Share

Sheila Murka

Penciuman wartawan memang tajam, mereka ternyata tau kalau Manthis akan ke Bali, ketika Manthis yang kala itu mengenakan pakaian casual, dengan topi dan kacamata hitam, plus masker di wajah dan mau masuk pintu keberangkatan, dia langsung di cegat puluhan wartawan.  

“Bang berhenti bentarrr bang…wawancara dulu bang?” kata puluhan wartawan. Manthis terus berjalan dan hanya bilang no comment.

Langkah Manthis malah terhenti, karena para penumpang sedang antre masuk ke ruang keberangkatan. Sehingga mau tak mau Manthis terpaksa ikut antre dan akibatnya dia terpaksa meladeni wawancara, ratusan orang pun ikut melihat dan malah banyak yang ikutan merekam wawancara Manthis itu.

“Bang gimana komentarnya terkait beredarnya video panas yang di duga pemerannya adalah abang?”

“Tanyakan dengan pengacara saya saja!” sahut Manthis kalem.

“Bang, artis Hana Desyata kemarin saat wawancara bilang dia memang punya hubungan special dengan abang…tapi masih bersikukuh tak mengakui kalau dia adalah pemerannya?” desak wartawan lagi.

“Soal itu…kami hanya pernah dekat!”

“Kapan bubarnya bang?”

“No comment!” wajah Manthis datar-datar saja, walaupun hatinya terasa sangat tak enak, apalagi saat melihat pandangan para penumpang yang kini menatap dia yang di kelilingi puluhan wartawan.

“Bang benarkan abang juga punya affair dengan penyanyi Vena?” para wartawan kembali mengajukan pertanyaan-pertanyaan menohok.

“Dia…hanya teman duet…hanya itu!”

“Kabarnya abang juga dekat Supermodel bernama Gerald Amaline, bahkan dia juga menyimpan video mesra dengan Abang, malah bocor juga ke publik, benarkah gossip itu?” Manthis langsung terdiam mendengar itu, darimana lagi mereka tahu pikirnya, setahu Manthis, dia memang pernah berkencan dengan model bernama Gerald itu.

Ceritanya, baru-baru ini ada sebuah pagelaran show dan Manthis tampil sebagai bintang tamu untuk di daulat bernyanyi di sana. Dia kemudian berkenalan dengan gadis jangkung blasteran Jerman itu, yang saat itu tampil sebagai salah satu modelnya, setelah ngobrol akrab hingga nge-wine bersama di sebuah kafe, mereka lalu terlibat cinta satu malam di sebuah hotel bintang 5, tapi sejak saat itu tak berlanjut lagi.

“Gilaaa…kok bisa ada lagi gossip video panas dengan si Gerald, jangan-jangan aku sengaja di jebak ini,” batin Manthis mulai sangat jengkel.

Manthis akhirnya tak menggubris pertanyaan-pertanyaan para wartawan, dia langsung bergegas masuk ke ruang keberangkatan, dan dia hampir saja terlambat, untung Nadu cepat-cepat menariknya ke dalam.

Begitu Manthis duduk di kursi VIP Garuda Indonesia, 3 pramugari cantik langsung kenal dengannya, saat dia melepas kacamata hitam dan maskernya.

Mereka saling berbisik-bisik saat melihat wajah Manthis yang tampan dan manis tersebut, Manthis yang melihat tiga pramugari seakan meledeknya, hanya menghela nafas panjang, tanda kesal.

Manthis tentu saja tak pernah menduga, ketiga pramugari cantik ini sejak tadi memandang pahanya, lalu tertawa cekikikan yang di tahan-tahan.

Agaknya, ketiganya ini sudah melihat video mesum antara dirinya dengan Vena dan juga Hana yang benar-benar bikin heboh se Indonesia, sehingga kini seakan penasaran dengan Manthis yang berada di dalam pesawat mereka tujuan Denpasar, Bali.

“Apes dahh gueee…!” dengus Manthis tanpa sadar.

Tak lama kemudian pesawat pun take off, setelah 10 menitan dan sabuk di lepas, seorang pramugari mendekatinya dan menawarkan minuman serta makanan ringan.

