"Lepasin gue!!! Lepasin!!" ujar Aruna sambil terus berontak.
"Hahaha. Nikmati saja sayang. Aku bisa bermain lebih enak dari pada Andreas," ujar lelaki itu sambil menyerang Aruna dengan membabi buta. Aruna pun berusaha melepaskan diri. Hingga tak sengaja kuku-kukunya yang panjang mencakar kulit sawo matang lelaki itu.
"Kurang ajar," gerutunya dengan penuh amarah. Lalu lelaki itu pun membanting tubuh Aruna ke atas sofa dengan cukup keras. Dan tanpa menunggu waktu lama ia segera menindih tubuh Aruna. Lelaki itu pun kembali menyerang Aruna. Mulai dari mencium bibir Aruna, meremas belahan dadanya dan berusaha menyibak dress bagian bawah Aruna. 'Andreas. Tolong…. Tolongin gue…. Hiks,' batin Aruna terus menerus. Air mata Aruna pun menetes
Aruna pun berlari dari tempat itu. Namun, tanpa sengaja ua menjatuhkan kalung pemberian Andreas tadi pagi. 'Brengsek. Biadap. Andreas keterlaluan. Bisa-bisanya dia cuma memanfaatkan gue untuk kesenangannya pribadi. Sialan. Dia memang sialan. Denada juga. Tega-teganya dia melakukan ini di belakang gue. Hiks…. Hiks…. Gue benci mereka semua. Gue benci,"' ujar Aruna dalam hati. Ia pun terus menyumpahi Andreas sambil terus berlari sekencang yang ia bisa. Air matanya pun mengalir deras. Seiring langkah kakinya yang dibuat selebar yang ia bisa, agar segera pergi dari tempat ini.Tak lama kemudian Aruna pun sampai di depan mobilnya yang tadi sempat mogok. Tanpa membuang waktu. Aruna pun masuk ke dalam mobil itu, lalu ia segera menghidupkan mesin mobil. Dan dengan ajaib. Mobil pun menyala. Tanpa pikir panjang Aruna pun menekan pedal gas
Sudah satu setengah hari ini Aruna belum sadarkan diri. Matanya masih saja terpejam dengan beberapa bagian tubuh yang tertutup perban. Dia memang tidak memiliki luka dalam yang cukup serius, tapi menurut dokter Aruna sudah mengalami dehidrasi akut dan tenaganya ngedrop."Kenapa bisa begitu, Dok?" tanya Al saat Dokter menjelaskan tentang hal tersebut beberapa saat yang lalu."Saya juga kurang tau pasti. Hanya saja, sepertinya dia baru saja berlari cukup lama. Tapi, dia juga belum minum sama sekali. Jadi, sebagian besar cairan di tubuhnya itu sudah dikeluarkan lewat air keringat dan juga dibakar untuk menghasilkan tenaga. Makanya, sekarang dia sedang dalam proses
"Ini rumah saya, Mbak. Semoga Mbak Asri bisa betah tinggal di rumah saya," ujar Al sambil membukakan pintu rumahnya lebar-lebar.Aruna yang berjalan di belakang Al pun mengikuti gerakan Al untuk masuk ke dalam rumah itu. Ia pun langsung mengedarkan pandangan setelah kakinya melangkah masuk. Rumah ini tak semewah Apartemennya memang, tapi entah kenapa baru masuk saja hatinya merasa adem. 'Apa mungkin karena cat dindingnya yang berwarna putih bersih ya?' batin Aruna bingung. Ia pun terus melangkahkan kakinya sambil menatap keindahan tata ruangan ini yang benar-benar menakjubkan. Mulai dari hiasan bergambar ka'bah dan tulisan kaligrafi, rak buku kekinian yang menjadi pembatas dengan ruangan lain serta penataan sofa berwarna abu-abu yang terlihat sangat kontras dengan warna dinding rumah itu. Mulai hari ini Aruna sudah resmi menjadi ART di rumah Al. Makanya pagi-pagi sekali ia sudah bangun. Walaupun ia bingung harus ngapain dulu. Maklumlah, dulu awal datang ke Jakarta dia baru saja lulus SMA. Jadi, dia benar-benar tidak punya pengalaman tentang hal ini."Aduh. Apa yang harus gue lakuin dulu ya," gumam Aruna bingung. Ia pun mengacak rambutnya sendiri dengan harapan akan datang sebuah ide brilian. Namun, sudah beberapa saat berpikir ia tetap saja tidak bisa melakukan apa-apa. Ia justru merasa haus sekali sekarang.Aruna pun berjalan mendekati sebuah lemari es di sudut ruangan, lalu ia segera membukanya tanpa basa-basi. Aruna pun tak menemukan apa-apa di dalam sana. Kecuali sebuah teko kaca bening yang tidak ada isinya samaKisah Cinta Pembantu Sexy Bab. 24 Masak Bareng