkan segala masalah hari ini. Bagaimana aku mendapatkan uang itu? Padahal aku sangat yakin kalau Arini punya simpanan uang, jatah bulananku pasti lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhannya dan juga kebutuhan
Baca selengkapnya
5. Perawat panti jompo
Part 5Aku tak pernah tahu Arini akan marah besar atas sikapku selama ini. Kami bertengkar hebat. Biasanya Arini selalu diam tapi kini dia berani marah-marah gak jelas bahkan mengusirku dari rumah sendiri. Bahkan aku sangat shock saat dia mengatakan ingin pisah dariku di depan ibu. Apakah dia tidak memikirkan perasaan ibu? "Keputusanku sudah bulat. Aku ingin pisah darimu. Akan kuurus semua berkasnya!""Tidak Dek. Tolong jangan seperti ini--" Dia menggeleng cepat, wajahnya menunjukkan kalau dia sangat kecewa. Aku benar-benar shock mendengarnya. Apalagi terngiang semua ucapannya. 'Aku memintamu mengantarku periksa kandungan kau menolak, aku memintamu mengantarku belanja bulanan kau menolak. Aku memintamu untuk sekedar makan malam bersama, kau pun menolak. Dan kamu selalu menolaknya karena kau lebih memilih ingin menghabiskan waktu bersama Aqilla dan juga ibunya. Apa kau lupa dalam rahimku ini pun adalah calon anakmu?'Ungkapan kekesalannya itu seperti tamparan bertubi-tubi untukku.
Baca selengkapnya
6. Masih pantaskah disebut seorang suami?
"Lebih baik dia tak mengenal ayahnya. Dari pada harus memiliki seorang ayah yang pilih kasih, bahkan di awal kehadirannya pun tak pernah peduli!""Ya ampun Dek, kenapa kamu jadi seperti ini sih! Kamu seperti bukan Arini yang mas kenal. Kamu tega memisahkan anak dan ayahnya sendiri?" ucap Mas Bachtiar membela diri."Karena kamu duluan yang memulainya, Mas. Andai kamu bisa menghargai sedikit saja perasaanku, aku tak mungkin bersikap seperti ini. Kamu yang tega, Mas, bukan aku! Kamu pamer kemesraan dengan mantan istrimu itu tanpa memikirkan aku, sekarang setelah aku ingin pisah dari kamu, kamu gak mau. Kamu benar-benar laki-laki egois, Mas!""Maaf ya, Dek. Aku memang salah. Tolong jangan marah-marah seperti ini. Kamu sedang hamil lho, gak baik buat janin yang ada dalam kandunganmu." "Apa pedulimu melarangku marah-marah?""Jelas aku peduli karena aku suamimu!" pungkasnya lagi."Suami? Masih pantaskah kau disebut sebagai seorang suami?" Arini tersenyum sinis, pandangannya penuh dengan kem
Baca selengkapnya
7. Fix, kita pisah
Rasanya percuma terus berdebat dengan Mas Tiar. Dia takkan mau kalah, dia pun takkan mau pergi dari sini. Mungkin biar aku saja yang pergi. Dari awal tempatku memang bukan di sini.Kuhela nafas dalam-dalam. Ah kenapa dadaku rasanya sesak sekali, sakiiit. Kulihat keluar, hari sudah mulai gelap. Akan kupikirkan caranya nanti malam. Gegas menutup jendela yang masih terbuka agar nyamuk tak masuk. Aku masuk ke kamar ibu, beliau terlihat memejamkan matanya. "Bu, bangun, Bu. Hampir maghrib, jangan tidur, Bu." Aku menggoyangkan tubuh ibu agar dia terbangun. karena tidur menjelang maghrib tak baik untuk kesehatan.Ibu terkesiap kaget, dia menoleh ke kanan dan ke kiri mungkin belum sepenuhnya sadar. Dia beringsut untuk duduk. Aku hanya memandangnya saja. Rasanya tak rela meninggalkan ibu mertuaku dalam keadaan seperti ini. Aku sayang sama dia, tapi putranya hanya memanfaatkanku saja. Hidup memang sebuah pilihan, aku harus memilih walaupun itu berat."Ibu lapar? Aku ambilkan air minum dulu ya,
