Vargas Vila Libros

Hidden behind corporate walls and polished smiles lies a marriage no one knows about. Althea Rivera, a brilliant marketing head, is secretly married to Damian Navarro, the cold yet powerful CEO of Navarro Group. Their love began in secrecy and continued that way because Damian insisted no one must know. But Damian’s public life tells a different story. To the world, he’s in love with Celine Vargas, his charming secretary. When the company holds a corporate retreat at a luxury resort owned by Damian’s estranged twin brother, Darius Navarro, fate plays its cruelest trick. One night, after a few drinks and too many heartaches, Althea mistakes Darius for her husband. Passion ignites, truth blurs and her world shatters. As secrets unravel, loyalties are tested, and love becomes tangled in lies, Althea must face a haunting question: Who truly owns her heart the man she vowed to love, or the man she accidentally gave her soul to?

Malam setelah aku didiagnosis hamil, vilaku tiba-tiba terbakar. Aku menahan rasa sesak dan mempertaruhkan nyawaku untuk berlari ke kamar putraku. Namun, ternyata tidak ada siapa pun di dalam sana. Tiba-tiba, aku mendengar sorakan bahagia di luar sana. "Kak Tasya, kamu keren sekali. Kamu pasti dapat juara satu pada lomba nanti!" Aku ingin menegur putraku yang membuat onar ini, tetapi tubuhku malah tertimpa tembok yang runtuh. Ketika kesadaranku mulai melemah, aku mendengar suamiku yang selalu bersikap tegas, memuji keberanian seorang wanita. Jika tebakanku tidak salah, seharusnya suami dan anakku membakar vila ini demi menyenangkan hati wanita itu. Aku hanya bisa menatap pintu yang begitu dekat denganku. Sebelum mati, aku mengirim sebuah pesan kepada suamiku.

Di vila Keluarga Andara, pukul sembilan malam. Masih ada lampu remang-remang yang menyala di kamar tidur utama lantai dua. [ Ibu, kontrak nikah ini akan berakhir sebulan lagi. Nanti, aku akan jadwalkan kematian palsuku. ] Natasha duduk di depan meja rias sambil mengetik kata-kata itu, lalu mengirimkannya kepada ibu mertuanya. Pesan itu langsung dibalas oleh pihak lain. [ Sasha, terima kasih atas kerja kerasmu selama sepuluh tahun terakhir. Kamu sudah merawat Varo dengan baik, juga melahirkan keturunan Keluarga Andara. Sebenarnya, Ibu sudah anggap kamu sebagai menantu. Gimana kalau kita batalkan saja kontrak ini? ] Setelah membaca pesan itu, Natasha tanpa sadar menggenggam erat ponselnya. Dia dengan cepat mengetik sebaris kata balasan. [ Nggak, Ibu. Kita lakukan sesuai kontrak saja. ]

Once I get reborn, the first thing I will do is swap mates with my cousin, Clara Evonfall. In my previous life, Clara and I had held our mate-bonding ceremonies on the same day. Clara, a docile and gentle she-wolf, was forced to become the mate of Gilbert Vargas, the cold and aloof Alpha of the Bloodthorn pack. On their bonding anniversary, Gilbert abandoned Clara just so he could be with his childhood sweetheart, Joanna Penning. Because of that incident, Clara and Gilbert gave each other the cold shoulder for the next 50 years. As for me, I've dreamed of becoming a Gamma warrior since I was a pup. But I ended up forming a mate bond with Oliver Stanton, a Beta playboy. Oliver disliked me for not being romantic enough, saying that I didn't know how to doll myself up for him. We argued with each other every day to the point that he rarely came home. When I open my eyes again, I realize that Clara and I have returned to the timeframe of two days before our bonding ceremonies.

Fate has indeed had a good taste for ridiculous humor. In his very hectic schedule of making love stories all over the world he manages to have made the most chaotic whirlwind love stories ever happened. The least thing she needed the most was another troubled heart, Elieve Mendoza Aragon just wanted to move on from her ex-boyfriend Chae Von Vargas and by the moment she knew it was time to let go of the love that had consumed her every waking moment, a new love blossomed, touching her soul and igniting a passion she had never known. She found herself falling in love with the personified man of Adonis with the name Alexandro Luna Santillan, a powerful billionaire. But little did she know her heart will be trapped in his wicked game. In the high-stakes game of love and power, will Alexandro Luna Santillan emerge as the victor, or will he become ensnared in the very web he has spun? Get ready for a thrilling ride as the lines between love and deceit blur, and the ultimate winner takes all.