“Air mineral saja, letakan saja yaa, saya mo istirahat!” kata Manthis lalu memasang kacamata hitamnya dan mencoba tidur. Si pramugari ini sempat-sempatnya melirik ke paha Manthis, melihat ulah pramugari ini, iseng Manthis menowel lengan si pramugari.

“Kenapa matanya ngelirik ke sana, nanti di Bali temuin aku di Hotel Barbados, silahkan kamu liat sepuasnya, daripada nonton video itu!” kata Manthis cuek, si pramugari langsung berlalu dengan malu-malu.

Nadu yang berada di sebelah Manthis hanya tertawa kecil. “Hati-hati lohh, jangan-jangan dia benaran nekat nemui kamu di hotel itu nanti, tambah ruwet ni urusan!” kata Nadu.

“Kamu yang bereskan…!” sahut Manthis dengan wajah tak mau tahu. Nadu makin tertawa dan dia kemudian mencoba tidur, karena perjalanan dari Jakarta-Bali di tempuh hampir dua jam.

Manthis memanfaatkan liburan di Bali, ia benar-benar untuk beristirahat saja, smartphone pun yang pegang Nadu, Manthis juga malas melihat-lihat tayangan TV, apalagi yang berbau infotaiment.

Manthis juga menolak undangan tampil di mana-mana, dia ingin menenangkan diri di Pulau Dewata ini, dia memanfaatkan waktu santainya ini dengan makin rajin ngegym, sehingga tubuhnya makin kekar saja.

Tiga hari berada di Hotel Barbados, sebuah hotel bintang 5, Manthis yang saat itu baru saja habis berolahraga gym, kaget saat pintu kamarnya ada yang mengetuk. Manthis yang saat itu berpikir paling Nadu yang mengetuk, karena selama ini dia sengaja memilih hotel bintang 5 ini, dengan tujuan tak ingin di ganggu siapapun. Tak ada yang tahu nomor kamarnya, Ia langsung saja membuka pintu kamar dan Manthis sangat terperanjat, karena yang berdiri di depan pintu adalah…Sheila.

“Sheila…kamu…darimana!” ucapan Manthis langsung terpotong, sebab tiba-tiba saja “plak-plakk!’ pipinya kena tampar dua kali oleh Sheila.

Lalu wanita karir yang saat itu masih memakai baju kerja masuk dan membanting pintu kamar hotel, kemudian duduk di kursi tamu di kamar itu sambil menyilangkan kaki jenjangnya yang mulus tersebut, dengan heel setinggi 10 centimeteran.

Manthis yang masih dua kali kaget dan kaget yang kedua tadi kena tampar di pipi, hanya mengikuti dari belakang dan kini duduk di kursi berhadapan dengan Sheila, sambil mengelus-elus pipinya yang terasa perih akibat tamparan wanita cantik ini.

“Bagusss yaaa…selingkuh sana sini…video mesum beredar ke mana-mana, hingga seluruh Indonesia tahu dan kini orang rame-rame menghujat kamu. Begini yaa ternyata kelakuan kamu semenjak rehat denganku!” cetus Sheila dengan nada marah.

Manthis yang hampir 8 bulan tak bertemu kekasihnya ini hanya diam seribu bahasa, dia benar-benar tak menyangka Sheila tahu di mana dia nginap malah tahu nomor kamarnya.

Tentu saja Manthis tak pernah menduga, Hotel Barbados merupakan salah satu hotel milik Heru Pangesto, papinya Sheila.

Sehingga saat melihat tayangan infotaiment yang siang malam menyiarkan berita video panasnya, Sheila akhirnya tahu kalau kekasihnya ini sedang berada di Bali dan menginap di salah satu hotelnya.

Sheila hanya menelpon manajer hotelnya, tak perlu waktu lama dia sudah tahu di kamar mana Manthis menginap. 

“Kan bukan salah aku, kenapa juga kamu ngilang lama!” kata Manthis pura-pura polos. Sheila langsung mengambil asbak dan mengangkat tinggi-tinggi. Manthis tentu saja kelabakan, dia langsung berlari dan sembunyi di balik kursi.

Antara marah dan ingin tertawa Sheila melihat kelakuan kekasihnya ini.

“Udah-udahhh sayangg…a-aku ngaku salah…tapi kamu juga jangan segitunya, kamu kan juga selingkuh dengan seorang bule!” kagetlah Sheila darimana Manthis tau kalau dia pernah selingkuh dengan seorang bule.

