Filter dengan
Status pembaruan
SemuaSedang berlangsungSelesai
Sortir dengan
SemuaPopulerRekomendasiRatingDiperbarui
Winter's Tale

Winter's Tale

cahya46
Angel membawa semua jiwaku pergi saat kematiannya. Kami saling mencintai tapi Tuhan lebih mencintainya. Aku tidak bisa menggantikannya dengan siapa pun. Aku benci menjadi pria tidak berguna, bahkan tidak bisa menyembuhkan penyakitnya. Atau mengurangi rasa sakit yang dideritanya. Penyakit Kanker serviks stadium akhir. Mengantarnya pada keabadian. Sampai gadis ceroboh tapi ceria mengusik ketenanganku... Aku sangat membencinya karena membuatku terpengaruh akan kehadirannya. Bahkan dia masih sangat belia...apalagi statusnya yang masih saudara sepupu dari iparku membuatku enggan menjalin hubungan dengan gadis itu. Aku berusaha mengabaikan kehadirannya, tapi semakin kuhindari dia seperti lintah menempel disisiku terus... Dasar gadis ceroboh keras kepala. Austin Gerald Klein Aku melihatnya dengan kekasihnya, wanita yang cantik dengan binar kebahagiaan di manik matanya, dia selalu tersenyum diantara kondisinya yang tidak sempurna, wanita itu bahkan duduk diatas kursi roda dan yang kudengar sedang sakit. Aku mencintai Austin sejak pertama kali bertemu. Tapi aku bukan gadis perusak suatu hubungan, aku tahu batasanku walau aku masih belia. Jadi kurasa aku hanya MENGAGUMI. Aku tidak mau bersaing dengan wanita yang bahkan sedang berjuang demi kesembuhannya, dan dia membutuhkan Austin untuk kesembuhannya. Aku berdoa untuk kebahagiaan mereka. Aku pergi menjauh membawa rasa patah hatiku. Cintaku harus layu sebelum berkembang. Amanda Patricia Dexter Aku bersyukur di sisa hidupku aku bisa melaluinya dengan orang yang paling kucintai. Aku merasa tidak pantas untuknya.... Tapi aku ingin egois untuk terakhir kalinya. Aku tak akan melepasmu Austin. Aku membutuhkanmu.... Aku tahu ada satu gadis yang harus patah hati karena kebersamaan kita. Maaf Amanda aku menyayangimu tapi aku akan mengakhiri hidupku bersama Austin . Hanya untuk sisa umurku, bersabarlah... Amanda - Austin. Angela Jennar
Romansa
102.5K DibacaOngoing
Baca
Tambahkan
Terlahir Kembali, Menceraikan Suami Konglomerat

Terlahir Kembali, Menceraikan Suami Konglomerat

Apa hal pertama yang akan kamu lakukan jika terlahir kembali? Aku? Aku akan mulai dengan menceraikan suamiku, Finn Gunawan. Ya, Finn Gunawan. Lelaki yang menguasai setengah dunia mafia dari balik tirai. Sang Bos Mafia. Pria terkaya di dunia. Pria yang diimpikan semua wanita. Wajahnya terpampang di sampul majalah, dinobatkan sebagai "Pria Terseksi di Dunia" lima tahun berturut-turut. Di kehidupanku yang lalu, aku sudah mencoba segalanya agar dia melihatku sebagai seseorang yang berarti. Aku menikah dengannya. Aku melahirkan anaknya. Aku mengesampingkan semua harga diriku, berusaha menjadi istri yang sempurna. Namun, semua itu sia-sia. Baginya, aku tak berbeda dari seorang pelayan yang mungkin sering dia beri tip. Mudah dilupakan, bisa digantikan, dan nyaris tak terlihat. Jadi kali ini, aku tidak akan memohon dan aku tidak akan berpura-pura lagi. Aku menyerahkan posisiku di hidupnya kepada Madeline Bahar ... dan pergi. Madeline adalah cinta pertama Finn, juga bayangan yang menghantui setiap hari di kehidupanku yang lalu. Kini Madeline duduk di seberangku, menatapku dengan mata berkedip bingung, seolah tak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar. "Kamu berusaha keras menyingkirkanku," katanya perlahan, matanya menyipit. "Sekarang kamu mau aku bersama Finn?" "Ya. Itu saja yang kuminta. Temui Finn, bicaralah dengannya. Katakan padanya untuk menandatangani surat cerai." Aku menatap wajahnya yang masih kebingungan dan melanjutkan, "Semua orang tahu aku adalah orang terakhir yang akan melepaskan Finn. Jadi kalau aku bilang mau bercerai, dia nggak akan percaya sedikit pun. Tapi kamu? Kamu orang yang bisa membuat itu terjadi. Benar nggak?" Madeline tertawa, karena akhirnya dia mendapat kesempatan yang selama ini diinginkannya. Aku pun tertawa, karena akhirnya aku bebas.
Cerita Pendek · Mafia
5.8K DibacaTamat
Baca
Tambahkan
After Akad

