공유

Bab 36. Jebakan

작가: Liazta
last update 최신 업데이트: 2025-06-11 19:23:38

Dewi mendekat, memicingkan mata, menatap Amora dari ujung kaki hingga ujung rambut seperti menilai barang rongsokan.

“Amora? Kau di sini?” katanya dengan suara keras, memastikan semua orang di taman mendengar.

Amora tidak menjawab. Baginya ucapan Dewi bukanlah sebuah pertanyaan yang membutuhkan jawaban.

“Kau di rumah sakit ini ngapain? Jangan pura-pura sakit, ingin bayar biaya rumah sakit itu mahal. Kamu gak punya uang sama sekali, lalu kamu bisa bayar pakai apa? Apa mungkin Kamu bakal jual diri." Dewi tertawa sambil menutup mulutnya.

Beberapa pengunjung yang melintas mulai melirik.

Amora berdiri kaku. Nafasnya tersengal, tapi ia menegakkan kepala. Ia tidak akan memberi mereka kenikmatan melihatnya hancur. Bahkan Amora tidak berniat menjelaskan sedikitpun. Karena dia tahu seperti apa hinaan serta cacian yang akan diterimanya setelah mereka tahu seperti apa Kondisi putranya.

Miranda terkekeh. Ia melangkah mendekat dan berdiri terlalu dekat dengan Amora.

“Aku tahu anakmu dirawat di si
이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요
잠긴 챕터
댓글 (1)
goodnovel comment avatar
Aisha
Lawan aza Amora orang seperti itu d diamin tambah jadi...Randi juga sudah makan apa gk bersuara...Astaghfirullah...mak mantu anak sama aza kelakuan...
댓글 모두 보기

최신 챕터

  • Transaksi Hati Ibu Pengganti Anak Presdir   Bab 74. Rasa Sunyi

    Zolin menyeka sudut bibir Alvaro dengan tisu. “Daddy, jangan diem terus dong. Aku ngomong panjang lebar, Daddy malah ngelamun.”Tiba-tiba, Alvaro mengangkat tangannya yang masih lemah, menyentuh kepala Zolin. Ia mengusap lembut rambut anaknya, membuat Zolin terpaku.Lalu, dengan suara pelan namun tegas, pria itu akhirnya berbicara.“Terima kasih, Zolin.”Gadis kecil itu membelalakkan mata. “Daddy ngomong.”Alvaro mengangguk pelan. Suaranya terdengar berat, seperti sedang menahan sesuatu yang lama mengendap di dalam dada.“Maafkan Daddy, Daddy sudah membuat kamu sendirian selama ini.”Zolin memeluk tangan Alvaro, memeluknya erat. “Aku nggak pernah marah kok, Daddy. Aku tahu Daddy sakit. Tapi sekarang Daddy sudah bangun dan aku senang banget.”Senyum kecil menghiasi wajah Alvaro. Tapi matanya berkaca-kaca.“Daddy janji, mulai sekarang Daddy akan selalu temani Zolin.”“Bener ya?” bisik Zolin, seolah takut berharap terlalu banyak.Alvaro mengangguk, lalu menarik Zolin ke dalam pelukanny

  • Transaksi Hati Ibu Pengganti Anak Presdir   Bab 73. Suara Kecil yang Menyembuhkan

    Bisa melihat mata hari pagi dan menatap wajah cantik Putri kecilnya, seakan menjadi mimpi untuk Alvaro. Wajahnya masih terlihat letih, namun warna kehidupan perlahan kembali ke kulitnya. Pucat itu sudah mulai memudar, dan bibir yang dulu tak sanggup berkata pun kini melengkung tipis menyambut suara yang paling dirindukannya.“Daddy, buka mulut ya… aaa…,” ucap Zolin, gadis kecil yang duduk di samping tempat tidur dengan bando kelinci di atas rambutnya. "Apalagi boleh, Daddy makan sebentar lagi?" Alvaro berkata sambil menatap wajah cantik Zolin.Dengan cepat Zolin menggelengkan kepalanya. "No Daddy. Daddy harus makan sekarang juga." Tangannya yang mungil menyuapkan sesendok bubur ke mulut Alvaro dengan hati-hati, seolah ia sedang mengurus boneka kesayangannya yang sedang sakit.Alvaro menurut, membuka mulut dan mengunyah perlahan. Meski makannya pelan dan belum banyak, namun ia tidak berani menolak. Pria bukan karena lapar, melainkan karena ia takut dengan Putri mungilnya. Jika Zolin

