Filter dengan
Status pembaruan
SemuaSedang berlangsungSelesai
Sortir dengan
SemuaPopulerRekomendasiRatingDiperbarui
Cinta Tak Dapat, Persahabatan Pun Retak

Cinta Tak Dapat, Persahabatan Pun Retak

Di bagian timur Kota New York ada dua ahli waris. Satu adalah maniak kecepatan yang mendominasi arena balap, satu lagi adalah aktuaris genius yang mengendalikan arus modal. Keduanya berasal dari keluarga terpandang dan sifat mereka berbeda jauh. Namun, mereka tumbuh bersama sejak kecil dan menjadi satu-satunya sahabat sejati. Mereka pernah berebut perhatian seorang gadis, juga berselisih karena taruhan di arena balap. Namun, saat berusia 15 tahun, mereka sama-sama menggantungkan sebuah lencana tembaga di dada. Itu adalah hasil latihan ukiran tangan dari Mia di kelas kerajinan, dengan sebuah huruf "M" yang tergores di bagian belakang. Saat itu, Mia duduk di bangku paling belakang kelas. Tak seorang pun tahu siapa identitas dia sebenarnya. Namun, kedua laki-laki itu mengenakan lencana tersebut selama 10 tahun penuh. Entah itu saat berdiri di podium juara F1 atau saat mengetukkan palu pada investasi triliunan di bursa, lencana tembaga murahan itu selalu menempel di dada mereka dan tak pernah tergantikan. Sampai akhirnya muncul Ella. Putri kesayangan dari keluarga konglomerat baru. Ella menyulam sebuah emblem kain berhiaskan benang emas dan memberikannya kepada mereka. Kain itu cuma benda biasa yang mirip dengan pernak-pernik murahan yang dijual di pasar loak. Namun, mereka malah sama-sama melepas lencana tembaga itu dan menggantinya dengan kain murahan yang diberikan Ella. Mia tidak mengatakan apa pun. Dia hanya diam-diam menyimpan foto lama mereka yang tercetak di sebuah koran usang. Malam itu juga, dia menelepon ayahnya yang jauh di Sisilia. Nada bicaranya sangat tenang saat berkata, "Papa, aku menerima pernikahan politik ini."
Cerita Pendek · Mafia
4.4K DibacaTamat
Baca
Tambahkan
Elegiste acabar con nuestro bebé para salvar a tu amante

Elegiste acabar con nuestro bebé para salvar a tu amante

Con nueve meses de embarazo, un exempleado, que guardaba un profundo rencor tras haber sido despedido para darle ese puesto a mi esposo, me llevó a la fuerza a la azotea del edificio y me asestó decenas de puñaladas. Mi marido, Víctor Escobar, capitán de un escuadrón de rescate, prefirió movilizar a todo su personal para impedir que Raquel Herrera, su exnovia, sumida en una depresión, le prendiera fuego a su departamento. No le supliqué que viniera a rescatarme. En mi vida anterior, precisamente porque lo había llamado suplicándole ayuda, él había dejado desprotegida a Raquel y había ido corriendo a salvarme. Mi bebé y yo logramos sobrevivir, pero ella, después de prenderle fuego a su departamento, murió consumida por el incendio. En apariencia, Víctor no me había guardado ningún rencor. Incluso llegó a reservarme una suite de maternidad privada. Sin embargo, el mismo día que di a luz, me amarró ¡y nos acuchilló sin piedad, a mí y a mi bebé recién nacido! —¡Ese día tú y ese tipo se pusieron de acuerdo para engañarme, ¿no es así?! ¡Tus «heriditas» no eran nada graves! ¡Ni de chiste te ibas a morir! —exclamó, fuera de sí—. ¡Pues, si tanto te encanta que te apuñalen, entonces, te daré el gusto! Cuando volví a abrir los ojos, había regresado al día en que me habían tomado como rehén. Pero, esta vez, tomé una decisión: lo dejaría correr para salvar a su Raquel.
Baca
Tambahkan
Mengejarku Setelah Perceraian