After Akad

Fafaa
Anaya fikir perjodohan itu hanya ada di cerita cerita novel yang sering di bacanya. Ternyata ia salah. Karena dia sendiri pun mengalami hal yang serupa. Dijodohkan dengan seorang bad boy tengil dan biang onar di sekolah adalah sial terbesar bagi Anaya. Harus berusaha merubah dan menyesuaikan diri dengan gaya hidup Gempa yang sangat berbanding terbalik dengan gaya hidupnya, itu adalah salah satu hal yang Anaya tidak suka. Apalagi dia harus hidup bersama bahkan hampir dua puluh empat jam, karena mereka bersekolah di sma yang sama yaitu sma Mandala. Hari berganti hari, minggu berganti minggu, dan bulan berganti bulan. Hubungan mereka pun semakin dekat, tak hanya itu, benih benih cinta pun mulai tumbuh di antara mereka berdua. Mereka sudah mulai saling terbuka dalam segala hal. Baik masalah sekolah ataupun yang lainnya. Gempa mungkin sudah menyadari akan benih benih cinta yang sudah mulai tumbuh di antara mereka berdua. Namun Anaya, dia masih bingung dan tidak yakin dengan perasaan nya sendiri. Apalagi saat kedatangan Andra. Sang mantan pacar yang membuatnya semakin bingung dan tidak yakin dengan perasaan nya pada Gempa. Sampai sebuah kejadian yang menyadarkan Anaya jika dia memang benar benar sudah mulai mencintai Gempa dan tidak ingin ada wanita lain yang mendekatinya. Apalagi sampai memilikinya. Kejadian dimana Gempa menjalankan misi dari salah satu sahabatnya untuk menjaga jarak dengan Anaya agar dia mengetahui bahwa Anaya memang benar benar mencintai Gempa. Dan yaa, misi itu berhasil dengan sempurna. Hanya membutuhkan waktu dua hari saja Anaya pun menyadari perasaan nya pada Gempa itu bukan hanya sekedar rasa nyaman, melainkan rasa cinta dan takut kehilangan. Hubungan mereka pun kembali membalik. Apalagi setelah Anaya dinyatakan positif hamil oleh dokter, itu semakin membuat hubungan kedua pasangan muda itu semakin dekat dan harmonis.
Romansa
106.1K DibacaOngoing
Baca
Tambahkan
TERLAHIR KEMBALI: ISTRI NAKAL SANG CEO