  • Transaksi Hati Ibu Pengganti Anak Presdir   Bab 71. Pergi

    Randy masih terduduk di kursi laboratorium. Tubuhnya gemetar. Matanya kosong, tapi dadanya sesak, seperti ada beban seribu kilo yang menghimpit.Ia memejamkan mata. Dalam pikirannya terputar ulang semua kata-kata yang pernah ia ucapkan. Dadanya terasa sangat sakit, ketika mengingat Dewi, yang memukul Amora, beberapa bulan yang lalu. Padahal Amora hanya berniat untuk mengambil barang-barang miliknya. “Aku monster,” bisiknya lirih.Perawat sudah meninggalkannya. Dokter Wahyu pun kembali ke ruangannya tanpa berkata sepatah kata pun. Randy dibiarkan sendiri, tenggelam dalam kubangan penyesalan.Namun, saat ia membuka matanya, napasnya berubah. Masih berat, tapi kini ada arah.Ia meraih ponselnya. Jemarinya bergerak cepat mencari nama Amora di daftar kontak. Tidak aktif. Ia mencoba nomor-nomor lama. Semua tak bisa dihubungi.Ia menghubungi rumah sakit tempat anaknya lahir. Operator hanya berkata bahwa pasien, sudah keluar sejak beberapa bulan lalu, tanpa memberi alamat jelas.“Tidak, jan

  • Transaksi Hati Ibu Pengganti Anak Presdir   Bab 71. Terlalu Lambat

    Randy duduk di kursi panjang lobi rumah sakit, matanya kosong menatap lantai.Adit baru saja pergi meninggalkannya setelah memberikan semua dokumen, dan juga kebenaran terakhir yang menghantam jiwanya tanpa ampun.Sebuah map cokelat masih ada di pangkuannya. Di dalamnya, hasil tes DNA resmi, catatan medis, dan salinan panggilan telepon dari rumah sakit.Tangannya gemetar saat membuka halaman demi halaman.Di kertas laporan itu tertulis jelas, tanggal, bulan serta tahun.Kondisi: Amora dalam keadaan kritis, pendarahan pasca kehamilan. Bayi berisiko kehilangan nyawa jika tidak segera dilakukan tindakan operasi caesar.Nama "Randy Sanjaya" tertulis di bagian "kontak darurat pertama. Suami pasien.Tidak merespons (4x), menolak panggilan (1x). Menjawab panggilan, dan mengatakan tidak perduli. Dewi Lestari, kontak darurat ke dua. Dihubungi sebanyak 3X”Randy mencengkeram rambutnya sendiri.Tubuhnya terbungkuk.“Apa yang sudah aku lakukan? Mengapa aku bisa sebodoh ini?” Randy memaki dirinya

  • Transaksi Hati Ibu Pengganti Anak Presdir   Bab 70. Saat Cahaya Itu Kembali

    Yurika melangkah masuk ke ruang perawatan dengan hati yang sedikit lebih ringan.Amora sudah dipindahkan dari ICU ke kamar rawat inap, sebuah pertanda baik bahwa kondisi wanita itu mulai membaik.Wajah Yurika lelah, tubuhnya letih.Namun rasa penat itu seketika sirna saat melihat Amora yang kini terbaring tenang di ranjang putih bersih, dengan selimut yang menyelimuti tubuhnya.Ia mendekat pelan.Duduk di tepi ranjang dan menggenggam tangan Amora yang masih dingin.Wanita muda itu tertidur pulas di bawah pengaruh obat penenang yang diberikan oleh tim dokter.Setelah siuman dari koma, Amora memang langsung disuntik penenang ringan.Dokter Bram khawatir tekanan darahnya melonjak bila Amora langsung menerima kabar yang mengejutkan, terutama soal kondisi Emran.Yurika menatap wajah pucat itu, lalu membisik pelan…“Amora, Emran selamat, Nak. Dia bertahan. Dokter mengatakan semangat hidupnya sangat tinggi. Dia memilih untuk tetap berjuang, demi kamu.”Air mata jatuh perlahan ke punggung tan

  • Transaksi Hati Ibu Pengganti Anak Presdir   Bab 69. Pertaruhan Nyawa di Ruang Operasi

    Pukul 16.00 tepat, lampu merah di atas ruang operasi menyala. Seluruh area disterilkan. Tidak ada suara lain kecuali langkah kaki para dokter dan denting alat medis. Emran, bayi berusia 67 hari, terbaring di meja operasi.dibaringkan dengan sangat hati-hati, seolah tubuhnya terbuat dari kaca. Tubuhnya mungil, wajahnya pucat. Monitor merekam detak jantungnya yang pelan dan tidak stabil. Lubang selebar 16 milimeter di bilik jantungnya telah membawa bayi ini berada di ambang hidup dan mati. Namun hari ini, perjuangan dilakukan dengan kekuatan penuh. Empat tim dokter dari tiga negara telah bersiap. Profesor Johns Crawford, ahli bedah jantung pediatrik dari Johns Hopkins Hospital, Amerika, dikenal karena kepiawaiannya menangani bayi dengan kelainan jantung ekstrem. Profesor Steven Jian, spesialis jantung anak dari SingHealth, Singapura, yang membawa serta teknologi pemantauan sirkulasi darah termutakhir. Profesor Irawan Mahendra, ahli bedah jantung senior dari Rumah Sakit Nasiona

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status