Baca selengkapnya
8. Cemas
Perasaanku diliputi rasa khawatir usai menerima telepon dari mantan istriku. Aqilla sakit, badannya panas tinggi hingga kejang-kejang. Apa yang terjadi pada gadis mungilku? Aku sampai tak pedulikan Arini lagi. Aku yakin pasti Arini bertambah marah padaku. Tapi hal ini lebih darurat.Gegas kulajukan mobil menuju rumah kontrakan Elvina. Suasana malam, ramai dengan kendaraan membuat mobil ini tak bisa melaju dengan cepat.Aku turun dari mobil, Elvina sudah menungguku di teras. Dia terlihat begitu cemas. Beberapa kali dia menelepon tapi tak kugubris karena fokus menyetir. "Mas, kenapa kamu lama sekali?" sambutnya agak kesal. Wajah cantiknya ditekuk cemberut."Maaf El, tadi jalanan ramai sekali. Mana Aqilla?" tanyaku sekaligus mengalihkan pembicaraan."Ada di kamar. Ya sudah, cepetan Mas!" tukasnya.Segera aku menuju kamar Aqilla, putri mungilku itu tengah merintih kesakitan. Badannya benar-benar panas."Bukain pintu mobilnya, El.""Iya, Mas.""Kamu masuk dulu, biar Aqilla dipangku sama
Baca selengkapnya
9. Kalang Kabut
"Mbak Arini bilang cuma mau beli obat sebentar, tapi sampai sekarang belum pulang juga. Udah dari jam setengah delapan malam lho Mas. Aku hubungi nomornya gak aktif. Kasihan lho, Mas, mana lagi hamil, sendirian lagi!"Deg! Aku shock mendengar penuturan Mbak Ulfa. Arini pergi? Rasanya kok gak mungkin."Mas, Mas Tiar masih dengar aku kan?""Eh, i-iya, Mbak.""Tolong Mas Tiar pulang, ini ibu sendirian di rumah. Beliau nangis terus karena Mbak Arini belum pulang-pulang. Takut terjadi apa-apa katanya. Cepat pulang ya Mas, nih anakku udah nyusul kesini minta dikelonin.""I-iya Mbak. Aku pulang sekarang.""Eh, tunggu, Mas, ini ibu mas mau ngomong sebentar," timpal Mbak Ulfa lagi.Tak berapa lama terdengar suara ibu yang tengah menangis. "Hallo Tiar, kamu dimana, Nak?""Emmh ... Aku di rumah El, Bu." Rupanya mendengar jawabannya membuat ibuku meradang."Apaa? Kamu masih berhubungan sama mantanmu itu? Jadi benar ucapan Arini?! Dasar bodoh! Pulang sekarang, Tiar! Cari Arini sampai ketemu!""Maa
Baca selengkapnya
10. Cemburu tak berdasar
"Bagus ya, dua hari menghilang, ponsel gak aktif, pulang-pulang bawa seorang laki-laki? Wanita macam apa kamu?!"Deg! Aku yang baru pulang langsung disambut ocehan suami yang tak tahu diri itu. Aku hanya menatapnya nanar. "Jadi kamu sudah selingkuh di belakang aku? Apa ini yang kamu lakukan, Arini? Kamu gak malu sama pendidikanmu yang tinggi itu?! Kamu gak malu sama kerudung yang kamu pakai itu? Ternyata sikapmu lebih buruk dari pada sampah!" tukas Mas Tiar emosi.Ck! Sudah salah malah menuduhku sembarangan pula. Enak saja! Memangnya hanya mulutmu saja yang bisa berkata seperti itu?"Cukup, Mas! Hentikan omong kosongmu itu! Yang selingkuh bukan aku tapi kamu! Yang sampah itu kamu, bukan aku. Untuk menutupi kebusukanmu, kamu menuduhku? Enak saja!" sentakku lagi.Hampir saja Mas Tiar menamparku, tapi lelaki yang mengantarku pulang segera menghalaunya."Jangan pakai kekerasan begini, Mas. Tak baik, apalagi istri anda sedang hamil.""Siapa anda berani mencampuri urusan rumah tanggaku!" t
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status