TERLAHIR KEMBALI: ISTRI NAKAL SANG CEO

Isabela Manik, pengusaha paling bersinar di kota Athena, hidup dengan kejayaan yang membuat banyak orang iri. Namun pada puncak kariernya, publik dikejutkan oleh berita kematiannya yang mendadak. Bella mengira segalanya berakhir dalam sebuah pengkhianatan pahit—hingga saat matanya tertutup… ia justru terbangun kembali ditubuh orang lain. Ia kini adalah Zenia Ramlan, gadis desa sederhana yang dijadikan tumbal pernikahan dengan Kenzo Alberto, pewaris keluarga Alberto yang lumpuh. Dianggap tidak berguna, Namun dengan ingatan, kecerdasan, dan insting bisnis Isabela Manik, Zenia perlahan mengguncang dunia korporat. Keputusan-keputusannya yang tajam membuat publik kembali menoleh—otomatis membuat namanya melambung tinggi. Di sisi lain, Kenzo yang selama ini menjaga jarak justru mulai memperhatikan Zenia secara diam-diam. Kekaguman tumbuh, berubah menjadi ketertarikan halus yang tak bisa ia cegah. Untuk pertama kalinya dalam hidup, ia ingin melindungi seseorang. Namun Bella tidak pernah melupakan tujuan awalnya: membalas dendam atas kematiannya. Dengan kekuatan baru dan posisi yang jauh lebih strategis, ia menapaki jalan berbahaya untuk mengungkap siapa pengkhianat yang merenggut nyawanya dahulu. *** Pintu besar itu terbuka. Di baliknya, seorang pria di kursi roda memandang tanpa emosi, seolah kehadiran Zenia tidak lebih dari angin yang lewat. Namun Zenia hanya tersenyum. Senyuman kecil yang tidak pantas dimiliki gadis yang baru saja dijual keluarganya. Senyuman yang menyimpan dendam, luka… dan bahaya. “Halo, suamiku.” Suaranya lembut, tapi ada sesuatu yang membuat udara diruangan itu menegang. Kenzo Alberto mengangkat alis. Ada kilatan tajam di mata gadis itu—bukan kepasrahan, bukan ketakutan. Sesuatu yang lain. Sesuatu yang membuat naluri bertahannya menyala. Zenia melangkah mendekat, perlahan, lalu berhenti tepat di depan pria itu. Jari-jarinya menyentuh ikatan kimono satin hitamnya… dan melepaskannya begitu saja. “Jadi,” ucapnya pelan, “apa kita bisa mulai sekarang… malam pertama kita?” Untuk pertama kalinya dalam bertahun-tahun, Kenzo Alberto kehilangan kata-kata. Entah ia yang berhalusinasi… atau gadis ini memang bukan Zenia Ramlan yang semua orang kira.
Romansa
34 DibacaOngoing
Baca
Tambahkan
Cinta untuk Tabitha

Cinta untuk Tabitha

AYA RAYA
Tabitha tersenyum sinis ke arah Rino. “Kenapa? Lo kaget lihat gue, Rin? Nggak menyangka ya kalo ternyata gue ada di sini juga? Dan gue sudah dengar semuanya! Semua obrolan kalian berdua! Gue baru tahu kalau ternyata ada ya cowok yang sejahat lo, Rin! Jadi begitu rupanya? Lo anggap gue itu cuma sebatas cewek taruhan buat lo? Nggak ada artinya lagi kah gue selain itu, Rin? Menurut lo ... gue cewek kampungan? Culun? Kutu buku? Nggak cukup menarik ya buat lo? Nggak bisa bikin lo ‘naik’? Sorry ya, Rin! Sebelum lo menganggap diri lo itu cowok paling hebat yang bisa menaklukkan hati semua cewek, asal lo tahu aja ... lo nggak sehebat itu! Andai lo itu barang, dikasih gratis aja gue nggak mau terima, apalagi disuruh bayar! Karena buat gue, lo itu cuma cowok brengsek, jahat, nggak punya otak, yang pantasnya dibawa ke tukang loak terus ditukar sama piring! Tahu lo? Piring aja lebih berharga dan lebih berguna buat gue, daripada cowok kayak lo! Gue menyesaal ... banget pernah dekat sama lo, Rin! Cowok brengsek! Cowok nggak punya otak! Otak lo yang lo pikir cerdas bisa ngebodohin gue itu ternyata nggak lebih besar dari biji kwaci tahu nggak!” maki Tabitha, sebelum melangkah keluar dari warung kopi dan berlari menjauh. Rino melongo. Pemilik warung kopi bengong. Pemuda yang duduk di sebelah Rino bangkit berdiri sambil menahan tawa. “Kasihan lo, Rin! Udah otak lo cuma segede kwaci, lo mau dibawa ke tukang loak lagi! Ditukar sama piring!” Pemuda itu tertawa tergelak. "Diam lo!" bentak Rino. Malu. Pemuda itu semakin tertawa tergelak.
Romansa
103.6K DibacaTamat
Baca
Tambahkan
(Bukan) Menikahi Suamimu

