Siapa Yang Menulis Tidak Ada Manusia Yang Sempurna Quotes?

2025-10-15 02:15:46 28

5 Answers

Daniel
Daniel
2025-10-16 00:11:28
Kalimat itu lebih mirip pepatah kolektif daripada karya satu penulis tunggal.

Kalau kamu lihat frasa 'tidak ada manusia yang sempurna', hampir selalu muncul tanpa kredit, karena ini adalah ringkasan dari gagasan panjang yang sudah ada sejak lama di banyak kebudayaan. Dalam tradisi barat ada padanan yang terkenal: 'To err is human', yang sering dikaitkan dengan tulisan-tulisan klasik; versi populer lengkapnya adalah 'To err is human; to forgive, divine' oleh Alexander Pope. Sebelum Pope, gagasan bahwa kesalahan adalah bagian dari kodrat manusia sudah muncul dalam ungkapan Latin dan pemikiran Stoik—jadi sebenarnya ini lebih berupa hikmat leluhur daripada kutipan dari satu orang saja.

Jadi, kalau kamu butuh referensi untuk konteks historis, sebutkan asal idiom Latin atau Pope sebagai bentuk elaborasi terkenal. Tapi kalau tujuanmu mengutip di caption atau esai, aman kalau kamu sebut sebagai 'peribahasa' atau 'pepatah umum' karena memang tidak punya satu pengarang jelas. Aku biasanya pakai itu buat ingatkan diri sendiri untuk lebih sabar sama kesalahan orang lain, dan itu terasa lebih nyaman daripada melacak satu nama penulis tertentu.
Sophia
Sophia
2025-10-16 20:55:29
Gue sering lihat orang ngetag frasa 'tidak ada manusia yang sempurna' di kolom komentar, dan hampir selalu tanpa atribusi. Dari pengamatan gue, itu memang bukan kutipan dari satu penulis terkenal—melainkan rumusan sederhana dari pemikiran yang udah ada berabad-abad.

Kalimat serupa ada di bahasa Latin, 'Errare humanum est', yang artinya 'salah itu manusiawi', dan gagasan itu bergaung di banyak budaya. Versi yang dipopulerkan di literatur Inggris sering dikaitkan sama Alexander Pope lewat baitnya 'To err is human; to forgive, divine'. Jadi kalau kamu mau bilang siapa yang menulis, jawaban singkatnya: gak ada satu penulis spesifik—itu warisan kata-kata bijak rakyat yang berubah-ubah bentuk sepanjang sejarah. Buat gue, keindahannya justru ada di kesederhanaannya: ia bisa dipakai kapan saja buat ngingetin bahwa kesalahan itu manusiawi.
Quinn
Quinn
2025-10-18 07:36:49
Gue suka memandang frasa itu sebagai motto sederhana buat hidup: bukan soal siapa penulisnya, tapi gimana pengaruhnya.

Kalau mau teknis, gak ada satu nama yang bisa diklaim sebagai pencipta 'tidak ada manusia yang sempurna'—ia adalah terjemahan bebas dari gagasan kuno seperti 'Errare humanum est' dan diperluas lagi oleh penulis seperti Alexander Pope. Namun di praktik sehari-hari, frasa ini hidup sendiri dan dipakai di berbagai konteks tanpa atribusi. Buat gue, itu justru keren; pesan inti tentang penerimaan dan belajar dari kesalahan jadi mudah menyebar. Jadi daripada ngotot nyari satu nama, aku lebih suka pakai kalimat itu sebagai pengingat untuk terus berkembang dan tetap rendah hati.
Violet
Violet
2025-10-20 11:02:16
Lihat saja di percakapan sehari-hari: frasa 'tidak ada manusia yang sempurna' sering dipakai tanpa menyebut siapa pun, dan itu bukan kebetulan.

Secara fungsi, ungkapan ini adalah pepatah—hasil akumulasi kebijaksanaan kolektif. Kalau ditarik ke sumber tertulis, ide yang sama muncul dalam ungkapan Latin 'Errare humanum est' dan diadaptasi oleh penulis seperti Alexander Pope dengan formulasi terkenal tentang memaafkan. Namun, itu bukan bukti ada satu penulis tunggal di balik versi bahasa Indonesia yang umum dipakai hari ini. Aku biasanya mengutipnya sebagai pengingat buat lebih murah hati terhadap kesalahan sendiri dan orang lain, bukan sebagai kutipan beratribusi. Rasanya lebih personal dan nyaman begitu.
Henry
Henry
2025-10-20 11:52:07
Ada sisi sejarah linguistik yang asyik ketika menelusuri asal frasa seperti ini.

