The Thorned Kingdom

The Thorned Kingdom

Ini adalah 《Georgia》 fanfiction

last updateTerakhir Diperbarui : 2025-06-07
Oleh:  sweetwaterr_On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Belum ada penilaian
18Bab
14Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Kerajaan Blackthorn adalah negeri yang luas dan penuh kontradiksi-kota pelabuhan yang sibuk, kawasan industri yang berkembang pesat, serta pemukiman kumuh yang dikuasai oleh dunia kriminal. Kejahatan tumbuh subur di distrik-distrik miskin, sementara pemerintahan yang korup hanya memperparah ketimpangan sosial. Elena Everleigh tiba di kota ini dengan harapan menemukan pekerjaan yang layak, namun malah terjebak dalam kerasnya kehidupan jalanan. Suatu malam, ia menemukan sekelompok pria tergeletak tak sadarkan diri di gang sempit, tubuh mereka berlumuran darah. Saat hendak menolong, ia justru berhadapan dengan seorang pria misterius yang melarikan diri setelah menyerangnya. Keadaan semakin buruk ketika Jay Ravenscar, Duke dari Duchy of Greyhurst sekaligus pahlawan perang yang disegani, muncul dan menuduhnya sebagai pelaku. Meskipun Sera bersikeras bahwa ia tidak bersalah, Jay tidak mudah percaya. Dalam sekejap, ia ditangkap oleh pasukan Greyhurst. Kejadian itu membuat hidupnya sangat berubah. cover background by pinterest

Lihat lebih banyak

Bab 1

Prolog

Kingdom of Blackthorn—sebuah kerajaan luas yang terbagi ke dalam berbagai distrik. Kota-kota pelabuhan yang sibuk, kawasan industri yang berkembang pesat, serta pemukiman kumuh yang penuh sesak dengan penduduk. Perdagangan dan industri maju dengan pesat, tetapi ketimpangan sosial yang mencolok menciptakan jurang besar antara kaum kaya dan miskin.

Di distrik-distrik miskin, kejahatan terorganisir tumbuh subur. Gang-gang kriminal menguasai jalanan, memperdagangkan barang selundupan dan obat-obatan terlarang. Gilda pencuri dan pemerasan menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Bahkan, lambang kerajaan ini—tiga duri hitam yang membentuk perisai—melambangkan bagaimana kejahatan berakar kuat di tanah ini.

Pemerintahan lemah. Pejabat-pejabat yang korup hanya peduli pada kantong mereka sendiri, memberi ruang bagi dunia bawah untuk berkembang tanpa kendali.

Elena Everleigh melangkah keluar dari sebuah bar dengan langkah santai, meski pikirannya jauh dari kata tenang. Angin malam menusuk kulitnya, sementara jalanan sempit yang dilewatinya hanya diterangi beberapa lampu redup yang kelap-kelip.

Ia menghela napas panjang, menyibakkan rambut panjangnya yang sedikit berantakan.

"Kenapa aku bisa berakhir di kota ini?" gerutunya dalam hati.

Seminggu lalu, ia tiba di sini dengan harapan menemukan pekerjaan yang layak. Namun, kota ini tidak ramah bagi orang sepertinya. Banyak penipuan. Banyak orang mencoba memanfaatkan pendatang baru sepertinya. Jika saja ia tidak meninggalkan pekerjaannya yang lama, mungkin hidupnya akan jauh lebih baik daripada ini.

Saat melewati gang sempit, suara pukulan yang menggema menarik perhatiannya. Nalurinya langsung waspada. Dengan hati-hati, ia melangkah mendekati sumber suara itu, menyelinap di antara bayangan bangunan tua.

Matanya membelalak ketika melihat beberapa orang tergeletak tak sadarkan diri, tubuh mereka berlumuran darah. Tapi yang lebih mengejutkan adalah sosok pria yang masih berdiri, memukuli seseorang yang tampaknya masih sadar.

Tanpa berpikir panjang, Elena berteriak, "Hei! Apa yang kau lakukan?!"