(Bukan) Menikahi Suamimu

Camaraderie
“Dia adalah anakmu.” Deg! Wanita bergaun hitam itu mematung seketika. Menatap foto hasil USG dengan janin di dalam kantong rahim yang diserahkan oleh Darius padanya. “A--apa kau bilang?”Suaranya tergantung, merasakan pasokan udara di sekitarnya habis seketika sampai dadanya merasa sesak. Dia semakin mengepalkan tangannya sekuat tenaga, menggigit bibirnya kuat-kuat agar tangisannya tak pecah saat itu juga. Sakit yang didera olehnya bertahun-tahun kini semakin bertambah. Maniknya menatap bengis pria yang tengah menatapnya dengan penuh sendu. “Persetan!!! Kembalikan anakku, Biadab!!!” teriaknya nyaring, menerjang tubuh besar itu dan memukulinya sambil terus menangis menjerit, tak kuasa menahan rasa sedih dan terkejutnya. Bahkan dia yang baru saja pulih harus menyadari fakta yang terkuak. Menikahi pria beristri dan kini membunuh calon buah hatinya dengan tega. *** “Ceraikan saja suamimu itu, kau tak bisa berharap apa-apa darinya. Pria itu terlalu pengecut untuk menjelaskan kalau dirinya mandul.” Lakshmi mengangkat gelas kopinya, menyesapnya perlahan sambil menikmati pahitnya. Bahkan wanita yang duduk di depannya itu pun ikut tercengang. "Kau ingin merebutnya dariku bukan?" desisnya. Sontak pertanyaan itu membuat Lakshmi pun tergelak. Menertawakan pertanyaan bodoh itu sendiri. "Hah? Aku? Hahaha! Bahkan aku ingin melihatnya mati terpuruk," tekannya. Dia mengibaskan rambut panjangnya congkak. “Kenapa? Dia mencintaimu Lakshmi. Tak bisakah kau melihatnya?” “Mencintaiku? Aku tak pernah percaya cinta. Bahkan saat dia tega menikahiku di saat aku masih berusia belia.” Lakshmita Arjanti, wanita yang memiliki mimpi besar namun harus kandas karena pada akhirnya dia dijual melalui pernikahan dengan Darius Raymond Mahendra. Dendamnya yang mengakar semakin menambah rasa bencinya sendiri. Bagaimana dia membalaskan dendamnya di saat tahu kalau calon buah hatinya pun dikorbankan tanpa dia tahu?
Rumah Tangga
2.5K DibacaOngoing
Baca
Tambahkan
Kala Cinta Menyapa

Kala Cinta Menyapa

[Lereng Gunung Bromo, Hindia Belanda, 1831] . “Lalu untuk apa kau menculikku? Membawaku begitu jauh ke tengah hutan?” Diam. Senyap. Ells menunggu jawaban penculiknya. DIa benar-benar butuh jawaban itu untuk kemerdekaannya. “Ayahmu membunuh kakekku.” Getir suara Airlangga tetap membuat Ells cepat membantah. “Tidak mungkin!” Ells merapikan duduknya. Tidak lagi bersandar, dia duduk tegak menarik kakinya mendekat, bersila. Tatapan menyala penculiknya cukup menjawab. “Papaku tidak pernah membunuh orang!” Ells sungguh tidak terima ayahnya disebut pembunuh. Ayah yang baik, ayah yang lembut, mana mungkin sekeji itu. Namun tatapan Airlangga semakin tajam. *** LANGIT dan bumi, terhalang angkasa yang memisahkan keduanya. Airlangga, anak negeri yang marah, membalas dendam dengan menculik putri seorang penguasa negeri, Daniella Elizabeth van Loen. Perjalanan menerobos hutan, saling melindungi, dan menjaga justru menjadi benih cinta mereka. Sampai akhirnya cinta itu membuahkan janin. Mereka sadar, tidak mungkin selamanya mereka tinggal menyendiri di surga mereka yang bernama hutan. Demi buah cinta mereka, mereka harus kembali ke pusat peradaban. Kembali ke bumi. Kembali membumi. Tapi selalu ada angkasa yang menggantung indah memisahkan langit dan bumi. Haruskah perbedaan itu memisahkan mereka? Apa yang akhirnya Airlangga lakukan untuk membangun pelangi untuk menghubungkan langit dan bumi mereka? Menghilangkan jejak angkasa yang memisahkan mereka. Jika mereka tidak berhasil membangun jembatan pelangi, mereka bersiap untuk tinggal bersama di langit biru. Apakah tidak ada jalan lain? Berlatar masa kolonial Belanda, Airlangga dan Daniella merenda kasih di tengah hutan hujan tropis lereng Gunung Bromo yang cantik. Bertemu binatang-binatang liar. Dengan sedikit penggambaran alam, semoga bisa mengajak pembaca masuk ke dalam cerita, berkelana di tengah hutan di Nusantara abad ke-19. ***
Romansa
109.5K DibacaTamat
Baca
Tambahkan
Terjebak di Dimensi Lain