Ketika aku menguliknya, terlihat jelas bahwa 'tidak ada manusia yang sempurna' bukanlah ciptaan modern; ia punya akar yang paralel dengan ungkapan-ungkapan klasik. Contohnya, idiom Latin 'Errare humanum est' sering dianggap nenek moyang dari gagasan ini, dan pemikir-pemikir Eropa kemudian merangkainya lagi—Alexander Pope misalnya yang menuliskan versi populer dalam bahasa Inggris, 'To err is human; to forgive, divine'. Di sisi lain, tradisi lisan di banyak budaya Asia dan Timur Tengah juga punya pepatah setara yang menyampaikan bahwa kesempurnaan manusia itu mustahil.

Dalam praktiknya, frasa tersebut lebih seperti kesimpulan kolektif dari pengalaman manusia daripada karya seorang juru kata. Aku merasa menarik bagaimana ide sederhana itu bertahan dan menyesuaikan diri dengan konteks lokal: di media sosial ia jadi caption, di buku self-help ia jadi topik refleksi, dan di percakapan sehari-hari ia jadi pengingat empati. Itu menunjukkan kekuatan ungkapan universal yang bukan terpaku pada satu pengarang.
View All Answers
Scan code to download App

Related Books

Tidak Ada Suami yang Sempurna
Tidak Ada Suami yang Sempurna
Zahra Rosalina Azhari menderita kanker di usianya yang baru tiga puluh lima tahun, tapi dia percaya dia bisa melewatinya dengan suaminya Andi Perkasa Adiputra dan sahabatnya Sarah Adinda Cempaka di sisinya—sampai dia menemukan mereka berdua di tempat tidur bersama di rumahnya tanpa memakai pakaian apapun. Melihat kedatangan Zahra, lantas membuat mereka berdua kaget. Cerita terakhir yang sebenarnya adalah ketika Andi bertindak lebih jauh dengan membunuh Zahra tanpa penyesalan apa pun. Jadi, ketika Zahra yang entah bagaimana membuka matanya dan menemukan dirinya mundur ke sepuluh tahun yang lalu, dia bertekad untuk mengubah nasibnya. Tapi agar Zahra tidak menemui akhir yang menyedihkan, seseorang harus menggantikan dirinya. Zahra menetapkan untuk menempa masa depan baru untuk dirinya sendiri dan membalas dendam untuk masa lalunya dengan menjodohkan sahabatnya dengan suaminya yang selingkuh. Jelas, mereka pasangan yang dibuat di surga—atau lebih tepatnya, pasangan yang dibuat di neraka. *** “Kau tidak lihat, hah? Yang hidup harus tetap hidup. Toh kau juga akan mati sebentar lagi, hiks....” Di hadapanku yang divonis sebentar lagi mati karena penyakit kanker, satu-satunya temanku menangis pilu. “Kau, wanita kecil....” Plak. Sebuah tamparan keras mendarat di pipiku hingga membentur cermin meja rias. Aku mati di tangan suamiku sendiri bahkan tanpa bisa memenuhi tenggat waktu sebelum kematianku. Kemudian, aku hidup kembali. “Zahra, istirahat makan siang sudah selesai!” 10 tahun yang lalu, aku terbangun di perusahaan tempatku bekerja. Kehidupan yang lain diberikan setelah kematian diriku. Untuk bisa mengubah takdirku, seseorang harus menggantikan takdirku yang sudah seperti neraka. Aku menjadikan 'seseorang' itu adalah temanku sendiri sebagai pengganti takdir kedidupanku. Temanku, kau menginginkan suamiku.
10
81 Chapters
ARKA: Seorang Manusia yang Bukan Siapa-siapa
ARKA: Seorang Manusia yang Bukan Siapa-siapa
Suasana meledak, semua orang maju. Aku segera bergerak cepat ke arah Salma yang langsung melayangkan kakinya ke selangkangan dua pria yang mengapitnya. Aku meraih tangan Salma. Sesuai arahku Ferdi dan tiga temannya mengikutiku. "Fer, bawa!" Aku melepas lengan Salma. Ferdi bergegas menariknya menjauhiku. "Keluar!" tegasku sambil menunjuk arah belakang yang memang kosong. "Nggak, Arka!" teriak Salma, terus menjulurkan tangan. Aku tersenyum. Salma perlahan hilang. Syukurlah mereka berhasil kabur. Hampir lima belas menit, aku masih bertahan. Banyak dari mereka yang langsung tumbang setelah kuhajar. Tapi beberapa serangan berhasil membuat sekujur badanku babak belur. Kini penglihatanku sudah mulai runyam. Aku segera meraih balok kayu yang tergeletak tak jauh, lalu menodongkannya ke segala arah. Tanpa terduga, ada yang menyerangku dari belakang, kepalaku terasa dihantam keras dengan benda tumpul. Kakiku tak kuat lagi menopang, tak lama tubuhku telah terjengkang. Pandanganku menggelap. Sayup-sayup, aku mendengar bunyi yang tak asing. Namun, seketika hening. (Maaf, ya, jika ada narasi maupun dialog yang memakai Bahasa Sunda. Kalau mau tahu artinya ke Mbah Google aja, ya, biar sambil belajar plus ada kerjaan. Ehehehe. Salam damai dari Author) Ikuti aku di cuiter dan kilogram @tadi_hujan, agar kita bisa saling kenal.