“Darimana kamu tahu?” cetus Sheila dan dia meletakan asbak kaca lalu, mengambil rokok dari dalam tasnya dan kini merokok untuk meredakan kekagetannya.

“Ga perlu di buka, yang jelas kita sama-sama selingkuh, skor kita sekarang sama!” Manthis lega dan kini dia duduk kembali ke kursinya.

“Enak saja, kamu selingkuh dengan 3 wanita sekaligus, aku cuman sama si bule itu saja!” sungut Sheila.

Pengakuan Sheila ini sudah membuktikan kalau wanita ini tak akan cocok dijadikan istri, batin Manthis, sambil ikutan merokok dan diapun nge-wine bareng mantan kekasihnya ini.

Sheila terus marah-marah dengan Manthis, sehingga pemuda ini masa bodoh saja, dia dengarin saja kemarahan Sheila, sambil terus nge-wine dengan cuek.

“Anjing menggonggong kafilah berlalu, paling dia cape sendiri,” kata Manthis dalam hati.

Benar kata Manthis, Sheila akhirnya cape sendiri dan dia kemudian memanggil message ke kamar, karena ingin istirahat.

“Awass kamu kalau jalan keluar kamar, tungguin di sini!” ceplos Sheila.

“Lho kamu kan mau message, aku mending keluar dulu jalan-jalan!” kata Manthis.

“Pokoknya kamu di sini saja, jangan kemana-mana!” Manthis akhirnya mengalah, Sheila memang beda, kemauannya tak bisa dibantah. Sebagai anak orang kaya raya di Bali, Sheila sangat di manja kedua orang tuanya dan terbawa sampai dia dewasa.

Manthis sampai ketiduran di kursi menunggu Sheila selesai di message oleh seorang tenaga therapy wanita. Setelah 1,5 jam, si therapy itu pun permisi setelah di beri tips 1,5 juta oleh Sheila, ternyata si therapy ini langganannya di hotel ini.   

Sheila pun menemani Manthis selama di hotel ini, mereka kembali mesra di tengah masalah berat yang sedang di hadapi Manthis.

Sheila yang sempat dekat dengan seorang bule tampan di Bali, akhirnya mengakui dalam hati, tak bisa lepas dari kekasihnya ini, setelah hampir 2,5 tahun menjalin kasih yang sering putus nyambung. Walaupun dia kesal dan marah bukan main dengan kelakuan Manthis, tapi rasa cintanya mengalahkan kemangkelan hatinya itu.

“Si bule itu ga enak, ga romantis dan tenaganya lembek, ga kayak kamu yang bak kerbau lagi ngamuk!” kata Sheila blak-blakan saat Manthis tanya kenapa hubungan Sheila dan si bule kandas,

Manthis hanya tertawa lepas mendengar pengakuan Sheila itu.

Setelah hampir dua minggu di Bali, Amang akhirnya menelpon meminta Manthis segera ke Jakarta, karena ada panggilan dari Bareskrim Polri, terkait beredarnya video mesum tersebut.

“Apakah aku tersangka Mang!” kata Manthis dengan hati tak enak.

“Belum, kamu masih berstatus saksi, kita kooporatif saja, tak perlu kamu kabur atau tidak datang ke Bareskrim, nanti malah repot sendiri!” kata Amang lagi, sehingga Manthis pun mengiyakan dan janji besok akan kembali ke Jakarta.

Mengetahui kekasihnya akan kembali ke Jakarta dan di panggil Barekrim Polri, malamnya Sheila dan Manthis bercinta habis-habisan, seakan-akan mereka tak bakal bertemu lagi.

Untung saja kamar hotel ini kedap suara, sehingga tak kedengaran sampai keluar, karena Sheila selalu heboh kalau sudah bercinta.

Sheila kadang bercanda, size Manthis yang mirip orang kulit hitam membuatnya sulit move on dari penyanyi idola remaja ini.

“Kamu makan apa sihh waktu kecil bisa begitu?” Sheila menatap wajah kekasihnya ini keheranan.

“Makan nasi, lauknya ikan asin dan kalau lagi punya duit, beli telor sama daging!” kata Manthis apa adanya.