Terjebak di Dimensi Lain

Nabila
Jendela rumahku gemetar oleh kekuatan guntur yang bergemuruh di langit. Petir menyambar di kejauhan, menerangi malam. Dalam momen kecil itu, beberapa detik cahaya yang membutakan mata menampilkan sosok pria yang berdiri di luar jendelaku. Memperhatikanku. Selalu memperhatikanku. Aku menjalani rutinitas, seperti yang selalu kulakukan. Jantungku berdegup kencang dan berdetak tidak teratur, napasku menjadi dangkal, dan tangan-tanganku menjadi lembab. Tidak peduli berapa kali aku melihatnya, dia selalu menimbulkan reaksi yang sama dariku. Ketakutan, Dan kegembiraan. Aku tidak tahu mengapa hal itu membuatku merasa gembira. Ada yang salah dengan diriku. Tidak normal bagi panas cairan untuk mengalir dalam pembuluh darahku, meninggalkan sensasi terbakar di belakangnya. Tidak biasa bagi pikiranku untuk mulai merenung tentang hal-hal yang seharusnya tidak aku pikirkan. Apakah dia bisa melihatku sekarang? Mengenakan hanya atasan tipis, puting susuku menonjol melalui kain? Atau celana pendek yang kupakai yang hampir tidak menutupi pantatku? Apakah dia suka pemandangan ini? Tentu saja dia suka. Itulah mengapa dia memperhatikanku, bukan begitu? Itulah mengapa dia kembali setiap malam, semakin berani dengan tatapannya sementara aku diam-diam menantangnya. Berharap dia mendekat, sehingga aku punya alasan untuk menempelkan pisau ke lehernya. Sejujurnya, aku takut padanya. Sungguh takut. Tapi pria yang berdiri di luar jendelaku membuatku merasa seolah-olah aku duduk di dalam ruangan gelap, satu lampu menyala dari televisi di mana film horor diputar di layar. Itu sangat menakutkan, dan yang aku inginkan hanyalah bersembunyi, tetapi ada bagian dari diriku yang membuatku tetap diam, membuka diri pada ketakutan. Menemukan sensasi kecil dari situ. Sekarang kembali gelap, dan petir menyambar di daerah yang lebih jauh.
Horor
101.6K DibacaOngoing
Baca
Tambahkan
TOPENG MANIS SANG PEMBUNUH

