Remorse
ajengpttry
“Inilah alasannya kenapa aku tidak ingin mencintai. Kamu hanya memanfaatkan ku, dan aku tau itu.”
“Tapi anehnya aku tidak bisa membencimu, dan aku masih tetap mengharapkan cintamu.”
“Aish, betapa bodohnya aku!”
Untaian kata yang selalu berkeliaran dalam pikirannya. Masa putih abu yang menyenangkan telah berubah menjadi kenangan tersuram.
Dia tahu penyesalan akan selalu datang meski tak pernah diharapkan. Entah itu soal ingatan ataupun sikap yang diselimuti oleh kenangan.
Meski begitu, takdir tetap menuntunnya untuk berlari ke arah pujaan hatinya itu. Memaksa kedua rasa yang bertolak belakang untuk selalu bersama. Hingga pada akhirnya membuat hubungan mereka semakin merenggang.