Mengejarku Setelah Perceraian

Kisah dimulai pada malam ulang tahun pernikahan keempat Annisa Larasati dan suaminya, Baskara Aditama. Dengan hati berbunga-bunga, Annisa datang ke restoran mewah tempat suaminya berjanji bertemu untuk merayakan hari spesial mereka. Namun, kebahagiaannya seketika hancur saat yang menemuinya bukanlah Baskara, melainkan pengacaranya, Johan Setyawan, yang menyodorkan surat gugatan cerai. Hancur dan bingung, Annisa menolak menandatangani surat itu sebelum berbicara langsung dengan Baskara. Setelah perdebatan sengit dan gertakan cerdas, Annisa berhasil memaksa sang pengacara untuk menelepon Baskara. Percakapan telepon itu menjadi pukulan telak baginya. Dengan nada dingin dan tanpa emosi, Baskara menegaskan alasan perceraian mereka: setelah empat tahun, Annisa gagal memberinya keturunan, yang merupakan tujuan utama dari pernikahan perjodohan mereka. Baskara kemudian menawarkan kompensasi finansial dalam jumlah besar, seolah-olah meremehkan pernikahan mereka sebagai transaksi bisnis belaka. Merasa terhina namun didorong oleh harga diri yang tersisa, Annisa menyetujui perceraian itu. Ia menandatangani surat tersebut dengan satu syarat: semua aset dan uang kompensasi yang diberikan Baskara harus dijual dan ditransfer ke rekening bank rahasianya di Swiss. Ia bersumpah bahwa Baskara tidak akan pernah mendapat kesempatan kedua jika suatu hari ia menyesal. Dengan hati yang hancur, Annisa meninggalkan restoran dan berjalan tanpa tujuan di tengah hujan deras hingga akhirnya pingsan karena kelelahan fisik dan emosional. Ia terbangun di unit gawat darurat sebuah rumah sakit. Saat mencoba mencerna kenyataan pahit bahwa ia kini telah resmi bercerai, dokter yang merawatnya datang membawa sebuah berita yang mengubah segalanya. Dalam sebuah ironi yang tragis, dokter tersebut memberitahunya, "Selamat, Ibu Annisa... Anda hamil."
Romansa
627 DibacaOngoing
Baca
Tambahkan
Meet Sweety Girl

Meet Sweety Girl

Sweetia
Berbeda dari gadis kebanyakan, dia terbilang unik. Hidupnya tidak ada kata repot. Apa yang ingin dia lakukan, akan dilakukan. Apa yang tidak, tentu tidak akan dilakukan. Disaat teman seusianya sibuk mempercantik diri dengan berbagai brand dan merek skincare, dia tidak. Dia lebih memilih mengoleksi berbagai macam makanan dan cemilan untuk perut rampingnya. Iya, sekalipun ia memiliki porsi makan yang cukup banyak dan berbagai cemilan yang selalu dia stok, tubuhnya tidak gemuk, bahkan cenderung kurus. "Ehe... Makan aja banyak, badan kering kerontang!" begitulah ungkapan yang sering dia dengar dari teman-temannya. Tapi dia tidak pernah ambil pusing, dia justru bangga dan akan menjawab "Banyak yang mau jadi aku, makan banyak tapi badan tetap kurus". Bukan hanya banyak makan tapi tubuh kurus yang menjadi karakteristiknya, kulitnya yang gelap cenderung coklat juga sering menjadi bahan ledekan teman-temannya. "Minum susu putih, biar putihan dikit kau", "Suntik putih dulu kau, biar gak hitam". Saat pernyataan-pernyataan seperti itu dia dengar, dia hanya diam. Sesekali mungkin dia akan menanggapi dengan nada sedikit bercanda "Kalian buta ya, kulitku ini coklat muda. Hitam dari mana coba?" Meski dalam hati, tentu dia merasa tidak percaya diri. Standar kecantikan 'memiliki kulit putih' membuatnya merasa tidak cantik. Tapi sebenarnya dia manis, hm.. tidak-tidak, kata manis bukan penghibur untuk mereka yang memiliki kulit dengan tona gelap. Dia benar-benar manis, di mata orang yang tepat. Dan lagi, bukan dia tidak berusaha untuk memiliki kulit yang cerah, bahkan mencoba cara instan dia pun pernah.
Romansa
1.6K DibacaOngoing
Baca
Tambahkan
Meu Filho Usou Sua Vida Para Meu Marido Ver Meu Cadáver