10
44 Chapters
Pembohong yang Sempurna
Pembohong yang Sempurna
Parta mahasiswa jurusan teknik industri yang memiliki pesona. Dia tampan, cerdas, dan kaya. Di dunia akademis dia memang berkelas, tapi di luar itu ia memiliki tabiat yang buruk. Dia angkuh, sombong, dan suka mempermainkan perempuan. Anehnya, banyak wanita yang menaruh hati padanya meskipun ia berperilaku buruk. Nyla mahasiswa baru jurusan teknik pertanian. Ia berasal dari kampung dan berkesempatan kuliah di universitas berkelas karena mendapat beasiswa. Ia miskin dan terlihat polos, tapi cerdas dan berani. Keaktifannya dalam dunia akademis membuat ia bertemu dengan Parta. Nyla sangat membenci Parta karena reputasinya di luar kampus yang mencoreng nama organisasi. Begitu pula dengan Parta yang membenci Nyla karena menganggapnya sebagai saingan yang membahayakan. Naas bagi Nyla, rahasia terbesar dalam hidupnya diketahui oleh Parta. Masa lalunya yang kelam akhirnya terungkap, ia tak mampu berkutik dan harus menyerah pada keadaan. Ia terpaksa menjadi kekasih pajangan Parta dan terikat janji untuk selalu patuh padanya. Nyla tidak ingin terkungkung di bawah aturan Parta. Usaha untuk melepaskan diri dari Parta pelan-pelan ia lancarkan. Cara yang sama menjadi pilihan yang akhirnya ditempuh Nyla. Ia berusaha mencari titik lemah Parta untuk bisa menaklukkannya. Saat yang sama justru Parta mempertimbangkan untuk benar-benar menjadikan Nyla sebagai kekasihnya. Namun sebagai orang yang angkuh ia tak ingin harga dirinya jatuh. Ia tetap pada prinsipnya membuat Nyla takluk mutlak padanya.
10
85 Chapters
Mantan Yang Sempurna
Mantan Yang Sempurna
Di malam sebelum pernikahan, istriku pulang dalam keadaan mabuk berat. Dia diantar pulang oleh mantannya dengan pakaian yang acak-acakan. Sambil setengah sadar, dia memanggil-manggil nama sang mantan, Dylan Wiguna. Dia berujar, "Dylan, aku menikah dengan dia cuma karena kamu suka wanita yang sudah menikah. Aku menikah dengannya cuma demi memenuhi keinginanmu. Hmph! Aku nggak mau pulang. Aku mohon, temani aku sekali lagi, ya?"
9 Chapters
Pernikahan Yang Sempurna
Pernikahan Yang Sempurna
Semua berawal dari malam pertemuan terkait pernikahan politik, yang seharusnya di hadiri oleh kakak keduanya, tapi Hana malah datang menyamar sebagai sang kakak, membantu kakak keduanya untuk menolak El Murad Pasha—salah seorang konglomerat ternama di kota X. Tapi setelah malam itu, Pasha malah terus- menerus memburu Hana bak serigala buas yang telah menargetkan mangsanya. Hingga suatu hari, keduanya memutuskan untuk membuat sebuah kesepakatan. Tanpa surat perjanjian dan hanya ancaman Pasha sebagai jaminan. "Jika kau berani bersikap tidak sesuai kesepakatan, maka aku akan menjadikan mu milikku secara paksa" "..." Hana tercekat di tempat. "Baik itu menyembunyikan mu di sebuah pulau atau mungkin mengurung mu di sebuah mansion—" Mata elang Pasha tersenyum dingin, "Kau tau itu bukan hal sulit untuk ku lakukan" "..." Hana terguncang, merasa seperti dunianya terenggut sudah. Hana pernah memimpikan pernikahan yang sempurna— bahagia, penuh cinta dan setia sampai akhir. Tapi menikah dengan seorang bos toxic, dingin dan posesif seperti Pasha, akankah impian Hana terwujud?
10
140 Chapters
SUAMI YANG SEMPURNA
SUAMI YANG SEMPURNA
Kata orang-orang di sekelilingku, Kevin itu sempurna. Hanya dia yang mampu membuatku seorang Reina yang tak kunjung lulus skripsi tersadar untuk menjadi Reina yang lebih baik. Bahkan, keluarga besarku sangat antusias untuk menjodohkanku dengannya, membuatku sebal setengah mati. Padahal aku sudah mencintai Arman, pacarku saat ini. Namun sialnya, Arman malah membuatku semakin terjebak pada situasi perjodohan ini. Sampai akhirnya pernikahanku dengan Kevin pun terjadi. Saat kami memutuskan untuk saling berdampingan sebagai suami istri, berbagai masalah pun datang bertubi-tubi ….
Not enough ratings
71 Chapters

