5 games on
Lyxn
âKau sudah tiba?â tanyanya.
Perempuan itu adalah sosok Claretta yang sangat Altair rindukan.
âAltair?â ucap Altair.
Perempuan itu tertawa kecil dengan menutupi mulut dengan tangannya.
âTerdengar aneh jika seseorang memanggilku dengan namaku sendiri,â ujar Claretta.
âMungkin banyak pertanyaan yang akan kamu lontarkan kepadaku,â ungkap Claretta, âtapi sebelum itu tolong Altair, terbiasalah dengan tubuhmu yang baru, aku sudah lelah dengan tuntutan sebagai penerus pengendali Mana, yang aku inginkan hanya bagaimana rasa memiliki seorang ibu.â sambung Claretta.
Claretta menengadahkan wajahnya ke langit.
âKau pasti tahu banyak informasi tentang duniaku sekarang karena kau adalah orang yang cerdas dan tangguh,â ujar Claretta lagi melihat wajah Altair.
Wajah mereka saling menatap Altair tidak bisa membalas perkataan Claretta Altair yang merasa tidak adil dengan pertukaran tubuh seenaknya yang dilakukan dewa kepada mereka berdua.
Muncul perasaan iba di dalam benak mereka masing-masing seperti mengerti rasa sakit, penderitaan mereka dan kesedihan. Claretta mengambil kedua tangan Altair, air matanya tidak bisa dibendung.
Dengan tersenyum Claretta berkata,âMungkin karena aku sudah berada di tubuh seorang wanita jadi perasaanku menjadi lebih sedikit sensitif.â
âMaukah kamu merelakan hidup kita yang sekarang?â tanya Claretta dengan harap.
Altair menggenggam tangan wanita kecil itu, kini hati Altair menjadi goyah karena sebelum dirinya bertemu dengan pemilik asli tubuh Altair, dia berniat untuk memukul kepala orang tersebut yang dengan sesuka hati meminta kepada dewa untuk menukarkan tubuhnya tanpa izin.
Angin sejuk berhembus, menerbangkan beberapa kelopak bunga di sekitar mereka mengibaskan rambut panjang milik Claretta.
âTernyata, aku sangat cantik.â batin Altair.
Altair meletakkan tangannya di atas kepala Claretta dan membelai kepalanya seraya berkata, âtidak apa-apa.â ucap Altair dengan tenang.
Akhirnya mereka saling mengikhlaskan satu sama lain dan memutuskan untuk menjalani kehidupan mereka sekarang masing-masing, mereka terpisah oleh sebuah cahaya.
âAku akan menjaga ibumu Altair sebagaimana ibuku sendiri karena aku sangat menyayanginya.â ujar Claretta yang hanya terdengar suara.