TOPENG MANIS SANG PEMBUNUH

Langkah Hera terdengar pelan di lorong hotel. Sepatu hak pemberian tamu ke-2 ini terlalu sempit, itu sudah 5 tahun lalu, tapi ia belum mampu mengganti sepatu prada yang seperti itu . Bagi orang lain, gaun merahnya mungkin tampak mewah. Bagi Hera, itu cuma seragam. Topeng. Tangannya menggenggam erat tas kecil Hermes pemberian tamu ke-3. Di dalamnya hanya ada dompet tipis, lipstik murahan, dan kartu mahasiswa yang hampir jatuh tempo. Mahasiswa. Ya, itulah Hera di siang hari. Mahasiswi Sastra tahun akhir. Tapi di malam hari… ia menjual dirinya. Ia tidak pernah menyangka akan sejauh ini. Semua karena satu hal, uang. Adiknya butuh operasi, dan orangtuanya bahkan tak mampu bayar listrik. Hera belajar terlalu dini bahwa cerita di buku-buku tak pernah menyelamatkan orang miskin. Dan malam ini, ia harus menghadapi klien yang berbeda. Klien yang bahkan manajer tempat “kerjanya” tadi berulang-ulang, mengingatkannya, “Jangan macam-macam. Dia bukan orang biasa.” "hmm memangnya tamu seperti apa dia?" Hera menghitung jemarinya "oh, pria ini adalah tamu yang ke-9" Hera menghitung mereka untuk meyakinkan dirinya sendiri bahwa dia tidaklah semurahan itu. Managernya selalu bilang " Jangan banyak pilah pilih, untung cantik kalau tidak mah bisa gawat!" Pintu kamar 1705 terbuka otomatis. Sosok pria duduk di kursi dekat jendela, punggungnya menghadap Hera. Gelas anggur di tangannya berkilau diterpa cahaya lampu kristal. Pria itu bahkan tidak menoleh ketika Hera masuk. “Duduklah.” Suaranya berat, dalam, tapi tenang. Hera menelan ludah. Biasanya klien akan langsung tersenyum, meraba atau yang paling ekstrim langsung menerkamnya tanpa busana. Tapi pria ini? Ia hanya memandang keluar jendela, seolah keberadaan Hera bukanlah hal penting.
Thriller
303 DibacaOngoing
Baca
Tambahkan
Pesona Istri Yang Disia-siakan

Pesona Istri Yang Disia-siakan

"Mas, lebih baik kita bercerai saja, kita jalani hidup masing-masing. Dengan begitu kita tidak perlu saling menyakiti lagi," ungkap Siti Latifa pada Harsa Ishara, melalui notifikasi pesanya. Harsa yang tadinya memang ingin mengunjungi keluarga kecilnya di rumah mertuanya itupun, mendapati notifikasi pesan dari Latifa seperti itu segera merealisasikan niatnya, tanpa berkabar terlebih dahulu. Harsa tiba di rumah orang tua Latifa. "Astagfirullah!" ucap Siti Latifa. Siti Latifa menyingkirkan dengan cepat tangan kekar yang melingkar di perut yang memeluknya dari arah belakang tubuhnya. Ia sangat terkejut, kesadaran cepat ia kuasai, sehingga tidak sampai membuat kegaduhan di pagi buta seperti ini, di rumah kedua orang tuanya. "Mas Harsa? Mengapa dia bisa ada disini? Kapan dia datang?" guman Siti Latifa sembari berusaha mengumpulkan kesadaran. Ia lekas beranjak dari posisinya yang kini sudah berubah pada posisi duduk. "Sayang, kamu mau ke mana?" tanya Harsa pelan. Tanpa merasa bersalah sedikitpun, dan dalam keadaan mata yang nampak masih terpejam, namun, satu lengan Harsa berhasil menahan laju sang pujaan hati untuk tetap berada di posisinya. Harsa berharap, sang istri, Siti Latifa, yang kerap dipanggil Ifa, itu, urung meninggalkannya. Karena, sejujurnya ia masih sangat merindukannya. Dengan memejamkan mata malas, sesaat Latifa berusaha meredam rasa yang sulit diartikan saat ini, akhirnya ia memilih sambil meredam kekesalannya dan masih tetap pada posisinya, duduk di tepi tempat tidur dan urung  hendak beranjak dari tempat tidur tersebut. Ada rasa bercampur aduk dalam hati Siti Latifa saat ini, antara rindu, kesal juga benci, ketika mengingat perlakuan suaminya terdahulu kepadanya. Namun, saat ini tentu bukan waktu yang tepat untuk mendeskripsikannya. Sungguh rasanya Latifa ingin pergi saja menghindari Harsa lebih dulu pada saat ini, jika tidak ingat akan membuat kegaduhan di rumah orang tuanya.
Rumah Tangga
109.3K DibacaTamat
Baca
Tambahkan
Sebelumnya
1
...
383940414243
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status