Pria itu menoleh, tatapannya tajam dan penuh amarah. Ia melepaskan orang yang dipukulnya—korban itu jatuh ke tanah dan langsung pingsan.

Tanpa peringatan, pria itu melesat ke arahnya, melayangkan tinju.

Refleks Elena bekerja cepat. Ia menangkap pergelangan tangan pria itu dan membantingnya ke tanah dengan gerakan cekatan.

"Hah, dasar lemah," gumamnya, mengibaskan tangan seolah itu hal sepele.

Namun, pria itu ternyata lebih licik dari yang ia kira. Dalam sekejap, ia menginjak kaki Elena dengan keras.

"Ugh!" Elena mengerang kesakitan dan tanpa bisa mencegahnya, pria itu segera melarikan diri ke dalam kegelapan.

"Sial, dia kabur," desisnya.

Ia menghela napas, lalu mengalihkan pandangannya ke korban-korban yang tergeletak. Rasa ibanya muncul.

Dengan langkah pelan, ia mendekati tubuh yang tergeletak satu per satu. Beberapa benar-benar tidak sadarkan diri, tubuh mereka penuh luka.

"Kasihan..." pikirnya.

Saat ia berjongkok untuk memeriksa korban terakhir—pria yang baru saja pingsan—tiba-tiba ada tangan yang menyentuh bahunya.

Tanpa pikir panjang, Elena meraih tangan itu, bersiap menguncinya seperti yang biasa ia lakukan terhadap lawan-lawannya. Namun, sebelum ia bisa melakukan gerakan sepenuhnya, orang itu lebih cepat. Dalam hitungan detik, tangannya sudah dikunci, membuatnya tak bisa bergerak.

"Ugh!" Elena mengerang dan menoleh, siap menyerang. Namun, tatapannya langsung berubah kaget saat melihat wajah pria yang menahannya.

Jay Ravenscar.

Duke dari Duchy of Greyhurst.

Pahlawan perang yang mengubah kerajaannya menjadi kekuatan besar yang disegani.

Tidak ada satu pun orang di kerajaan ini yang tidak mengenalnya.

Namun, yang jadi pertanyaan—kenapa dia ada di sini?

Tatapan Jay dingin, penuh kewaspadaan. Ia melirik para korban yang tergeletak di sekitar mereka, lalu kembali menatap Elena dengan ekspresi tajam.

"Apa kau yang melakukan ini?" suaranya rendah, tetapi cukup untuk membuat suasana semakin menegangkan.

"Apa?" Elena membelalak. "Tidak! Bukan aku yang melakukannya!" ia buru-buru membela diri.

Jay menyipitkan mata, masih mencengkeram tangannya erat. "Dari gerakanmu yang hampir berhasil mengunci pergerakanku, jelas kau bukan orang biasa. Kau terbiasa bertarung."

Elena terdiam sesaat. Ia tidak bisa menyangkal itu. Dulu, ia memang sering menghajar orang-orang—tapi itu dulu.

"Itu memang benar..." katanya akhirnya. "Tapi bukan aku pelakunya! Orangnya sudah kabur—baru saja."

Jay tidak terlihat terkesan. "Dan kau pikir aku akan percaya begitu saja?"

Elena mendengus frustrasi. "Aku bersumpah, itu bukan aku!"

Suara langkah kaki mendekat. Beberapa prajurit berpakaian khas pasukan Greyhurst muncul di ujung gang.

Elena mulai merasa tidak enak.

Jay melirik bawahannya sejenak sebelum mengeluarkan perintah dingin.

"Bawa dia."

"Tunggu! Aku tidak bersalah!" protes Elena ketika Jay mendorongnya ke arah pasukannya.

Namun, tak ada gunanya. Dalam sekejap, tangannya telah diikat.

Ia menghela napas panjang, mencoba menenangkan diri. Ia harus segera meluruskan semua ini—sebelum terlambat.

.·:¨༺ đť”—𝔬 𝔅𝔢 ℭ𝔬𝔫𝔱𝔦𝔫𝔲𝔢 ༻¨:·.

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
18 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status