Related Questions

Orang Mencari Tidak Ada Manusia Yang Sempurna Quotes Untuk Motivasi?

5 Answers2025-10-15 07:36:24
Di buku catatan yang kugunakan untuk ide-ide kecil, aku pernah menuliskan: 'Tidak ada manusia yang sempurna, yang ada adalah manusia yang terus belajar.'\n\nQuote pendek itu jadi semacam mantra buatku ketika semangat turun. Kadang aku menatap kembali kesalahan-kesalahan kecil yang kusimpan sebagai memori, dan kutemukan bahwa setiap kegagalan kecil itu malah membentuk versi diriku sekarang. Aku suka mengingatkan diri sendiri bahwa 'sempurna' bukan tujuan nyata — itu jebakan yang membuat kita takut mencoba. Lebih baik fokus pada proses: bangun, coba lagi, dan sambil tersenyum terima ketidaksempurnaan.\n\nJadi kalau kamu butuh kalimat penyemangat, coba ulangi ini beberapa kali di pagi hari: 'Aku cukup baik untuk mulai, cukup berani untuk terus, dan cukup bijak untuk belajar dari kesalahan.' Bukan hanya kata-kata manis, tapi pengingat praktis yang membuat hari-hari berantakan terasa bisa ditata lagi oleh tangan sendiri.

Kamu Pakai Tidak Ada Manusia Yang Sempurna Quotes Sebagai Caption?

5 Answers2025-10-15 12:07:30
Ada kalanya kutemukan momen yang pas untuk caption 'tidak ada manusia yang sempurna'. Aku pernah pakai itu waktu upload foto setelah gagal total dalam proyek DIY yang sempat bikin aku malu. Para follower yang benar-benar kenal aku tahu konteksnya, jadi caption itu terasa jujur dan mengundang empati, bukan cuma klise. Tapi aku juga belajar bahwa kalau dipakai terus-menerus tanpa konteks, kalimat itu cepat terasa hambar dan seperti sok bijak. Sekarang aku biasanya pakai 'tidak ada manusia yang sempurna' ketika ingin buka pembicaraan soal kesalahan, proses, atau saat mau mengingatkan diri sendiri dan orang lain tentang toleransi. Tambahkan sedikit cerita singkat atau interior monolog biar caption nggak cuma kutipan generik. Intinya, itu kutipan yang manis dan aman—asal dipakai dengan niat dan konteks, bukan sekadar caption filler.