Ezra Adhitama, seorang pria yang hidupnya diatur oleh data dan rencana, dunianya hancur saat ia tiba-tiba kehilangan pekerjaan. Di sisi lain, sahabatnya yang seorang seniman impulsif, Anya Larasati, tak terduga mewarisi sebuah vila tua misterius di ujung pulau. Syaratnya, ia harus mengklaimnya dalam tiga minggu. Putus asa, Ezra melihat perjalanan Anya sebagai satu-satunya "proyek" yang bisa ia kendalikan. Sementara itu, Anya yang payah dalam logistik membutuhkan otak terencana Ezra agar petualangannya tidak berantakan. Maka, dimulailah perjalanan darat yang mustahil antara Sang Perencana dan Sang Agen Kekacauan. Terjebak dalam satu mobil, perjalanan ini menguji persahabatan mereka, memaksa keduanya menghadapi kerapuhan diri, dan memicu perasaan yang tak pernah terduga. Ini adalah kisah lucu dan mengharukan tentang menemukan jalan pulang dengan cara tersesat.

"Bibi, dulu kita sudah sepakat waktunya sepuluh tahun. Sekarang masa itu sudah habis, aku ingin bawa Adele pergi. Tante tahu sendiri, dia memang nggak pernah menyukai Adele sejak awal." Di ruang teh, Amanda mengucapkan kata-kata itu dengan ekspresi getir. Dia sudah hidup bersama Arga selama sepuluh tahun, tapi selama itu pula dia tak pernah berhasil menghangatkan hati pria itu. Hingga suatu malam ketika Arga mabuk, dia menindih Amanda di ranjang. Di bawah pengaruh nafsu, mereka bermesraan hingga Amanda hamil. Setelah kejadian itu, Arga memberinya sebuah vila dan mengizinkannya melahirkan anak itu. Satu-satunya syarat adalah anak itu tidak boleh memanggilnya ayah. Di hadapan publik, Arga tetaplah pria lajang. "Aku nggak mungkin menikahimu, lupakan saja. Aku akan kasih uang untuk biaya hidup anak itu, tapi jangan harap aku akan mengakui statusnya. Bagiku, anak itu nggak pernah ada."

Minha irmã adotiva, Sophia, a última loba branca puro-sangue da vila Grell, foi violentada e torturada até a morte por um lobo rebelde desconhecido. A carta de suicídio dela continha apenas uma frase: “Lina viu o rosto dele.” A partir daquele dia, me tornei a maior pecadora da alcateia. Porque eu sabia quem era o assassino, mas permaneci calada por cinco anos. Até que meu irmão adotivo Damien, o Alfa mais poderoso da América do Norte, retornou. Ele trouxe de volta o Dispositivo de Visão da Alma e arrancou à força as memórias da minha alma de loba. Todos os lobisomens que tiveram o Dispositivo de Visão da Alma usado neles morreram ou enlouqueceram. Minha loba foi torturada repetidamente dentro do dispositivo, mas Damien reprimiu a dor nos olhos e rugiu: — Quando eu descobrir a verdade, vou mandar você e o assassino para o inferno juntos. Mas quando finalmente descobriram a verdade, Damien enlouqueceu.

Dans les rues brûlantes de Sinaloa, où les cartels règnent en maîtres et la frontière entre justice et corruption s’efface, Camila Reyes, agente d’élite de la police fédérale mexicaine, est envoyée en infiltration. Sa mission : se rapprocher de Cristóbal Vargas, héritier charismatique et impitoyable du cartel le plus violent du pays, pour le faire tomber de l’intérieur. Camila devient Isabela, une chanteuse sensuelle dans un club contrôlé par le cartel. Elle joue avec le feu, gagne la confiance de Cristóbal… et se laisse happer par son magnétisme dangereux. Entre mensonges, regards brûlants et nuits interdites, la frontière entre devoir et désir s'effrite. Mais à Sinaloa, l’amour est une faiblesse, et la trahison coûte le sang. Alors que Cristóbal découvre peu à peu qu’Isabela cache un secret, Camila doit choisir : sa mission… ou cet homme dont le toucher l’enchaîne plus sûrement que la loi.

Ganador de los premios People's Choice Awards 2019 a los mejores libros diversos —Ahora conoces mi secreto. Eso es realmente malo, Summers. —Él sonrió. ¡Ese nerd sonrió! Y llámame loca, pero en ese momento, se veía malditamente sexy. —No se lo diré a los demás. —Solté las palabras esperando que le diera la seguridad que necesitaba para que me dejara ir porque aunque se veía muy sexy, también se veía peligroso. Tratando de no temblar, me mordí los labios. Sus ojos captaron el movimiento y se inclinó hacia adelante, llenó mis fosas nasales con el olor a la droga que fumó momentos atrás. Inclinando la cabeza, chasqueó la lengua y sonrió. —Movimiento equivocado. Con eso, golpeó sus labios contra los míos, sacando todo el aire de mis pulmones. Me besó sin piedad. Su lengua se deslizó por la comisura de mi boca y mi mente se quedó en blanco cuando sentí la punta de mencionada acariciar la mía. Al alejarse me observó con una mirada traviesa en su rostro mientras decía—: Ahora voy a ser tuyo. Versión en español de "The Bad Nerd Boy".