“Eh bohong banget sihhh, mana ada makan gituan size kamu sampai segitunya!” sungut Sheila.

“Benar Sheila, aku ga bo’ong, kamu kan tahu, aku dan ibuku bukan berasal dari keluarga berada, kami miskin sejak mendiang ayahku meninggal di Belanda!”

“Hmmmm paling kamu turunan ayahmu yang bule itu, tau sendiri kan bule di atas rata-rata orang lokal!”

“Huhhhh mentang-mentang sudah bersama bule, trus bilang punya bule lebih gede!” Manthis pun mendorong tubuh Sheila, yang tertawa cekikikan melihat Manthis mangkel dan kini sedang ke toilet untuk membersihkan diri. Menjelang tengah malam, barulah mereka istirahat, itupun setelah Sheila mengeluh perih saat buang air. “Gila kamu tu, aku di hajar siang malam!” ceplos Sheila.

Besok siangnya, Manthis langsung ke bandara Ngurah Rai dan terbang dengan Garuda Indonesia lagi menuju Bandara Soetta, Jakarta.

*****

Sampai di rumahnya, ternyata sudah menunggu Ben dan John, ternyata dua sohibnya di The Stollen’s ini sangat penasaran dengan kasus yang menimpa Manthis.

“Gimana ceritanya bro, hingga bisa geger begini…mana bulan depan kita sudah mau masuk dapur rekaman lagi, untuk album ke III!” kata John sambil menghisap rokoknya dalam-dalam, tanda ikutan pusing dengan masalah yang menimpa Manthis ini, Ben pun sama, dia kini menatap wajah Manthis yang terlihat seperti kelelahan setelah datang dari Bali.

“Ku akui, ini semua kesalahanku…!” dan meluncurlan kisah kenapa Manthis sampai terjebak dalam masalah yang sangat memalukan ini.

“Jujur aku curiga, ini jangan-jangan di sengaja si lekong Jeje, tujuannya untuk menaikan popularitas artis-artisnya. Ku dengar manajer satu ini baru-baru ini juga bermasalah dengan 3 artis pendatang baru, soal honor yang kabarnya tak di bayarnya!” sela Ben.

“Iya aku berpikir sama, agaknya bohong saja Vena kehilangan smartphone, lalu si Hana bilang hapenya di perbaiki di sebuah gerai hape dan diam-diam video-videonya di copy paste. Ini agaknya ada unsur kesengajaan…tapi kita kan bukan ahli hukum…!” sahut Manthis.

“Loe merasa ga, saat bercinta dengan Vena dan Hana serta baru-baru ini supermodel si Gerald, diam-diam mereka bertingkah aneh, misalnya sengaja menaruh alat untuk merekam adegan-adegan saat kalian bercinta?” tanya Ben sambil menatap Manthis.

“Itu yang aku lupa…!” jawab Manthis pelan. Ben dan John akhirnya hanya bisa menarik nafas panjang.

“Yang kukhawatirkan kemurkaan Ray, kalau nanti elo di vonis bersalah oleh polisi dan pengadilan, dia pasti akan memecat kamu sebagai vocalis!” ucap John.

“Iyahh…hancur group kita kalau kamu keluar dari The Stollen’s, elo dan Ray kan roh group kita,” sambung Ben.

Kini ketiganya hanya bisa terdiam, Ben dan John tidak menyalahkan Manthis, karena nasi sudah jadi bubur. Justru mereka khawatir dengan masa depan group mereka ini. Selama hampir 6 tahunan ini, group mereka telah merajai semua group music yang ada di Indonesia, boleh dibilang saat ini, The Stollen’s menempati posisi sebagai super group nomor 1 di Indonesia, dua album mereka meledak luar biasa saat di lempar ke pasaran.

Bahkan rencananya bulan depan mereka kembali akan masuk studio rekaman kembali, untuk persiapan album ke III.

Dengan adanya masalah yang menimpa Manthis, otomatis album ke III mereka terancam gagal di lanjutkan. Termasuk rencana tour ke 50 kota, setelah album ke III selesai di garap dan launching ke penggemar mereka, yang sudah lama menantikan kehadiran album baru band fenomenal ini.

*****

BERSAMBUNG

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status