Guru Mengajarkan Tidak Ada Manusia Yang Sempurna Quotes Untuk Moral?

5 Answers2025-10-15 00:14:53
Kadang pelajaran moral di kelas terasa seperti debat kecil yang hangat. Aku masih teringat guru yang sering mengutip 'tidak ada manusia yang sempurna' untuk meredam rasa malu murid yang melakukan kesalahan. Menurutku, kutipan itu punya kekuatan besar: ia menurunkan ketegangan, mengajak empati, dan mengingatkan kita bahwa kegagalan bukan akhir dunia. Di sisi lain, aku juga pernah melihat kutipan serupa dipakai sebagai pembenaran—orang menggunakannya untuk mengelak tanggung jawab. Jadi kalau aku berdiri di hadapan murid yang mendengarkan, aku akan pakai kutipan itu sebagai pintu masuk. Setelah memberi ruang bagi kerapuhan, aku akan mendorong langkah konkret: minta maaf jika perlu, buat rencana perbaikan, dan refleksi agar kesalahan sama tidak terulang. Intinya, 'tidak ada manusia yang sempurna' efektif untuk moral kalau diimbangi dengan penekanan pada tanggung jawab dan proses belajar. Kalau tidak, ia bisa jadi kata-kata manis yang yang membiarkan masalah berulang. Itu pengalaman yang sering kupetik dari perbincangan komunitas dan cerita-cerita yang kusukai.

Pemeran Mengutip Tidak Ada Manusia Yang Sempurna Quotes Saat Acara?

5 Answers2025-10-15 17:18:22
Gila, momen itu masih nempel di kepalaku: sang pemeran naik ke podium dan hanya mengatakan, 'tidak ada manusia yang sempurna', lalu senyap sejenak sebelum tepuk tangan mengalir. Aku inget rasanya seperti menerima teguran halus yang ramah—bukan pembelaan atau pengakuan dosa, melainkan pengingat bahwa kegagalan dan kesalahan itu bagian dari perjalanan. Kalau aku jadi teman di belakang panggung, aku bakal bilang sesuatu yang ringan tapi jujur, misalnya: "Terima kasih sudah jujur, itu lebih berani dari sekadar akting sempurna." Kutipan pendek kayak gitu bisa bikin suasana lebih manusiawi dan menurunkan ekspektasi yang nggak realistis terhadap selebriti. Intinya, kutipan seperti itu bekerja paling baik kalau diikuti tindakan kecil: minta maaf kalau perlu, tunjukkan usaha perbaikan, dan jangan bertele-tele. Penonton lebih mudah memaafkan kalau ada konsistensi. Aku pulang dari acara itu dengan perasaan hangat—lebih ngeh bahwa kita semua sedang berusaha, bukan bersaing untuk jadi tanpa cela.

Pembaca Mencari Tidak Ada Manusia Yang Sempurna Quotes Versi Inggris?

5 Answers2025-10-15 13:22:40
Ada satu koleksi kalimat bahasa Inggris tentang ketidaksempurnaan yang selalu kusimpan di kepala ketika butuh pengingat lembut: mereka singkat, jujur, dan kadang lucu. Beberapa yang kusuka: 'Nobody's perfect.' — sederhana tapi langsung ke inti. 'To err is human; to forgive, divine.' — Alexander Pope, klasik yang bikin kesalahan terasa lebih manusiawi. 'Perfection is not attainable, but if we chase perfection we can catch excellence.' — Vince Lombardi, ini favoritku ketika aku butuh dorongan supaya gak takut gagal. 'Have no fear of perfection—you'll never reach it.' — Salvador Dalí, sarkastis dan nyaman buat yang perfeksionis. Kalimat-kalimat ini kupakai sebagai mantra kecil: kalau aku grogi sebelum presentasi atau ngerasa minder liat karya orang lain, aku ngulang satu dua kutipan itu di kepala. Mereka bukan solusi ajaib, tapi membantu mengubah mood dari panik jadi lebih realistis dan santai. Semoga beberapa kutipan Inggris ini juga bisa jadi temanmu saat lagi butuh pengingat bahwa tak apa kalau belum sempurna.