Meu Filho Usou Sua Vida Para Meu Marido Ver Meu Cadáver

Depois de ser empurrada escada abaixo pela queridinha do meu marido, morri de parto no canto da escada do hospital particular da família Moreira. Antes de morrer, meu filho de seis anos chorou, implorando para que seu pai me salvasse. Na primeira vez, Davi Moreira apenas riu com desprezo: — Sua mãe ficou esperta, hein? Usando a criança para bancar a coitadinha e me enganar. E, dito isso, afastou a mão do menino sem nenhuma piedade e foi embora. Na segunda vez, meu filho disse que eu não parava de sangrar. Davi respondeu com impaciência no rosto: — Que exagero... Foi só um aborto espontâneo. Nada demais. Ela que gosta de drama! Depois de expulsar o menino, ele ainda ordenou aos médicos que nnguém deve cuidar de mim. — A culpa é minha por tê-la mimado demais. Sem sofrer, ela nunca vai aprender. Na última vez, meu filho se ajoelhou diante da amante dele, batendo a cabeça no chão, suplicando por mim. Davi explodiu de raiva e mandou os seguranças jogarem o menino, todo machucado, para fora do quarto, enquanto todos riam dele. — Se ousar incomodar a recuperação da Marina mais uma vez, mando sua mãe embora da família Moreira e você nunca mais vai vê-la! Meu filho rastejou até mim, deixando um rastro de sangue no chão. Dessa vez, você conseguiu. Nossos corpos estão frios. Nunca mais nos verá nesta vida.
Baca
Tambahkan
Esposa no Vapor: A Verdade que Ele Quis Esconder

Esposa no Vapor: A Verdade que Ele Quis Esconder

A queridinha de infância do meu marido, a doce e intocável Carla, sofreu queimaduras com água fervente. E, como castigo pelo que ele acreditava que eu tinha feito... Ele me trancou viva dentro de uma câmara de vapor, pequena demais pra eu sequer me mexer. Aumentou o fogo ao máximo. — A dor que a Carla sentiu, você vai sentir mil vezes pior! — Ele gritou, com os olhos cheios de ódio. Presa naquele espaço sufocante, o ar ficou pesado, quase impossível de respirar. O calor queimava por dentro, como se estivesse me cozinhando viva. Eu chorava, implorava por piedade: — Eu vou morrer! Por favor, me tira daqui! Mas ele... Ele apenas segurou Carla nos braços e saiu sem olhar pra trás. — Fica tranquila. Você não vai morrer... Mas só assim vai entender o que ela passou. Meus gritos de desespero ecoavam abafados dentro da câmara. A água borbulhava sob meus pés, lançando respingos ferventes contra minha pele. A dor era insuportável. Minha voz foi sumindo... Engolida pelo calor. Enquanto isso, ele curtia uma viagem internacional com Carla, sorrindo como se nada tivesse acontecido. Uma semana depois, ao voltar, lembrou de mim como quem se lembra de uma encomenda esquecida: — Aquela vagabunda já deve ter aprendido a lição. Podem soltá-la. O que ele não sabia... É que dentro daquela câmara abafada, onde a água já tinha secado e o vapor cessado, o que restava de mim... Já estava sendo devorado por vermes.
Baca
Tambahkan
Nyonya, Tuan Presdir Sedang Mencari Putrinya

