Jodoh di Tangan Kakek

Jodoh di Tangan Kakek

last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-14
Oleh:  ReynTamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Belum ada penilaian
128Bab
1.8KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Setelah tiba-tiba menghilang selama 10 tahun, Rafif kembali datang untuk meminang Alea. "Kita harus menikah, Alea. Ini wasiat dari Kakek," kata Rafif. "Hah? Kamu gila, Kak?" jawab Alea.

Lihat lebih banyak

Bab 1

1. Pertemuan Pertama

“Alea, ayo menikah.”

Alea yang mendengar ucapan itu tersentak. Bagaimana tidak, pria yang duduk di hadapannya saat ini adalah pria yang sangat dia kenali. Sepuluh tahun lamanya, pria ini tidak pernah menunjukkan batang hidungnya di hadapan Alea. Namun, tiba-tiba saja hari ini dia menemuinya dan mengajaknya menikah.

Dia adalah Rafif Hadiwinata, putra dari sahabat lama ayahnya. Sejak kecil Alea dan Rafif sudah tumbuh bersama. Persahabatan kakek merekalah yang membuat Alea dan Rafif ditakdirkan untuk tumbuh dan bergaul di lingkungan yang sama di sebuah kawasan Asri di kota Bandung. Dengan usia 4 tahun lebih tua, membuat Rafif menyayangi Alea seperti adiknya sendiri.

Hanya saja, 10 tahun yang lalu Rafif dan keluarganya pindah ke kota lain tanpa berpamitan satu patah kata pun pada Alea.

Dua jam yang lalu Rafif menghubunginya untuk mengajak bertemu, Alea pikir Rafif akan memberikan penjelasan tentang kepergiannya yang mendadak dan tanpa pamit itu. Namun, nyatanya laki-laki itu malah mengucapkan omong kosong seperti ini.

Apa dia pikir pernikahan hanya sebuah permainan?

“Apa hal yang sangat mendesak sampai bawa kamu datang ke sini dan mengatakan omong kosong seperti ini, Kak?” ucap Alea ketus.

“Ceritanya panjang Al, yang jelas sekarang kita harus segera menikah,” jawab Rafif seolah ini semua adalah hal yang normal.

“Aku gak butuh penjelasan, aku bahkan gak ingin dengar kamu omong kosongmu yang lain.”

Sepuluh tahun bukan waktu yang mudah bagi Alea. Dia telah melupakan semua kekecewaan dan amarahnya pada Rafif selama ini. Namun kedatangan Rafif hari ini membuatnya merasakan kembali luka lama yang telah berhasil dia kubur dalam-dalam.

“Aku serius soal mengajakmu menikah Al. Ini bukan omong kosong yang hanya aku ucapkan asal-asalan,” ucap Rafif coba menjelaskan.

“Sepuluh tahun menghilang, hari ini tiba-tiba datang dan mengajakku menikah. Kamu pikir kamu siapa? Sampai merasa berhak bertindak sesukamu!” bentak Alea marah.

Rafif sadar telah membuat Alea marah. Baik sepuluh tahun yang lalu ataupun hari ini.

“Aku minta maaf, Al,” ucap Rafif lirih.

Mendengar itu Alea semakin marah. Harusnya itu menjadi kalimat pertama yang Rafif ucapkan saat mereka bertemu. Namun, dia malah mengucapkan hal lain yang membuat rasa kecewanya pada Rafif bertambah.

“Kenapa?” Alea menatap Rafif lekat-lekat. Sejujurnya, ada banyak pertanyaan di kepalanya, tapi rasanya sangat sulit untuk diutarakan, hanya satu kata itu yang bisa keluar dari bibir Alea.

“Saat itu, keluargaku harus segera pindah ke Jakarta karena bisnis keluarga kami sedang mengalami krisis. Di saat bersamaan, aku telah diterima untuk berkuliah di kampus idamanku di luar negeri.” Rafif perlahan menjelaskan, tetapi dia tidak berani menatap mata Alea. Padangannya hanya tertuju pada segelas kopi di hadapannya.

“Hari itu aku menunggu kamu pulang untuk kasih tahu masalah itu, tapi karena keadaan yang sangat mendesak, akhirnya malah gak sempat untuk bilang apapun, bahkan ketemu juga gak bisa,” lanjut Rafif.