Fanfic Pakai Tidak Ada Manusia Yang Sempurna Quotes Untuk Apa?

5 Answers2025-10-15 05:14:31
Aku selalu menyimpan kutipan 'tidak ada manusia yang sempurna' di notes ketika menulis fanfic karena itu sering jadi jangkar emosional untuk cerita. Seringkali kutipan itu aku pakai sebagai epigraf di awal bab: pembaca baca satu baris, langsung tahu tone—apakah ini fanfic healing, romansa yang penuh salah-salah paham, atau tragedi yang pelan-pelan sembuh. Selain jadi mood-setter, kutipan semacam itu membantu aku menegaskan tema cerita tanpa harus mengetok kepala pembaca dengan penjelasan panjang. Di sisi lain, kutipan itu juga berguna untuk membebaskan karakter dari ekspektasi sempurna: pembaca bisa menerima kesalahan tokoh lebih mudah kalau ada pengingat eksplisit bahwa ketidaksempurnaan itu manusiawi. Kadang aku pakai kutipan ini untuk mengundang simpati terhadap tokoh yang tingkahnya nyebelin, atau untuk menyiapkan pembaca supaya nggak kaget saat tokoh utama bikin keputusan buruk. Intinya, kutipan itu kecil, tapi pengaruhnya besar — bekerja sekaligus sebagai lampu penunjuk tema dan jembatan emosional. Aku biasanya tutup bab sambil mikir, "apakah kutipan ini masih relevan di akhir?" dan itu sering jadi eksperimen penulis yang menyenangkan.

Pengguna IG Memakai Tidak Ada Manusia Yang Sempurna Quotes Kapan?

5 Answers2025-10-15 23:12:44
Lihat, aku perhatikan banyak feed berubah jadi tempat curhat setelah kejadian besar. Seringnya, orang pakai quote 'tidak ada manusia yang sempurna' pas baru aja ngalamin sesuatu yang mengganggu rasa harga diri — misal putus cinta, salah besar di kerjaan, atau bikin orang kecewa. Caption kayak gitu berfungsi dua hal: menghibur diri sendiri dan memberi sinyal ke orang lain bahwa kamu sedang membutuhkan empati atau minta dimaklumi. Kadang juga dipakai waktu minta maaf, supaya pesan terasa lebih lembut. Kalau mau pakai, aku biasanya menyarankan tambahin konteks singkat. Misal, "Belajar dari ini, aku tahu harus minta maaf," daripada cuma nempel quote tanpa tindakan. Quote itu enak dipakai sebagai jembatan emosi, tapi kalau terus-terusan jadi alasan tanpa perubahan, orang bisa keburu skeptis. Intinya: pasang quote itu saat kamu butuh verifikasi emosi, bukan buat nutupin semua tanggung jawab. Aku sendiri suka lihat caption yang jujur dan ringkas—lebih kena dan nggak terkesan basa-basi.

Para Penulis Mengutip Tidak Ada Manusia Yang Sempurna Quotes Di Mana?

5 Answers2025-10-15 08:52:32
Ungkapan 'tidak ada manusia yang sempurna' seperti bayangan yang muncul di banyak halaman petikan dan dialog—aku sering menemukannya dipakai sebagai joket ringan sampai pernyataan moral yang tegas. Di novel-novel percintaan atau coming-of-age, penulis menaruhnya di bibir karakter utama saat mereka mengakui kesalahan atau memaafkan diri sendiri; di esai dan kolom opini, frasa itu dipakai untuk menegaskan bahwa kesalahan adalah bagian dari kondisi manusia. Kadang kutemui juga sebagai epigraf pembuka bab, memberi nada kerendahan hati sebelum cerita melaju. Selain fiksi, kutemu versi pendeknya 'nobody's perfect' di film klasik—misalnya baris penutup legendaris di 'Some Like It Hot'—yang bikin ungkapan itu makin populer dalam budaya populer. Intinya, penulis memetik frasa itu di mana emosi manusia perlu diingatkan: dialog, penutup, pengakuan, atau catatan reflektif. Itu terasa sangat manusiawi bagiku, dan sering membuatku tersenyum sekaligus menghela napas sebagai pembaca.
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status