Nyonya, Tuan Presdir Sedang Mencari Putrinya

Flora hancur. Ia pergi membawa luka dan sebuah rahasia besar—bahwa ia tengah mengandung anak Nathan yang kini berusia empat bulan dalam kandungannya. Tak ingin anaknya tumbuh dalam lingkungan penuh kebencian, Flora memilih untuk diam dan menghilang. Ia pindah ke sebuah desa terpencil bersama neneknya yang bernama Marlina, yang kini sudah rentan berusia 72 tahun, lalu melahirkan seorang bayi perempuan cantik dan manis yang ia beri nama Nayla, dia putih bermata khas seperti ayahnya. Flora Andini, seorang wanita yang kini berusia 24 tahun dan tubuh mungil itu harus membesarkan Nayla dengan penuh kasih sayang, menjalani kehidupan sederhana sebagai petani, meskipun hidup dalam keterbatasan, namun damai. Tiga tahun berlalu. Kehidupan Flora tampak tenang meski sering kali dihimpit kesulitan ekonomi. Nayla, putrinya, tumbuh menjadi gadis kecil yang cerdas dan manis. Namun, takdir kembali mempertemukannya dengan masa lalu. Perusahaan Marshall Group membuka sebuah proyek besar di dekat desa tempat Flora tinggal. Nathan turun langsung untuk meninjau proyek tersebut dan tanpa sengaja ia melihat Flora bersama Nayla. Seketika hatinya terusik—wajah Nayla terlalu mirip dengannya. Terlalu familiar untuknya. Didorong oleh rasa penasaran yang besar, Nathan meminta asistennya untuk melakukan penyelidikan. Hasil penyelidikan itu mengguncang hatinya: Nayla adalah anak kandungnya. "Nayla anakku, bukan anakmu! Ia bukan bagian dari keluarga Marshall!” seru Flora di malam itu, setelah Nathan mengembalikan Nayla yang sempat menghilang selama hampir 24 jam. Peristiwa itu membuat Flora dan neneknya panik bukan main. “Dia anakku, Flora! Kau tak bisa terus mengelak!” Nathan membalas dengan nada tinggi. “Bagaimanapun, darahku mengalir di tubuh Nayla. Ia adalah darah dagingku!”
Romansa
317 DibacaOngoing
Baca
Tambahkan
My CEO Ex-Husband's Regret: Chasing His Dying Wife Back

My CEO Ex-Husband's Regret: Chasing His Dying Wife Back

"Alex... help… please…" I tried to whisper, but no sound came out. I saw them, Alexander had his arms wrapped around Sophia, who was clutching him like her life depended on it. She was pressed against his chest, her face buried in his neck, and she wasn't letting go. "Don't look at her," Sophia whispered loudly. "You'll only make yourself sick with guilt. This isn't your fault. She did this to herself by being dramatic." That's when I heard the scream. "Oh my God! Mrs. Sterling!" Rosa, one of our housemaids, came rushing into the dining room. "Mrs. Sterling, what happened to you?" Rosa dropped to her knees beside me, her hands fluttering over my body like she didn't know where to start. "You're bleeding! There's so much blood everywhere!” I was bleeding? I couldn't feel anything below my waist anymore, but when I managed to glance down, I saw the dark stain spreading across my dress. "Mr. Alexander!" Rosa shouted, her voice cracking with an anger I’ve never seen in her before. She looked ready to commit murder. Did I look that bad? “Your wife is dying! How can you do this to her? How can you stand there holding another woman while your wife bleeds to death on the floor?!" Rosa snarled. "Rosa, lower your voice," Alexander snapped, but I could hear something different in his tone. Uncertainty. "Take Ivy to the hospital and stop making a scene, or you'll be looking for another job." Rosa shot back, tears streaming down her face. "¡Sos un bueno para nada! What kind of man are you?" I was going to die. Right here on my dining room floor, wearing my mother's blood-stained dress while my husband comforted another woman.
Romance
103.1K DibacaOngoing
Baca
Tambahkan
Terjebak Gairah Sang Cassanova