Saat itu, Rafif menyelesaikan pendidikannya di luar negeri selama 6 tahun, selesai S1 dan S2 tepat waktu, tetapi dia harus tinggal lebih lama untuk mengurus beberapa hal. Kemudian dia kembali ke tanah air 3 tahun yang lalu.

Sejak kepulangannya, Rafif sudah berusaha menemui Alea. Namun, keadaan perusahaan keluarganya yang saat itu dipegang ayahnya, membutuhkan bantuannya dan membuat Rafif memiliki kesibukan sehingga tidak bisa menemui Alea secepatnya.

Setelah banyak berkorban untuk perusahaannya, akhirnya Rafif dilantik sebagai pimpinan perusahaan menggantikan ayahnya setahun yang lalu dan menjalaninya sampai hari ini.

Bahkan, saat ini Rafif juga telah meneruskan perusahaan itu dan menyandang status CEO muda di perusahaan Hadiwinata Grup, perusahaan yang kakeknya bangun sejak muda.

Selama sepuluh tahun waktu yang Rafif habiskan, dia tidak pernah melupakan Alea. Bagaimana rasa sayangnya pada Alea dan terus merindukan Alea setiap waktu.

Alea kembali menatap Rafif yang juga mulai mengangkat pandangannya. “Itu juga berat buat aku, Kak.”

“Maaf, Al,” kata Rafif lirih. Tidak ada kata lain yang saat ini bisa dia ucapkan, selain kata maaf. Dia tahu, Alea pasti menderita.

Bagaimanapun juga, mereka sudah bersama sejak kecil, seperti sebuah keluarga. Ketika Rafif dan keluarganya pergi tanpa berpamitan, pasti rasa kehilangan itu selalu menghantui Alea. Meskipun Alea juga memiliki seorang kakak kandung, tetapi pertemanan mereka jelas berbeda.

“Kalian semua gak ada yang bisa dihubungi. Keluargaku juga berusaha mencari keberadaan kalian, tapi gak ada yang bisa tahu. Aku selalu bertanya-tanya, apa aku ada buat salah sama kamu, Kak? Atau keluarga kalian memang gak mau lagi berhubungan sama kami?” Ingatan Alea seperti dibawa kembali ke masa dia yang masih mempertanyakan alasan kepergian keluarga Rafif yang begitu mendadak.

“Gak ada kata lain yang bisa aku ucapin, selain kata maaf, Al,” kata Rafif dengan nada penyesalan.

“Seharusnya, kata pertama yang kamu ucapkan saat ketemu aku itu ya kata maaf, Kak. Bukannya malah tiba-tiba mengajak menikah.” Alea mengendus kesal.

“Maaf, Al. Aku gak tahu harus mulai dari mana, makanya aku langsung ke intinya.” Rafif menatap Alea yang tampak cukup kesal. “Tapi Al, soal menikah, aku gak main-main.”

“Aku gak peduli soal kamu main-main apa nggak, yang jelas aku cukup kecewa sama kamu, Kak.” Alea menatap ke arah luar kafe, menghela napas ringan. “Lagipula, alasan kamu tiba-tiba ajak aku menikah juga belum kamu jelasin. Kamu mau buat aku tenggelam lagi dengan pertanyaan pertanyaan yang gak kamu jawab itu?”

“Bukan begitu, Al. Aku cuma belum bisa kasih tahu sekarang. Tapi yang jelas, keluargaku tahu soal ini, mereka tahu kalau aku akan ajak kamu menikah,” jelas Rafif yang bagi Alea sama sekali tidak menjawab rasa penasarannya.

Alea masih terdiam, tidak tahu lagi harus berkata apa.

“Aku tahu kamu pasti setuju dengan ajakan aku ini, Al,” kata Rafif lagi, berusaha memancing respon Alea.

Alea mengerutkan dahinya. Dia tahu, sejak dulu Rafif ini memang tipe orang yang cukup percaya diri, juga tidak bisa menerima penolakan. Namun, kali ini Alea tentu saja masih merasa heran.

Di permasalahan seperti ini dia juga masih bisa begitu percaya diri?

“Kasih tahu dulu apa alasanmu, Kak. Aku gak mau dihantui pertanyaan lagi, dan aku gak mau menyesal nantinya,” kata Alea setelah beberapa saat terdiam.

“Kakekku sakit, Alea. Dokter bilang kalau kemungkinan dia bisa bertahan lebih lama itu sangat kecil,” jelas Rafif langsung setelah menimang beberapa saat.

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
128 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status