Terjebak Gairah Sang Cassanova

(21+) Zane melangkah pelan ke arah ranjang. Matanya tajam. “Bukankah aku sudah memperingati mu tadi agar kau melayaniku baik-baik? Tapi apa? Kau terlalu angkuh. Angkuh karena sudah tidur dengan Belvan. Apa kau pikir aku tidak sekuat Belvan di ranjang?" Ia berhenti satu meter dari Valerie. “Menolak aku dua kali, tapi begitu mudah tidur dengan Belvan?” “Tidur dengan tuan Belvan? Saya tidak pernah melakukan itu.”Valerie sampai melengos mendengar perkataan Zane. Bagaimana bisa Zane punya pikiran sepicik itu tentang dirinya. “Bohong,” sahut Zane dingin. “Kau hanya perlu melayaniku malam ini. Ambil uang yang ku beri, dan pergi jauh sebelum Belvan kembali dari Kanada. Valerie menegakkan dagunya."Tuan Zane... dengar kan aku baik-baik. Aku tidak menjual tubuhku. Tidak padamu! Tidak pada tuan Belvan! Dan tidak pada siapapun! Jadi koreksi semua isi kepala mu tentang aku! " Pekik Valerie, muak Zane semakin menghinamu. "Sungguh kau ingin memainkan permainan ini, Valerie? Haruskah aku mengecek sendiri dengan keperkasaan ku kau itu perawan atau tidak? ” Nada suaranya seperti silet. Dengan gerakan kasar, Zane membalikkan tubuhnya. Tangan besarnya menekan punggung Valerie, sementara yang lain meraba tali pengikat. "Kita akan buktikan." Bibirnya menyentuh telinga Valerie, setiap kata dihantarkan dengan getaran yang mengalir langsung ke pangkal pahanya. "Kau itu benar-benar suci atau cuma pura-pura." Kulit Valerie merinding. Bukan hanya dari ketakutan—tapi dari aliran listrik yang menyebar setiap kali nafas Zane menyentuh lehernya. Schlik! Blus belakangnya robek, kulit putihnya tersingkap perlahan seperti hadiah yang dibuka dengan penuh nafsu. "Ternyata..." Jari Zane menelusuri tulang punggungnya, mengikuti lekukannya seperti membaca peta dosa. "...kau menyimpan ini semua di balik kemeja ketatmu."
Romansa
108.4K DibacaOngoing
Baca
Tambahkan
Ku Balas Kematian Anakku

Ku Balas Kematian Anakku

Sinopsis Dentuman keras mengguncang jalanan. Jeritan manusia, suara klakson yang memekakkan telinga, dan bau logam terbakar bercampur dalam kekacauan yang mengerikan. Amira tersentak sadar, kepalanya berdenyut hebat, darah hangat mengalir dari pelipisnya. Namun, itu semua tidak ada artinya. Yang lebih penting—yang lebih menyesakkan—adalah tubuh mungil di sampingnya. "Amanda... Sayang... bangun..." Suara Amira bergetar, tangannya gemetar saat menyentuh wajah pucat putrinya. Ada darah di dahinya, napasnya lemah, terlalu lemah. Dengan panik, Amira merogoh ponselnya, menekan nomor suaminya. Nada sambung. Satu kali. Dua kali. Tidak diangkat. "Reza, angkat! Tolong!" Tangisnya pecah, putus asa. Lalu, sirene ambulans terdengar. Harapan menyala di dadanya saat ia melihat seseorang berlari ke arah tim medis. "Reza..." bisiknya, nyaris tak percaya. Tapi langkah suaminya bukan menuju dirinya. Mata Amira mengikuti langkah tergesa-gesa itu. Di seberang sana, seorang wanita terbaring di atas tandu, wajahnya pucat. Di sampingnya, seorang anak laki-laki juga terluka. "Reza... tolong selamatkan anak kita..." suara wanita itu lirih, namun cukup menusuk telinga Amira. Dunia Amira seakan berhenti. Anak kita? Jantungnya mencelos, perih yang tak tertahankan menjalar ke seluruh tubuhnya. Lalu, kalimat berikutnya menghancurkan sisa-sisa kekuatannya. "Aku harus menyelamatkan mereka," suara Reza penuh kepanikan. Amira ingin berteriak. Ingin memanggil nama suaminya. Ingin memohon. Tapi ambulans itu melaju, membawa Reza pergi. Meninggalkannya. Meninggalkan Amanda. Di saat putrinya berjuang antara hidup dan mati, pria yang seharusnya menjadi pelindung mereka justru memilih wanita lain. Air mata Amira jatuh, bercampur dengan darah yang mengalir di pipinya. Hatinya hancur. Bukan hanya karena pengkhianatan. Tapi karena hari itu, ia menyadari... Nyawa mereka tak lebih penting dibandingkan cinta terlarang suaminya.
Rumah Tangga
10757 DibacaOngoing
Baca
Tambahkan
Sebelumnya
1
...
131415161718
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status